06.

1.1K 256 17
                                    

Selamat datang kembali!

06. Awal?

;

Hari ini libur sekolah, Jay hanya diam dirumah. Awalnya dia ingin pergi menemui Sunghoon, tapi sahabatnya itu sedang ada kepentingan dengan keluarganya. Ingin menemui Heeseung tapi dia pasti sedang sibuk bersama Jake.

Ingin menemui Sunoo? Ah, tidak. Itu pilihan yang buruk.

Bisa-bisa seharian hanya sibuk berurusan dengan masalah skin care milik Sunoo.

Terakhir kali dia bermain dengan anak itu saja sudah membuatnya frustasi, dipasangi begitu banyak merek kecantikan wajah.

"Jay!!"

Sang papah berteriak membubarkan lamunannya, dia membanting ponselnya dan beranjak turun menemui Jimin, papahnya.

"Ini, temui adikmu dan berikan barang-barang ini. Jangan lupa juga koper yang satu ini." Jimin menunjuk sebuah koper yang berada di bawah meja.

Jay memijat pangkal hidung, menghela pelan. "Papah bisa kesana sendiri, Jay capek."

"Jay, buat adikmu senang sedikit saja. Lihat, Papah masih sibuk."

"Papah nggak bisa ngertiin Jay ya? Cuma dia yang Papah pikirin, apa Jay selalu senang? Papah nggak pernah tau soal itu. Di pikiran papah cuma anak sakit-sakitan itu!"

Plak

Jimin menampar Jay dengan keras hingga putranya meringis kesakitan, pipinya terasa panas.

"Tampar lagi Pah, coba aja!" Jay menepuk pipinya berkali-kali, "Sini, tampar sesuka Papah. Berapa kali Papah nampar aku marah sama aku cuma karena anak penyakit-

"Jay! Jangan kelewat batas, dia adik kamu. Dia seperti ini juga karena kamu, Jay! Coba kamu nurut sedikit aja, akur sama adikmu. Kamu yang selalu maksa dia ini itu sekarang nggak terima kalau Papah bedain kalian berdua?" Amuknya, Jay masih menunduk memegang pipinya yang masih sakit.

"Kalau nggak nurut sama Papah kamu pergi aja dari rumah. Papah udah capek sama sikap kamu!" Ucapnya lalu kembali duduk di kursi.

"Coba aja mamah masih hidup, dia pasti nggak kayak Papah. Dia pasti sayang sama Jay!"

"Menurut kamu Mamah bakal seneng liat anaknya kayak berandal gini? Hah?" Sahut Jimin cepat.

Nafas Jay memburu, dia mencoba menahan amarahnya dan tidak membantah. Dia tidak ingin keluar dari rumah, dan siapa yang akan Jay salahkan? Tentu saja adiknya, Jungwon.

Tanpa memandang wajah Jimin, Jay pergi dengan barang dan juga koper yang sudah disiapkan Papahnya tadi. Dia bergegas ke mobil lalu menuju Rumah Sakit.

;

Pintu ruangan dibuk dengan kasar, Jay melempar koper itu ke arah Jungwon. "Beresin semua barang lo, kita pulang sekarang!" Suruhnya dengab sedikit membentak Jungwon.

"Kakak baik-baik aja kan?"

"Diem dan lakuin apa yang gue suruh!"

Mobil dikendarai dengan kecepatan diatas rata-rata. Jungwon tau dari raut wajah Jay, kakaknya sedang marah. Jadi, dia memilih diam daripada Jay melontarkan kalimat kasar yang bisa menyakiti perasaannya sendiri.

"Jungwon, anak Papah udah pulang. Sana, istirahat ya. Kamarnya udah dibersihin sama Maid tadi, kalau butuh apa-apa panggil kakakmu atau Maid, ya?"

Jungwon melirik Jay yang masih terlihat kesal saat lebih dulu menaiki tangga, "Pah, kakak kayaknya capek. Jungwon nggak mau ganggu dia. Nanti aku bisa panggil Maid kok. Oh ya, besok aku bisa sekolah kata dokter Hoseok."

Jimin tersenyum mendengar ucapan Jungwon, putranya terlihat bahagia ketika memasuki masa sekolahnya lagi. "Iya, asal kamu jangan terlalu capek. Nggak usah ikut kegiatan dulu. Diem dikelas sama temenmu itu, siapa namanya? Yang anak Jepang itu."

"Ni-ki?" Jimin mengangguk, "Aku juga ada temen baru loh, namanya Jake. Dia satu kelas sama kak Jay. Anaknya baik banget, selalu jenguk Jungwon di rumah sakit. Dia dari Australia loh, Pah."

"Iya? Bagus kalau gitu. Temenan sama orang baik aja, tapi dia nggak kayak kakakmu kan?" Jimin terlihat senang mendengar Jungwon mempunyai teman baru, karena putranya dulu lebih pendiam dan sulit berbaur.

Harapannya agar Jake tidak seperti Jay yang selalu memperlakukan siswa yang lain dengan seenaknya.

"Papah. Jangan kayak gitu. Papah lagi sibuk ya? Jungwon ke kamar aja kalau gitu."

Jimin mengiyakan sambil mengusap rambut Jungwon lembut kemudian kembali fokus ke pekerjaannya.

;



"Kak Jake!!"

Jake menoleh ketika mendengar suara seseorang yang tengah memanggilnya, seorang siswa berlari kearahnya,"Jungwon? Udah boleh sekolah lagi ya?" Tanya Jake.

" Iya nih. Lihat Ni-ki nggak?" Jungwon tersenyum semangat, setelah beberapa hari di rumah sakit akhirnya dia bisa kembali sekolah.

"Tadi udah ke kelas dulu tuh. Inget kelas lo dimana kan? Perlu bantuan?" Tawarnya jika memang Jungwon lupa jalan ke kelas.

"Inget dong, Jungwon duluan ya kak."

"Jake aja."

"Nggak suka, kan lebih tua dari aku."

"Lucu ya."

Jake seketika menoleh, mendapati Minjeong yang tengah memandangi Jungwon yang semakin jauh. "Adiknya Jay."

"Oh ya? Beda banget sama kakaknya." Tak lama kemudian Sunghoon dan gengnya datang, membuat Minjeong pergi lebih dulu.

"Jake, gimana? Udah pikirin masuk tim kita?"

Jake tidak bisa mengelak jika itu yang ia tau, bahwa Sunghoon sekali lagi menanyakan hal yang sama.

"Kayaknya jawaban gue tetap sama, tapi gue bisa kalau masuk band kalian." Jawabnya enteng, tak mau menanggapi ajakan Sunghoon lagi Jake sudah buru-buru menjauh.

Sunghoon menendang kerikil karena kesal, tak habis pikir kalau Jake teguh dengan pendiriannya. "Sial. Gue lebih butuh dia di tim basket kita padahal."

"Bujuk aja terus, lo kan sekelas sama dia. Jadi enak bujuknya, minta bantuan Heeseung juga." Ujar Sunoo memberi saran.

"Kalau dia tetap nggak mau paksa aja." Sahut Jay, meskipun dia tidak senang kehadiran Jake. Tapi demi mengganti Jungwon jadi dia membiarkannya.

"Gue bakal buat dia masuk tim basket kita apapun caranya." Sunghoon segera pergi, menyusul Jake tentunya. Dia tidak mau melewatkan seorang siswa berbakat seperti Jake.

"Jay, menurut lo dia bakal apain si Jake." Tanya Sunoo sambil menyenderkan siku tangannya di pundak Jay.

"Lo inget salah satu siswa kelas sebelah? Dia pindah sekolah kan karena si Sunghoon. Dia paksa tuh cowok biar masuk tim basketnya, apapun bakal dia lakuin." Jawab Jay, dia tau betul kalau Sunghoon akan selalu mendapatkan apa yang dia mau, apa yang dia incar sekalipun itu dapat membahayakan dirinya.

Sifat mereka berdua memang sedikit mirip, mungkin karena mereka telah lama bersahabat. Angkuh, sombong, keras kepala, tak mau kalah, itu juga bagian dari kesamaan mereka.

"Oh, yang kata lo dibuli Sunghoon habis-habisan itu? Wah parah sih kalau dia ngelakuin hal yang sama."

"Sunghoon aneh banget nggak sih. Maksa anak pake cara yang salah. Untung temen kita."

Jay dan Sunoo terkejut karena tiba-tiba saja Heeseung menyahuti dan ada disamping mereka.

Tbc

Connect; 160721


❝ ʙʟᴏᴏᴅʏ ᴘᴀʀᴛʏ ❞ ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang