18

806 193 2
                                    

18. Teringat






















"Lo mikir apa yang gue pikirin nggak sih?" Jay membuang rokoknya ke luar, mereka berdua kini masih berada di dalam mobil setelah mengantar Heeseung dan Sunoo pulang.

Sejak pulang dari panti asuhan, Jay terus terganggu dengan pikirannya. Dia kembali teringat akan masalah itu.

"Gue ... Ingat Aerin." Jay mengusap wajahnya kasar, melihat Sunghoon yang masih terdiam membuatnya semakin kesal. "Gue ingat kejadian sepuluh tahun lalu!"

"Stop, Jay! Stop!" Bentak Sunghoon, dia juga ingat itu. Sangat menyedihkan hidup dengan rasa bersalah dan penuh penyesalan. Namun menurutnya itu hanya kecelakaan bukan? Dia dan Jay tidak sengaja mendorong Aerin.

"Kita nggak sengaja 'kan? Kasusnya udah ditutup, Jay! Aerin udah nggak ada jadi stop bicarain anak kecil itu!"

"Tapi kejadian yang dia alami sama persis-"

"Bangsat, lo bisa diem nggak?"

"Gue rasa Jake ada hubungannya sama ini semua. Atau nggak ini cuma akal-akalan dia doang!"

"Gue harus pastiin dia tau atau enggak." Ucap Sunghoon dengan sangat yakin.

"Apa yang mau lo lakuin? Nggak masuk akal kalau Jake tau, mungkin ... ini cuma kebetulan. Nggak, lo jangan buka masa lalu lagi."

;




Sunghoon baru saja pulang melihat mamahnya yang seperti kebingungan mencari sesuatu sampai isi laci berserakan dimana-mana.

"Mamah? Cari apa?" Tanyanya pelan, membuat Hyewon terkejut seketika.

Meski merasa was-was, dia mencoba tersenyum pada Sunghoon, "O-oh? Sunghoon, kamu udah pulang? Darimana? Kata Ni-ki kamu main." Ucapnya, kembali bersikap tenang lalu mencari sesuatu lagi.

Sunghoon hanya mengangguk lalu menuju ke dapur untuk mengambil minuman, "Iya, abis main ke rumah Jay tadi. Mamah cari apasih?"

"Itu ... jam tangan mamah hilang, hadiah dari kamu."

Mendengar itu Sunghoon langsung mendekat dan memeluk mamahnya dari belakang, "Jangan dicari, nanti Sunghoon beli lagi buat mamah."

Hyewon tersenyum kaku, "Kamu mandi dulu ya? Pasti capek, habis itu istirahat." Dia mengusap pipi Sunghoon pelan lalu menciumnya.

"Sunghoon mau jalan, mungkin bakal pulang malam. Kunci cadangan rumah dimana?"

"Ada dilaci, kamu cari aja nanti."

Sunghoon mengangguk pelan, menuntun Hyewon ke kamar, "Gih, mamah istirahat dulu aja. Kelihatan capek banget." Laki-laki itu tersenyum lalu menutup pintu kamar Hyewon.

Senyum Hyewon memudar setelah kepergian Sunghoon, "Kemana surat itu? Apa ada yang ambil?" Sudah dua jam dia mencari tapi masih tidak ketemu. Itu benar-benar barang yang penting baginya.

Sunghoon memasuki kamarnya, mengeluarkan ponsel dari saku berniat menghubungi seseorang.

"Hai, Minjeong. Hari ini lo sibuk nggak?"

"Enggak, kenapa?"

Suara lembut itu membuat Sunghoon merasa tenang...

"Kita bisa jalan-jalan lagi? Kalau lo mau sih."

"Bisa, tapi jangan ke rumah ya. Gue di caffe soalnya, nanti gue kirim lokasinya dulu."

"Oke."

Minjeong menutup panggilan terlebih dulu lalu menatap seseorang yang ada didepannya. "Harus banget jalan-jalan tiap hari?"

"Harus."

❝ ʙʟᴏᴏᴅʏ ᴘᴀʀᴛʏ ❞ ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang