27. Curiga
Sunghoon menatap Jake yang tengah berbicara dengan Ni-ki. Dua orang yang dia curigai, "Apa mungkin mereka kerja sama?" Gumamnya.
Kantin cukup ramai, Sunghoon yang terbiasa berkumpul dengan teman-temannya kini sendirian. Dirinya merasa terancam saat ini, dengan adanya Ni-ki dan juga Jake.
"Jake, siapa lo sebenarnya?" Gumamnya sekali lagi, Sunghoon berdiri lalu beranjak sambil membawa makanannya dan mendekat ke meja Jake.
"Gue boleh gabung?"
"Boleh."
"Nggak."
Jawab Jake dan Ni-ki bersamaan, dengan Ni-ki yang menatap Jake tajam sambil menggelengkan kepala pelan, "Sunoo bentar lagi kesini, lo tau kan dia benci banget sama Sunghoon." Ucapnya pada Jake.
Sunghoon menghela nafas kasar lalu menaruh nampannya disisi Ni-ki, "Sunoo yang benci gue, terus gue salah kalau mau temenan sama kalian?" tanyanya dengan nada sedikit tinggi dari sebelumnya.
Ni-ki terkekeh pelan lalu menaruh sumpitnya kasar, "Temen? Siapa yang mau anggap lo temen disini?"
"Ni-ki, gue lebih tua dari lo seenggaknya—"
"Kenapa? Coba liat diri lo sendiri." Ni-ki tiba-tiba berdiri lalu berhadapan dengan Sunghoon.
"Guys!!" Dari jauh sosok pemuda berlari kearah mereka dengan senyuman begitu lebar, tapi senyuman itu hilang saat matanya tertuju pada Sunghoon yang terlihat enggan menatapnya.
"Jake, Sunoo, ayo pergi." Ajak Ni-ki.
"Gue mau ngomong." Sunghoon menyela.
Ni-ki memutar bola matanya malas kemudian hendak membawa nampannya, "Nggak ada gunanya."
"Ni-ki, meja lain udah penuh. Sunoo juga pasti laper, sementara disini aja. Udah, duduk." Suruh Jake, Ni-ki melirik seisi kantin dan tidak ada lagi meja yang kosong.
Jake beralih menatap Sunghoon yang masih berdiri kaku, "Lo ngapain masih berdiri? Duduk," Suruhnya pada Sunghoon, "Mau ngomong apa?" tanyanya.
"Gue minta maaf, setelah apa yang gue—"
"Kita maafin lo." Sela Jake cepat.
"Kita? Lo aja." Ni-ki sangat menolak permintaan maaf dari Sunghoon, sedangkan Sunoo masih menatap mereka dengan ekspresi takut.
"Gue juga udah... Maafin lo." Timpalnya pelan.
Ni-ki sedikit terkejut, dia menatap heran pemuda disampingnya, "Sunoo? Dia bukan orang yang gampang buat minta maaf."
"Lo kalau mau benci gue yaudah, tapi gue emang bener kok mau minta maaf." Sebenarnya Sunghoon tidak ingin berdebat dengan Ni-ki, dia hanya ingin bicara dengan Jake, namun Jake seharian ini selalu bersama Ni-ki dan Sunoo.
"Udah, lupain."
"Pulang sekolah nanti bareng aja naik mobil gue, nggak usah naik bus sekolah lagi." Tawar Sunghoon, agak kaku.
"Lo mau apasih? Jangan nambah masalah lagi deh." Ni-ki tidak bisa menebak isi pikiran Sunghoon kali ini, meskipun dia tinggal lama dengan Sunghoon tapi perlu diakui bahwa sikap Sunghoon saat ini begitu aneh menurutnya.
"Oke." Jawaban singkat Jake lagi-lagi membuat Ni-ki mendengus kesal.
"Jake," Panggil Sunghoon lirih.
"Kenapa?"
"Gue mau main ke rumah lo." Jake berhenti memakan makanannya lalu menoleh malas ke arah Sunghoon.
"Maaf, tapi gue sibuk. Nggak ada waktu buat main." Tolaknya.
"Kalau belajar bareng gimana?" Sunghoon masih mencoba agar Jake mengizinkannya.
"Lo nggak denger? Dia sibuk." Sahut Ni-ki, sedikit ketus mencoba menyadarkan posisi Sunghoon dalam 'pertemanan' mereka. "Kalau lo mau, susul aja Jay sama Heeseung dipenjara." tambahnya disusul pukulan kecil dari Sunoo.
"Ni-ki, jangan gitu ngomongnya," Sunoo tersadar keadaan antara Sunghoon dan sahabatnya mulai memanas, jadi dia menarik tangan Ni-ki untuk menjauh, "Ni-ki, udah yuk temenin gue ke perpustakaan buat ngembaliin buku."
"Jake, ayo."
Lihat, Ni-ki masih bersikeras mengajak Jake agar menjauh dari kakak tirinya.
"Gue nyusul, makanan gue belum habis."
;
"Panti asuhan lagi. Dia beneran anak panti bukan sih?"
Setelah dua jam menunggu, akhirnya Jake keluar dari panti asuhan. Sunghoon segera turun dan masuk ke panti.
"Kamu?"
Sunghoon menoleh dan melihat ada seorang wanita dibelakangnya, "Oh? Saya... Saya temannya Jake." Ucapnya.
Wanita itu tersenyum, "Jake baru aja pulang."
Sunghoon menggaruk tengkuknya, "Ah, begitu ya? Eumm, saya mau menanyakan sesuatu mengenai Jake."
"Apa yang mau kamu tanyakan?"
"Mengenai Jake... Apa dia anak panti asuhan?"
Wanita itu tertawa pelan, "Bukan, kamu pasti mengira karena Jake selalu ke sini kan? Dia membantu panti ini, dia selalu memberikan sesuatu dan mengumpulkan donasi juga. Ah, dia anak yang baik." Jelasnya.
"Kalau dia bukan dari panti asuhan, boleh saya tau dimana dia tinggal?"
Wanita itu terlihat heran, bahkan menatap Sunghoon aneh, "Kamu tidak tau? Bukankah kamu temannya?"
Sunghoom terdiam beberapa detik untuk mencari alasan yang tepat, "Kami berteman dari minggu lalu, kebetulan saya ingin mengembalikan barangnya yang tertinggal disekolah." Jawabnya dengan mencoba santai.
"Sebentar ya, tunggu disini." Wanita itu menuntun Sunghoon untuk duduk di sofa, Sunghoon melihat beberapa anak kecil yang tengah asik bermain namun matanya tertuju pada gadis kecil waktu itu, Aerin.
"Ini, alamat rumahnya."
Tatapanya buyar begitu wanita tadi kembali sambil membawa sebuah kertas berukuran kecil lalu memberikan itu pada Sunghoon.
Sunghoon berdiri lalu membungkukkan badannya, "Terimakasih. Apa anda tau mengenai keluarga Jake?"
"Yang saya tau, Jake tinggal dengan Papahnya. Itu saja, dia agak tertutup dengan kami."
"Baik, kalau begitu saya pamit. Terimakasih." Sunghoon kembali membungkukkan badannya lali berbalik pergi.
"Tunggu, siapa namamu?"
"Sunghoon, Park Sunghoon."
Senyum wanita itu pudar, dia kembali menatap Sunghoon yang hilang dibalik pintu. Matanya berkaca-kaca mengisyaratkan sesuatu.
"P-Park S-Sunghoon? Sung—Sunghoon? Apa benar itu Sunghoon?"
;
Sunghoon sudah sampai ditempat yang ada pada alamat tadi, tempat itu jarang sekali ada rumah. Hanya ada beberapa rumah, Sunghoon berada di gerbang rumah yang mewah dan megah, rumah itu terlihat sunyi bahkan meskipun mewah terlihat menakutkan baginya.
"Jake nggak mungkin tinggal di rumah ini." Sunghoon semakin bingung, tidak tau harus mencari bantuan dari siapa sekarang. Namun, dipikirannya terlintas sesuatu, tempat dimana Sunghoon akan tau identitas Jake yang sebenarnya.
Tbc.
Sunghoon bakal tau nggak ya T_T
Apa dia bakal tau rahasianya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ ʙʟᴏᴏᴅʏ ᴘᴀʀᴛʏ ❞ ||ᴇɴʜʏᴘᴇɴ [ᴇɴᴅ]✔
FanfictionSeorang anak laki-laki yang menjadi siswa baru disekolah elit Seoul, menjadi perbincangan banyak siswa lainnya. Berniat untuk melakukan hal bagi beberapa siswa, hal yang tidak terduga pun terjadi dan berkahir dalam pesta yang menakjubkan. "Ingin me...