21

831 206 3
                                    


21. Tidak terduga








"Jungwon?"

Jay yakin itu adiknya, dia melihatnya sekilas. Apalagi setelah menemukan jam tangan di dekat pot bunga, dia jadi semakin yakin.

Jay segera mengejar Jungwon, jarak mereka cukup jauh. Namun, langkah Jay bisa saja lebih cepat dari adiknya.

Disisi lain, Jungwon tidak tau harus pergi kemana. Ingin memakai lift untuk turun tapi sedang tidak bekerja, ingin menuruni tangga itu terlalu jauh.

Koridor terlalu gelap, untung saja dia menyalakan senter dari ponselnya setelah merekam tindakan Jay diruang kesehatan tadi. Jungwon merutuki kebodohannya, dia malah memilih untuk menaiki tangga yang menuju rooftop.

Sesampainya di rooftop dia harus menemukan tempat persembunyian, sayangnya Jay sampai disana lebih cepat dari yang Jungwon perkirakan.

"Park Jungwon. Lo selalu aja jadi masalah buat gue!" Ucap Jay, Jungwon semakin takut melihat kakaknya. Apalagi tangan Jay dipenuhi darah.

"Serahin ponsel lo, gue akan bebasin lo. Tenang aja..." Jay semakin mendekat, melakukan apa yang telah dia lakukan pada Zoa.

"Berhenti, kak. Atau aku bakal lompat dari sini." Mendengar itu Jay tertawa keras.

"Justru itu akhir hidup lo, Jungwon."

Entah kenapa, Jungwon merasa itu bukanlah Jay. Sejahat apapun yang Jay lakukan, dia tidak akan sampai seperti ini.

"Aku bilang berhenti, atau aku telepon polisi sekarang juga!" Ancam Jungwon, tapi itu tidak berarti apapun bagi Jay.

Kaki Jungwon tidak bisa mengimbangi, dia benar-benar berada di tepian sekarang. "Serahin ponsel lo atau lo bakal jatuh." Ucap Jay.

"Jangan berani rekam gue Jung—JUNGWON!!" Jay terkejut bukan main saat melihat Jungwon jatuh karena tidak bisa mengimbangi dirinya sendiri.

Sungguh, Jay sangat terkejut. Dia baru saja menyaksikan dua orang yang meninggal tepat didepannya. Tubuhnya gemetar, melihat Jungwon yang tergeletak dibawah.

Adiknya baru saja jatuh dari ketinggian. Dan itu karenanya.

Seorang laki-laki yang berseder pada dinding kelas sedikit terkejut melihat seseorang terjatuh dari atas.

"Park Jungwon? Ternyata lo korban dia juga." Dia terkekeh lalu mengambil ponsel Jungwon dan segera pergi dari sana sebelum komite keluar dan sadar akan hal ini.



;






Tepat setelah malam itu, sekolah digemparkan dengan ditemukannya dua murid yang tewas. Banyak mobil polisi dan reporter yang berusaha masuk ke gedung sekolah.

Terutama banyak berita tersebar di sosial media.

"Nanti lo mau ke rumah Jay atau Tuan Choi dulu?" Tanya Sunghoon pada Heeseung.

"Kita nggak ada hubungannya sama tuh cewek, mending ke rumah Jay." Jawab laki-laki berkacamata itu.

"Ni-ki tadi telfon, dia mau bareng gue katanya." Ucap Sunghoon membuat Heeseung mengangguk pelan. Laki-laki itu menoleh ke arah Jake yang sedang menatap langit luar. "Jake, lo ikut nggak?" tanyanya.

Jake sontak menoleh, "Kalian kesana duluan aja, gue mau ke rumah Sunoo."

Jawaban Jake membuat keduanya mengernyit heran, "Tumben, kenapa?"

Mereka tau kalau Jake dan Sunoo jauh dari kata akrab, mungkin hanya berteman biasa. Namun, kali ini terdengar berbeda.

"Kalian nggak tau? Ayah Sunoo meninggal tadi malam."

❝ ʙʟᴏᴏᴅʏ ᴘᴀʀᴛʏ ❞ ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang