Merasa bosan seharian ini terus berada di rumah, menjelang sore Gaby memutuskan untuk pergi keluar walau hanya sendirian.
Dia mencoba menghubungi Eren dan Loli tapi ternyata kedua sahabatnya itu sudah memiliki acara masing-masing.
Jadilah Gaby luntang-lantung sendiri di mall.
Kartu kredit yang diberikan Gibran padanya cukup membuat suntuknya hilang.
Setelah puas berbelanja dan menghabiskan uang puluhan juta hanya dalam hitungan dua jam, Gaby berjalan menuju parkiran mobil di basement.
Kedua tangannya penuh dengan kantong belanjaan barang-barang branded.
Kondisi basement kebetulan sedang sepi. Hanya ada Gaby di sana. Berjalan seorang diri dengan santainya tanpa memperdulikan keadaan sekitar.
Hingga setelahnya langkah Gaby terhenti di tengah jalan ketika mendengar derap langkah lain yang terdengar nyata namun tak terlihat oleh mata.
Derap langkah yang ikutan menghilang begitu Gaby terdiam dan kembali terdengar saat Gaby melanjutkan langkahnya.
"Siapa di sana?" teriak Gaby yang langsung memutar cepat kepalanya ke segala arah di basement. Berusaha mencari sosok tak kasat mata yang sedang mengikutinya.
Rasa takut mulai menghantui.
Gaby mempercepat langkahnya.
Saking tergesa dia sempat terjatuh akibat high heelsnya terlalu tinggi.
Lutut Gaby terluka dan berdarah.
Gaby meringis kesakitan. Dia berusaha bangkit dengan susah payah tapi tidak bisa. Sepertinya kakinya terkilir.
Sial! Sakit banget lagi!
Makinya dalam hati.
Gaby tidak menyerah. Dia berusaha bangkit dengan berpegangan pada mobil-mobil lain yang terparkir di basement.
Gaby mengirim sebuah pesan pada Gibran.
Terpincang-pincang Gaby berjalan.
"Kamu terluka?"
Gaby terperanjat hebat.
Suara seseorang dari arah belakang membuat Gaby terkejut bukan main hingga ponsel yang dia pegang sampai terpental jauh.
"Oh, ma-maaf kalau aku membuatmu terkejut, aku hanya ingin memastikan keadaanmu saja Nona," ucap seseorang itu yang ternyata seorang lelaki.
Dari wajahnya yang tampan dan pakaiannya yang super rapi, Gaby tahu dia bukan lelaki biasa.
Gaby masih diam. Masih berusaha menguasai diri dari ketakutan dan keterkejutannya.
Lelaki itu tampak memungut ponsel Gaby yang jatuh dan mengembalikannya pada Gaby.
Tanpa bicara, Gaby hendak pergi tapi lagi-lagi dia terjatuh. Nyeri di kakinya semakin menjadi-jadi.
Tanpa dikomando lelaki itu menangkap tubuh Gaby yang hendak terjatuh hingga posisi mereka kini saling berpelukan dengan wajah yang hampir beradu.
Gaby buru-buru menghindar. Sementara si lelaki terlihat salah tingkah.
"Biar aku antarkan kamu pulang, atau kamu mau ke rumah sakit?" tanyanya pada Gaby.
"Nggak usah, terima kasih," tolak Gaby sesopan mungkin.
"Kamu menyetir sendiri?" tanya lelaki itu lagi.
Gaby hanya mengangguk.
"Kamu tidak akan bisa menyetir sendiri dengan kondisi kakimu yang terluka, biar aku menolongmu. Tenang saja aku bukan orang jahat," ucap si lelaki berusaha meyakinkan. Lelaki itu melihat keengganan dan keragu-raguan di wajah Gaby.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEVIL WIFE (End)
RomanceROMANCE DEWASA 21+ Harap Bijak dalam membaca! ***** Ini kisah tentang Gaby, wanita angkuh yang sangat perfeksionis. Gaby menikah dengan Gibran atas dasar perjodohan. Setelah mengetahui rahasia kelam Gibran, Gaby yang marah besar, langsung mengajukan...