Kasus kematian Yogi Finanda akhirnya menemukan titik terang, di mana pelakunya adalah Jimmy dan Alan.
Itulah yang dikemukakan oleh pihak kepolisian siang ini dihadapan Media.
Jimmy dan Alan yang memiliki dendam pribadi pada Freddy sengaja memanipulasi keadaan sehingga polisi nantinya akan mencurigai Freddy atas dalang dari pembunuhan keji tersebut.
Kedua lelaki itu kini mendekam di sel tahanan setelah mendapat vonis hukuman sesuai pasal 339 KUHP dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atas kasus pembunuhan terencana.
Hari itu, Reno dan Gaby baru saja mendatangi lapas untuk mendengar kesaksian langsung dari Jimmy dan Alan.
Sayangnya kedatangan mereka sia-sia.
Pihak polisi tidak mengizinkan mereka untuk bertemu dengan Jimmy dan Alan karena alasan kedua lelaki itu sedang dalam keadaan tidak sehat.
Reno dan Gaby akhirnya pergi meninggalkan lapas dengan memendam kecewa.
"Aku yakin ada yang tidak beres dengan kasus Yogi! Bisa jadi, Jimmy dan Alan hanya dijadikan kambing hitam dalam kasus ini untuk menyembunyikan siapa pelaku sebenarnya!" ucap Reno di dalam mobil.
"Kita cuma bisa berspekulasi sendiri selama Mirella belum ditemukan," balas Gaby yang duduk di samping Reno. "Karena aku yakin Mirella tahu siapa pelaku sebenarnya," Gaby menatap ke arah Reno.
Reno mengangguk.
Gaby sudah menceritakan pada Reno bahwa dirinya dan Gibran sempat mencari Mirella ke Bandung namun usaha mereka sama sekali tak membuahkan hasil apapun.
Kini, mereka hanya mampu menunggu keajaiban supaya Mirella lekas ditemukan demi mempermudah proses penyelidikan atas kasus pembunuhan Yogi.
"Baiklah, ini sudah hampir jam dua belas siang, kebetulan aku sedang tidak ada pekerjaan di kantor. Kamu belum makan siangkan? Kita makan siang sama-sama ya?" ajak Reno setelah lelaki itu melirik jam di tangan kanannya.
Gaby mengangguk mengiyakan.
Siang itu Reno mengajak Gaby mampir di sebuah restauran Sunda yang sudah terkenal di seluruh nusantara.
Reno yang kebetulan asli orang Bandung memang tak pernah bisa jauh-jauh dari masakan favoritnya sebagai orang Bandung.
Seperti biasa, Reno memesan seblak ceker super pedas beserta nasi liwet khas Bandung sementara Gaby memesan asinan.
"Kamu lagi diet? Makan siang cuma sama asinan? Bukannya kenyang yang ada malah sakit perut," tanya Reno saat mereka sedang menunggu pesanan.
Gaby tersenyum masam. "Aku nggak diet, cuma lagi males aja makan nasi, kepinginnya ngemil," jawab Gaby apa adanya.
"Atau, kamu lagi hamil mungkin? Bisa jadikan?" Reno tertawa renyah.
Gaby buru-buru menggeleng, dia tersipu. "Nggak kok," elaknya cepat.
"Dulu, Kakak perempuanku begitu sewaktu hamil anak pertama. Berhubung suaminya itu sering dinas keluar kota, makanya selalu aku yang kena sasaran dia untuk diminta belikan ini-itu, seringnya dia minta dibelikan asinan atau rujak," tambah Reno lagi.
Wajah Gaby semakin merona. "Nggak kok Ren, aku nggak hamil. Emang aku lagi ke pingin makan asinan aja," bantah Gaby menegaskan.
Mana mungkin gue hamil? Tidur satu ranjang bareng Gibran aja nggak pernah!
Seru Gaby membatin.
"Ya siapa tahu, akukan cuma menduga-duga. Secara kamu dan Gibran itukan pengantin baru, pasti memang sedang menanti-nantikan momongan, iyakan?" Reno kembali berceloteh.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL WIFE (End)
RomanceROMANCE DEWASA 21+ Harap Bijak dalam membaca! ***** Ini kisah tentang Gaby, wanita angkuh yang sangat perfeksionis. Gaby menikah dengan Gibran atas dasar perjodohan. Setelah mengetahui rahasia kelam Gibran, Gaby yang marah besar, langsung mengajukan...