02 Goresan

672 96 4
                                    

Keesokan harinya kamu terbangun, sedikit melakukan merenggangkan badan dan menguap lebar sembari berjalan lunglai ke kamar mandi untuk mencuci muka, menggosok gigi lalu mandi. Kamu melakukan rutinitasmu seperti biasa. 

Saat selesai mandi dan kembali ke kamar untuk merapikan tempat tidur, tidak sengaja kamu menoleh ke arah samping menuju balkon sebelah. Pintu dan jendelanya masih dibiarkan terbuka, berarti semalaman memang tidak ditutup. Gorden putih yang bersinar karena memantulkan sinar matahari yang sudah lumayan terang sedikit masuk ke kamarmu dan saat kamu melihat secara cermat orang pemilik kamar sudah tidak ada di sana.

Rasa penasaran tiba-tiba timbul, tetangga barumu yang bernama Heeseung memang orang yang sedikit aneh. Namun, dari segala sesuatu yang membuatmu tidak terbiasa dan bingung, kamu menemukan jika lelaki itu juga orang yang misterius. Dia seperti seseorang yang mempunyai banyak hal dan rahasia yang orang lain tidak akan tahu jika mengenalnya sekilas.

Kamu membuka pintu lalu berjalan ke balkon untuk melihat ke dalam kamar sebelah. Kamar dengan dekor vintage langsung menyapamu ketika mengintip ke dalam. 

Terlihat sedikit bagian kasur dan lemari kayu yang terkesan antik. Meja belajar yang berada di samping pintu dan lemari yang dipenuhi dengan buku-buku tebal berbagai ukuran. Karpet merah yang melapisi lantai dan langit-angit kamar yang dihiasi lampu hias yang cantik. Meski dekorasinya terkesan kuno, tetapi ada beberapa barang elektronik juga yang dapat kamu lihat dari balkonmu.

Kamu merasa terhibur setelah melihat dekor rumah vintage itu dan memutuskan turun ke bawah karena ibumu sudah beberapa kali memanggilmu untuk makan.

Pagi hari berganti menjadi siang, kamu masih berada di rumah dan ajakan Heeseung yang terasa seperti janji semalam mulai teringat kembali di kepalamu. Kamu mengintip di balik jendela dan melihat tidak ada siapapun yang ada di seberang sana. Pintu dan jendela juga masih terbuka sama seperti keadaan tadi malam.

Kamu dengan perasaan bimbang dan tidak yakin meninggalkan kamar, berjalan menuruni tangga dan keluar rumah menuju pekarangan. Pikiranmu tidak menetap, bagaikan sedang berkhayal kamu tahu-tahu berjalan ke rumah sebelah. Bersama langkah yang masih ragu-ragu, kamu menginjakkan kaki di pekarangan rumah tetanggamu dan berjalan menuju pintu kayu itu.

Jarimu menekan pelan bel di sebelah pintu dan terdengar suara bel dari dalam. Jantungmu tiba-tiba berdebar tak tahu mengapa, padahal kamu hanya berkunjung ke rumah teman barumu saja. 

Kamu sedikit sungkan ketika melihat Heeseunglah yang membuka pintu. Lelaki itu menemuimu dengan kejema putih dan celana hitam. Penampilannya sama seperti saat kalian pertama kali bertemu. Pria itu tidak tersenyum ataupun menyapa. Dia hanya menatapmu dengan pandangan datar dan melebarkan pintu untuk mempersilahkanmu masuk ke dalam rumah.

Kamu bingung dan dengan ragu melangkah masuk ke dalam. Heeseung tidak bicara untuk membimbingmu kemana, laki-laki itu duduk di sofa sambil memperhatikanmu. Kamu jadi gugup sendiri dan kikuk karena tidak tahu harus bersikap bagaimana kepadanya.

Musik klasik mengalun merdu dari spiker digital mini yang berbunyi di atas meja samping ruangan, menjadikan suasana sedikit seperti sedang berada di jaman viktoria, ditambah dekorasi rumah yang memang kuno dan mewah. Dan lagi, lelaki di sampingmu memakai pakaian dengan sedikit kesan gaya abad pertengahan, kamu jadi curiga apakah dia adalah orang dari masa lalu yang melakukan perjalanan waktu?

"Terima kasih sudah datang, aku sangat senang." Heeseung akhirnya bicara meski sambutannya masih terkesan kaku dan dingin bagimu, bahkan senyumnya saja kaku.

"I-iya," balasmu kikuk.

"Aku sudah menunggu, sebenarnya aku tidak yakin kamu akan datang," katanya lagi.

ENHYPEN AS YOUR BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang