24.

7K 542 8
                                    

Malik memantau Naya dari GPS yang ia pasang di ponsel, jam tangan, dan mobil gadis itu. Naya berhenti di sebuah toko ice cream, karena uang sakunya telah cair dan Malik tidak punya hak untuk mengambilnya meski bisa-bisa saja.

Ia melaju menuju tempat tersebut. Naya selalu membeli ice cream ketika mood nya memburuk atau ketika ia sedang sedih.

Malik merasa sangat bersalah padanya.

Naya menggenggamnya erat ketika melihat kehadiran Noah. Sedang genggamannya pada Naya melemah ketika mendengar suara Nadien dari balik telepon.

Iya, sang pemilik suara itu adalah Nadien.

Malik melihat sebuah Tesla putih terparkir rapi. Matanya menjelajahi sekitar mencari keberadaan Naya.

Ia akhirnya masuk ke toko namun tidak mendapati apa yang ia cari.

Malik bertanya kepada sang pegawai dengan menunjukkan foto Naya. Foto beberapa tahun lalu yang sering ia dapati dari Naya sendiri.

"Tadi dia disini sendirian pesan tiga cup ice cream. Tapi setelahnya saya lihat dia langsung keluar. Ada yang bisa dibantu, Tuan?" Ujar sang pegawai menjelaskan.

Malik menggeleng, "no, thanks!"

Ia berjalan menuju mobil Naya. Mungkin saja gadis itu ketiduran di mobil.

Bukannya Naya, yang Malik dapati gadis itu meninggalkan jam tangan dan ponselnya di dalam mobil. Kemana gadis itu pergi?

°°
Naya mematikan ponselnya sebelum ia keluar. Kemudian melepaskan jam tangan bertali coklat dengan inisial MN disana. Siapa lagi yang memberinya kalau bukan Malik.

Ia melepas keduanya di kursi penumpang. Membiarkan GPS nya mengarahkan Malik ke tempat ini. Ia malas bertemu lelaki itu.

Sebenarnya bukan salah Malik, ia saja yang sontak merasa cemburu mendengar suara tidak asing itu.

Kini Naya duduk di dalam kereta tanpa ponsel dan jam tangan. Hanya mengantongi sejumlah uang yang cukup untuknya kabur selama beberapa hari kedepan. Malas sekali pulang rasanya.

Ia menaiki kereta cepat menuju Ankara, Ibu kota Turki. Naya tidak punya tujuan pasti, ia hanya ingin berjalan-jalan menenangkan pikiran.

"Selam," seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik menyapa Naya dan duduk mendekat.

"Selam, Anne!" Naya terkejut ketika melihat ibu Noah berada di sini.

"Nasılsın yaa?" Tanyanya penuh kekhawatiran. Naya tersenyum hormat.

"Ben iyiyim ya Anne," ibu Noah memeluk Naya penuh kasih sayang. Tidak sama sekali menyinggung tentang apa yang terjadi antara Naya dan anaknya.

Keduanya larut dalam cerita setelah cukup lama tak berjumpa, hingga tidak sadar perjalanan panjang telah sampai pada pemberhentiannya.

°°

Jika Naya sedang sibuk mencari hotel murah untuk di tempatinya, Malik sendiri sedang sibuk mengarahkan seluruh bawahan dan bodyguard yang selalu ia tugaskan untuk memantau Naya dimanapun ia berada. Namun kali ini mereka kecolongan karena Naya pergi tanpa aba-aba.

Semuanya ia kerahkan untuk pergi mencari Naya. Satu-persatu ia hubungi partner kerjanya yang tersebar luas di setiap kota di Turki untuk di mintai bantuan. Malik sangat panik.

Jika ada sesuatu yang buruk menimpa Naya, maka ia tidak akan pernah memaafkan dirinya yang lalai. Dan ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah mengangkat panggilan dari Nadien, lagi.

Melepas salah satunya atau kehilangan keduanya.

Ia mondar-mandir di dalam apartemen menunggu kabar terbaru tentang Naya. Sesekali melirik ke arah ponsel gadis itu. Semakin resah ketika melihat fotonya dijadikan wallpaper oleh Naya. Malik merutuki kebodohannya. Sudah tahu Naya sedang dalam masa sensitif, tapi masih tidak sadar juga untuk memperhatikan sikapnya.

Malik pula resah mengingat gadis itu sudah pergi cukup lama ketika sedang kedatangan tamu bulanannya namun tidak membawa persediaan apapun.

"Where are you, Nay..." Gumamnya gelisah.

.
.

Selam = Hai/Halo
Nasılsın = Apa kabar
Ben iyiyim = Saya baik-baik saja
Anne = Ibu

CHANGED [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang