Kamu tiba di apartemen setelah pulang dari sekolah. Seperti biasa kamu berjalan santai masuk ke dalam unit seraya memanggil Jungwon.
"Jungwon, apa kamu sudah pulang?" ucapmu. Kamu berhenti ketika melihat seorang pria duduk di sofa berhadapan dengan Jungwon. Kamu ingat laki-laki itu yang merekrutmu untuk menjadi pembantu di sini. Kamu dengan cepat membungkuk hormat dan berjalan pelan ke arah mereka.
"Ternyata kalian cukup dekat untuk hubungan majikan dan pembantu," ucapnya sarkastis. Kamu mengerutkan kening tersinggung.
"Aku sudah menganggapnya sebagai teman, jadi aku rasa terlalu kasar untuk memanggilnya pembantu," bela Jungwon dengan muka datar. Kamu menoleh ke arahnya.
"Terserah, ayah hanya datang untuk melihatmu di sini bukan mengajakmu berdebat."
Kamu segera berjalan ke dapur untuk menyiapkan minuman,]. Ini pertanya kalinya ayah Jungwon berkunjung ke sini, jadi dengan rasa hormat kamu harus menjamunya. Saat kamu selesai dan berjalan ke ruang tengah kembali, sebuah pembicaraan berhasil menghentikan langkah kakimu.
"Dia tidak bisa tinggal di sini terlalu lama, begitu juga denganmu. Kau harus bersiap untuk masuk universitas, Jungwon."
"Iya, aku mengerti," jawab Jungwon datar.
"Ayah harap kamu tidak punya hubungan apapun dengannya, itu hal yang terbaik bagimu sekarang."
Kamu mengernyitkan dahi, mereka membicarakanmu sekarang? benar, lagi pula kamu hanyalah pembantu, kamu tidak berhak mempunyai hubungan apapun dengan majikanmu. Kamu sudah memikirkan ini awalnya dan kamu tahu ini akan terjadi.
"Aku sudah memutuskan untuk meneruskan bisnis ayah, tapi dengan syarat aku boleh memiliki kebebasan untuk berhubungan dengan siapapun termasuk dengan pengemis sekalipun," ucap Jungwon.
"Baik, tidak masalah. Ayah terima, tapi dengan catatan kau harus benar-benar berniat meneruskan bisnis ayah."
Kamu memberanikan diri untuk keluar dan mengantarkan nampan berisi dua gelas minuman ke pada mereka. Baru saja kamu membungkuk untuk meletakan nampan di atas meja, ayah Jungwon sudah berdiri dari tempat duduknya dan berpamitan kepada Jungwon lalu pergi begitu saja tanpa menyentuh sedikitpun minuman yang kamu bawa. Kamu sedikit heran, apakah interaksi antara anak dan ayah itu memanglah sedingin ini?
"Yeona," panggil Jungwon.
"Heumm?" sahutmu. "Ayahmu kenapa langsung pergi? Apa dia memang sesibuk itu?" tanyamu.
"Iya, dia memang selalu sibuk."
Kamu duduk di sampingnya sambil termenung, memikirkan obrolan mereka beberapa saat yang lalu. Kamu merasa sangat rendah diri hingga rasanya tidak pantas berada di tempat ini. Apalah dayamu yang hanya seorang anak tanpa orang tua dan bekerja sebagai pembantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ingin bersanding dengan anak orang kaya yang memiliki bisnis cukup besar. Seharusnya kamu hanya menjalankan tugasmu saja sebagai pembantu bukan malah jatuh hati dengan majikanmu.
"Yeona," Jungwon menangkup tanganmu, kamu melihatnya dengan perasaan sedih dan tercela, "aku ingin mengatakan sesuatu padamu," katanya.
"Apa?" ucapmu dengan wajah murung.
"Maaf, mungkin kau tidak bisa bekerja di sini lagi ke depannya."
"Aku tahu, aku sudah tahu." kamu menunduk lemas. Akhirnya saat ini tiba juga.
"Jadi kau bisa berkemas sekarang saja."
Kamu menggelengkan kepala pelan dan melepaskan tanganmu dari Jungwon lalu berjalan keluar. Entah alasan apa yang membuatmu pergi begitu saja. Kamu tidak tahu ingin pergi kemana tapi kamu tidak ingin melihat Jungwon dan apartemen itu untuk sementara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN AS YOUR BOYFRIEND
RandomKamu hanya bisa melihat mereka di dalam layar? Hmmmm ..., bagaimana kalau kamu masuk ke dalam dunia ini untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang dekat dengan member ENHYPEN??? Meskipun tidak benar-benar nyata tapi setidaknya kamu bisa be...