28

842 202 8
                                    

28. Identitas







Sunghoon mengendarai mobilnya dengan cepat, dia berniat kembali ke sekolah. Gedung itu terlihat sepi, benar saja mana mungkin masih ada siswa ketika sudah jam enam sore.

Pemuda itu melepas almamater sekolahnya lalu mengambil jaket kulit dan memakainya, tidak lupa masker dan topi. Sunghoon segera turun dari mobil dan memasuki area sekolah dari belakang.

Pintu lain untuk masuk ke area sekolah, dulu dia sempat memata-matai seorang guru yang telat dan masuk lewat pintu belakang, dari situlah kebiasaannya seperti membolos mulai muncul.

Sunghoon sedikit lega karena sekolah sudah sepi, tapi terlintas dipikirannya bagaimana jika ruangan kepala sekolah dikunci? Dia merutuki kebodogannya sendiri.

Sungguh, Sunghoon merasa suasana sepi itu mengancam nyawanya. Dia segera mempercepat langkah dan menemukan lokasi ruangan Kepala Sekolah.

Sunghoon tidak ingin meninggalkan jejak dengan merusak pintu ruangan, bahkan pintu itupun terkunci dengan nomor pin. Harusnya Sunghoon tau akan hal itu...

"SIAL!! Susah banget." Sunghoon berdecak kesal lalu melangkah pergi, masih ada waktu untuk masuk ke ruangan dengan cara aman.

Sesampainya dirumah, Sunghoon merebahkan tubuhnya diatas sofa. Beberapa pelayan menawarkan makanan namun Sunghoon menolaknya mentah-mentah.

"Sunghoon? Kok kamu baru pulang??"

Terlihat Hyewon menghampiri Sunghoon lalu duduk disamping putranya.

"Mah, inget nggak sama temen Sunghoon yang pernah pecahin gelas waktu itu?"

Hyewon mengerjap, "Inget, kenapa?"

Sunghoon membenarkan duduknya, "Sunghoon mau cari tau soal dia, namanya Jake. Tinggal di perempatan seberang halte. Mamah tau kan daerah yang katanya mamah sepi tapi ada villa besar? Sunghoon dapet alamatnya katanya Jake tinggal disitu." Jelasnya, dia mengernyit melihat mamahnya diam dengan tatapan kosong.

"Mah. Mamah!"

Hyewon kembali menatap Sunghoon, "Mamah sih inget villanya, tapi nggak tau siapa yang tinggal." Ucapnya lalu berdiri.

"Tapi, Sunghoon sempet nanya sih tadi. Siapa ya... Kim... Tae...itulah pokoknya, kalau mamah tau bilang ke Sunghoon ya. Penting banget soalnya." Sahut Sunghoon lalu pergi mendahului Hyewon yang masih tetap diam ketika mendengar nama yang disebutkan Sunghoon.

"Yang Sunghoon maksud nggak mungkin dia kan?"




;





Hari ini, Sunghoon terpaksa mengintai ruangan kepala sekolah. Mencari waktu yang aman untuk masuk ke sana. Setelah merasa keadaan mulai aman dan sepi, dia beranjak mendekat ke pintu. Sunghoon beruntung karena pintu sedikit terbuka setelah Kepala Sekolah keluar beberapa menit yang lalu. Dia mulai memasuki ruangan itu diam-diam, memandangi seisi ruangan hingga tatapannya terhenti pada salah satu ruangan dengan nama 'Data Siswa SMA SEOUL'.

Dia yakin akan menemukan data diri Jake disana.






"Jake.. Jake Kim." Sunghoon masih belum menyerah setelah membuka tumpukan dokumen yang ketiga, dari tadi nama Jake Kim itu tidak dia temukan.

Dia mengembalikan semua dokumem ke tempatnya lalu memdekat ke rak bertuliskan 'Dokumen Siswa Pindahan'.

"Siswa baru, Jake Kim." Dia menyelusuri dari dokumen pertama, sedikit sulit karena pada tahun ini banyak siswa pindahan dari sekolah lain.

"Jake.. Mana sih." Dengan sangat teliti dia mencari dokumen milik Jake, tapi dia berhenti pada dokumen bertuliskan nama yang tidak asing menurutnya.






"Jake—Jae..yoon Kim?" Sunghoon mendekatkan matanya ke dokumen itu, "Jaeyoon Kim itu Jake? Jaeyoon... Oh, itu lo?" Sunghoon tersenyum tipis lalu memgambil dokumen itu dari rak, dia membukanya. Benar saja, ada foto Jake disana dengan nama Kim Jaeyoon.





Ceklek...

Sunghoon segera menutup pintu ruangan, samar-samar dia melihat dan mendengar ada dua orang datang. Itu kepala sekolah dengan seorang siswa.

Siswa itu adalah Jake.

"Jadi, Jake. Saya memanggil kamu untuk membicarakan sesuatu. Pertama, saya ingin mengucapkan selamat dan terimakasih telah memenangi olimpiade. Kedua, mengenai apa yang ingin kamu bicarakan." Ucap Sekolah kemudiam duduk di kursinya dengan mengijinkan Jake duduk dihadapannya.

"Tentang Sunghoon—"

"Park Sunghoon bukan? Teman sekelas kamu itu, yang pemimpin tim basket utama sekolah ini?" Selanya.

Sunghoon yang bersembunyi di dalam mulai menguping pembicaraan ketika namanya disebut oleh dua orang itu.


"Iya,"

"Berdasarkan data informasi, dia tinggal dengan ibu kandungnya lalu ibunya menikah dengan orang Jepang. Kamu tau sendiri kan, Nishimura Riki adalah adik tirinya. Jadi, apa yang kamu ingin bicarakan mengenai hal itu?" Kepala Sekolah memang selalu langsung ke intinya jika berbicara, orang itu bahkan sangat tertutup dan bermuka galak.


"Sebelumnya saya memang meyakini hal itu, tapi Anda tau panti asuhan di jalan? Beberapa hari terakhir saya selalu berkunjung kesana, ada sedikit hal yang membuat saya bingung." Jake terdiam lalu menghela pelan.

"Mengenai kehidupan Sunghoon, apa tidak ada identitas lainnya yang mungkin—"


"Itu privasi, Jake." Selanya sekali lagi membuat Jake memalingkan wajahnya.

"Saya tau tapi kemarin di panti asuhan itu saya menemukan data diri Park Sunghoon. Meski belum yakin sepenuhnya, tapi mengenai kelahirannya itu sama. Saya meminta bantuan anda untuk memanggil Park Sunghoon setelah ini, bahkan mungkin dia belum tau siapa dirinya sebenarnya."


Sunghoon tercekat mendengar yang diucapkan Jake, dia tidak paham bagaimana Jake bisa mengetahui itu semua. Bahkan seumur hidup dia juga tidak pernah tau siapa dirinya sebenarnya. "Omong kosong," batinnya.

"Jadi menurut kamu Park Sunghoon diadopsi oleh Park Hyewon? Dan sebenarnya dia adalah salah satu anak panti asuhan, begitu?" "Tunggu, apa kamu juga berpikir kalau Park Hyewon memalsukan data diri Sunghoon?"

Sunghoon semakin dibuat bingung, dia tidak percaya itu semua.

"Iya."

"Saya akan memanggil Sunghoon kalau ada waktu, terimakasih informasinya dan silakan keluar." Ucapnya, Jake segera berdiri dan membumgkukkan badanya dan beranjak pergi. Tak lama kemudian Kepala Sekolah itu juga meninggalkan ruangannya.



;


Sunghoon masih memikirkan pembicaraan Jake dan kepala sekolah tadi, semuanya membuatnya pusing. Satu-satunya cara adalah menanyakan semuanya pada mamahnya, jika benar mamahnya memalsukan data diri Sunghoon dia tidak akan bisa berpikir jernih dan memilih untuk meninggalkan Hyewon.

Sesampainya di mobil, dia melihat sebuah amplop yang menempel di kaca mobilnya. Dia segera menarik amplop itu lalu membukanya.

Sunghoon, ini gue, Jake.

Sebelumnya gue minta maaf karena udah berani berurusan sama privasi lo. Tapi mungkin ini penting. Sunghoon, kalau lo mau lo bisa ke panti asuhan. Disana lo akan tau siapa diri lo sebenarnya. Dan satu-satunya rahasia besar yang disembunyikan mamah lo itu mengenai siapa diri lo sebenarnya. Satu hal lagi, lo perlu tau kalau ibu kandung lo masih hidup.

Dia nunggu lo bertahun-tahun atas janji Hyewon.

Kalau lo mau bicaraim ini sama mamah lo, mending jangan. Karena udah pasti dia akan terus bohongin lo.

Sunghoon semakin bingung, sebenarnya Jake ini berniat membantunya atau ada hal lain yang dia inginkan?



Tbc.

Nahloh. Sunghoon anak siapa? :))

❝ ʙʟᴏᴏᴅʏ ᴘᴀʀᴛʏ ❞ ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang