Part 1 (Disebuah Ruang Perundingan)

1.3K 78 7
                                    

Malam itu keluarga Jeon tengah berunding disebuah ruang tamu.Mereka terdiri dari Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Appa Jeon dan Noona Hana.Mereka tengah merundingkan tentang keberangkatan orang tua mereka untuk bekerja keluar negeri.

Terlihat jelas raut wajah Kakak beradik itu, mereka sangat tidak ingin ditinggalkan oleh kedua orang tua yang sudah merawat mereka dengan penuh kasih sayang.Meski usia mereka sudah cukup dewasa dan tidak perlu dicemaskan oleh kedua orang tuanya.

"Appa..Eomma..Aku mohon..Jangan tinggalkan kami.."Pinta Jungkook dengan menggenggam tangan kedua orang tuanya,sambari berurai air mata. Taehyung melihat saat Jungkook memohon itu, sebuah tatapan tajam ia berikan kepada Jungkook.

Tiba tiba rasa benci tumbuh didalam hati Taehyung, mengingat saat Jungkook selalu menadapat kasih sayang lebih dari Appa dan Eommanya.Bisa disebut Jungkook itu anak kesayangan.Ia tidak suka,meski sama sama dewasa tapi tidak diperlakukan adil.

Eomma Jungkook menunduk dengan raut wajah sedih,melihat anak kesayangannya itu memohon dengan sangat tulus." Nak, kau sudah besar. Kami tidak perlu mencemaskanmu lagi, kamu bisa menjaga diri dengan baik bukan?"Ujar Eomma dengan mengelus surai hitam Jungkook.

Jungkook langsung menatap mata Eommanya, ia tersenyum. Eomma benar.

"Yha Jungkook, lagi pula kau memiliki kakak.Taehyung akan menjagamu jika kau takut..." Sahut Appa Jeon dengan senyum menatap Taehyung.

Cesss
Hati Taehyung membeku seketika, saat Appanya memasrahkan Jungkook kepada dirinya.Tangannya sudah mengepal dengan rasa kebenciannya.

Jungkook lalu menatap Taehyung dengan tatapan iba.Hatinya sangat tidak yakin,jika Taehyung akan melakukan amanah Appanya.Selama ini, Taehyung banyak berperilaku jahat padanya.

Settt

Kedua orang tua mereka langsung memeluk Jungkook dengan erat lalu memeluk Taehyung.

"Eomma dan Appa hati hati, jika sudah sampai disana jangan lupa mengabariku.Aku akan selalu merindukan kalian berdua." Ucap Jungkook sambari mengusap air matanya.

"Kami tidak tahu sampai kapan kami akan pergi.Jaga dirimu baik baik." Ucap Appa dengan mengelus kedua lengan Jungkook. Tak kan mereka biarkan kesedihan itu menghambat perpisahan mereka.Mereka segera menarik dua koper dan membawanya pergi keluar.

Setelah mereka pergi, Jungkook masih terdiam diluar.Taehyung  menatapnya dengan tatapan tajam."Mau sampai kapan kau akan berdiri disitu! Apa kau ingin tidur diluar!"Sahut Taehyung dengan terkekeh dan raut wajah datarnya.

Jungkook menunduk dengan kesedihannya."Maafkan aku hyung.."Lirih Jungkook, ia pun masuk kedalam.

Taehyung terus memandanginya,disetiap memandang Jungkook dimata Taehyung selalu terlukis saat bagaimana ia selalu diperlakukan tidak adil oleh Appa dan Eommanya.

Disebuah kamar mewah berlapis labirin biru dengan gambar gambar aetestik didalamnya.Disanalah Jungkook berada.Ia duduk didepan komputernya.Yha ia hanya duduk bisanya ia bermain game.Namun kesedihannya menyita hobinya.

Ia menunduk melihat kedua tangannya.

Kriuk..kriug...
Bunyi perut yang tengah lapar.Jungkook tidak mengerti tidak biasanya ia lapar pada malam hari,tepatnya pukul 21.00.

Ia beranjak dari tempat duduknya, menuju dapur dengan memegangi perutnya. Saat melintas di ruang tamu,ia menghentikan langkahnya saat melihat Taehyung. Taehyung tengah menonton televisi.Ia tersenyum manis hatinya sedikit percaya jika Taehyung akan melindunginya.Lalu ia berjalan menuju dapur.

Selang beberapa menit, Jungkook kembali dengan sepiring roti selai pisang. Ia tidak kembali ke kamar melainkan menghampiri Taehyung ia ingin menemaninya. Ia duduk dikursi yang tak jauh dari tempat duduk Taehyung, dan bersama menyaksikan tayangan Televisi.

"Sejak kapan kau suka berita eoh! Bukannya kau suka dengan bermain game?" Sahut Taehyung tanpa menatap Jungkook.

You're My Life (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang