12

948 212 21
                                    

hai.











12. Rencana?










.

Namjoon memasuki ruangan Jake dengan membawa beberapa kertas, dia melihat Jake yang sedang duduk dengan menikmati buah-buahan.

"Jake? Kamu udah bangun ternyata," sapanya.

Pemuda itu menoleh menatap Namjoon yang terlihat sibuk dengan catatannya, "Aku kayaknya pernah liat om deh, om dokter yang dulu itu kan?" tanyanya dengan mengingat-ingat.

Namjoon tersenyum hingga lesung pipinya terlihat jelas, mengingat dulu dia sering bermain dengan Jake ketika mampir ke rumah Taehyung, "Saya kira kamu lupa."

"Eh enggak dong, Jake masih inget."

Namjoon menarik sebuah kursi lalu duduk, "Saya mau cek kondisi kamu, tapi kelihatannya kamu udah mulai membaik." Ucapnya, bergerak mengambil apel dan pisau yang hendak diambil Jake, berniat membantu.

Jake memainkan jari tangannya, "Masih agak pusing sih Dok, Jake kapan sekolah? Jake ada ujian loh mau ikut lomba."

Pria didepannya tersenyum, merasa bangga dengan pertumbuhan Jake. "Kamu bisa sekolah minggu depan, jadi—

"Nggak bisa Dok, pokoknya besok aku harus sekolah. Harusnya sekarang sih, tapi aku telat." Selanya, mencoba meyakinkan Namjoon.

Suasana tiba-tiba sunyi, Namjoon tengah berpikir dengan permintaan Jake, "Kalau kamu janji mau ikut terapi, kamu akan dapat ijin buat sekolah. Bagaimana?" Tawarnya.

Jake menggeleng cepat, tak setuju dengan tawaran sang Dokter, "Pokoknya Jake harus sekolah besok, kalau nggak aku kabur nih." ancamnya.

Terdengar helaan pelan dari Namjoon, "Yaudah, gini. Tiga hari ini kamu wajib dirawat dan terapi disini, setelahnya kamu bisa masuk sekolah lagi, tapi saya akan atur jadwal terapi kamu."

Tentu saja, tanpa berpikir panjang Jake menyetujui itu. Dia tidak ingin menyempatkan waktu hanya dengan terbaring lemas disini, nanti bagaimana tentang rencana yang dia buat. Semalaman dia hanya memikirkan itu, "Boleh, tiga hari loh ya?"

Namjoon mengangguk yakin, "Iya, Jake. Udah itu buahnya habisin dulu, nanti Papah kamu kesini." Ucapnya, mengusap lengan Jake pelan lalu berjalan keluar. Senyuman Jake pudar seketika, dia harus cepat -cepat menemui seseorang.

;

"SIALAN!" Sunghoon melempar sebuah kursi, dia marah karena terlalu lama menunggu Jake. Tapi pemuda itu tidak kunjung datang, dia pikir ucapan Papah Jake itu hanya alasan belaka.

Sekarang disini siapa yang salah? Tentu Sunghoon. Tapi menurutnya berbeda, yang salah disini adalah Jake. Kenapa anak itu sok sakit segala, pikirnya.

"Berani banget tuh anak nggak ikut latihan,  mana lusa turnamen lagi." Sahut Jay, latihan untuk hari ini saja kata pemain masih sangat kurang.

"Dia juga nggak ikut les latihan soal buat final." Heeseung yang baru bergabung juga menyahut, saat les dia juga tidak menemukan keberadaan Jake. Guru juga belum mendapat kabar mengenai anak itu.

"Kemarin gue sempet telfon ternyata yang angkat Papahnya." Ucap Sunghoon.

"Terus? Dia bilang apa sama lo?"

"Katanya sih Jake sakit."

Jay memutar bola matanya malas, "Cemen banget, pasti gara-gara mabuk waktu party." Ucapnya, dulu Jungwon juga sempat seperti itu saat pertama kali mabuk karena ulahnya.

❝ ʙʟᴏᴏᴅʏ ᴘᴀʀᴛʏ ❞ ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang