Kamu menatap pemandangan kota saat mambang kuning hari ini dari balkonmu sekali lalu menikmati angin semilir yang tertiup pelan di sekitar. Langit perlahan mulai menggelap dengan warna kuning keemasan yang kian lama meredum di sudut langit.
Di jalanan sana berbagai transportasi berlalu-lalang tanpa henti dan pejalan kaki yang senantiasa memenuhi trotoar.
Kamu tidak melihat gelandangan atau pengemis satu pun yang berkeliaran di sana. Mungkin saja daerah ini memang jarang ada atau mungkin ada sistem keamanan yang dibuat agar mencegah mereka masuk ke daerah ini. Lagi pula area ini juga bukan daerah kumuh, pastinya mereka juga enggan untuk berkeliaran.
Kamu menghembuskan napas pelan. Bagaimana kabar teman-temanmu ya? apa mereka makan hari ini? apa mereka mendapatkan tempat tidur yang nyaman? Seketika kamu merasa rindu dengan teman-teman lamamu, kamu ingin bertemu dan melihat wajah mereka lagi. Meski sebelum masuk ke rumah ini kamu sudah lama berpisah dengan mereka tapi kalian sesekali akan bertemu tanpa di sengaja dan kembali bersama untuk beberapa saat.
Jika punya kesempatan, kamu akan pergi mencari mereka suatu hari nanti. Ya, kalau kamu bisa membantu mereka apapun akan kamu lakukan.
Kamu masuk ke dalam kamar kembali karena udara di luar mulai terasa dingin.
Seperti biasa kamu melakukan rutinitasmu, mandi, makan, dan tidur. Namun kali ini saat makan kamu tidak ditemani Tuan Jake. Kata Dalia, dia masih punya kesibukan lagi jadi kemungkinan dia akan pulang agak kemalaman.
Kamu masih tidak mengerti, apa saja yang dikerjakan Tuan Jake. Bukannya kalau menikah akan diberikan waktu libur beberapa hari? Ini kenapa di hari menikah saja dia harus bekerja?
Sampai malamnya pun dia belum pulang-pulang juga, kamu jadi dibuat menunggu begitu lama dan jadi gelisah sendiri. Baru saja menikah tapi kamu sudah ditinggal begitu lama seperti ini, apa istri seorang bangsawan memang sering begini juga?
Kamu lelah terus menunggu, sedari tadi yang keluar masuk ke sini hanyalah Dalia dan juga Doroti. Tuan Jake tak kunjung datang padahal katanya dia ingin menemuimu.
Karena bosan duduk-duduk di sofa, akhirnya kamu memilih untuk berbaring duluan saja. Masa bodoh harus menunggu lelaki yang tampak tak jelas kapan pulangnya, kamu juga merasa sangat lelah dan mengantuk.
Setengah hari ini kamu habiskan energi dan tenagamu untuk menghadapi acara besar pernikahan kalian, meski sudah tidur siang saja rasa lelah belum tentu hilang dari badanmu. Sepertinya ada sesuatu yang sangat berat membebani tubuhmu selama acara itu berlangsung.
Ketika matamu sudah terasa berat, pintu kamarmu terbuka perlahan. Seorang lelaki tinggi semampai masuk ke kamar dan mendekatimu. Kamu pura-pura sudah tidur saja, agak canggung rasanya jika kamu membuka mata dan menatapnya.
Ia tidak bicara sepatah katapun. Perlahan kamu merasa kasur bergerak di samping dan kamu dapat merasakan ia duduk bersender di sebelahmu.
"Kamu sudah tidur?" ucapnya lirih.
Kamu tentu saja tidak menjawab, ceritanya kan kamu sudah tidur.
Kamu mendengar helaan napas pelan lalu surai rambutmu terasa dibelai. Keningmu disentuh lembut oleh jemari yang terasa dingin dan geli itu, merambat ke kulit wajah lalu ke leher hingga pelan-pelan menjalar ke arah dadamu. Kamu tidak tahan dan dengan cepat mencegat tangannya menyentuhmu lebih dalam. Kamu menatapnya tajam sedikit panik, napasmu tak sadar berhembus cepat dan dia masih terlihat sangat tenang.
"Apa yang kau lakukan?" Kamu menatapnya curiga.
"Memastikan apakah kau masih hidup atau tidak," jawabnya enteng.
Kamu mengerutkan kening tak habis pikir, "kenapa tidur bisa membuatku mati?" tanyamu heran.
Ia perlahan tersenyum tipis, "ternyata kau belum tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN AS YOUR BOYFRIEND
AcakKamu hanya bisa melihat mereka di dalam layar? Hmmmm ..., bagaimana kalau kamu masuk ke dalam dunia ini untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang dekat dengan member ENHYPEN??? Meskipun tidak benar-benar nyata tapi setidaknya kamu bisa be...