Jay merapikan jasnya selagi menunggu lift yang mengangkatnya ke lantai atas. Rasa rindu dan gugup samar-samar menggerayanginya saat melangkah keluar dari lift dan menuju suatu ruangan tempat acara sederhana itu diadakan.
Sebenarnya itu bukan acara reunian tapi seperti ingin berkumpul-kumpul saja dengan teman-teman yang selama ini entah pergi kemana tanpa ada kabar. Bukan perkumpulan yang diadakan karena sudah lama bertemu tapi karena kehendak satu orang yang ingin melihat sahabat-sahabat lamanya.
Selepas kepergian sahabat terbaiknya itu, Jay sudah tidak bisa menghubungi nomornya lagi. Dia bagai hilang tertelan bumi tanpa meninggalkan sisa jejak kehidupannya. Andai waktu itu Jay sempat bertanya kemana dia akan pergi, tapi sepertinya hal itu sia-sia saja karena dia tidak mengatakan apapun dan langsung pergi.
Bahkan Jay tidak sempat mengantarkan kepergiannya untuk terakhir kali, Jay hanya mengenang kepergiannya saat dia pamit dari rumah.
Setelah menyerah mencari tahu satu orang yang entah menghilang ke mana, Jay memutuskan untuk mengumpulkan teman-teman lamanya yang mungkin masih bernapas. Dan yah, mereka semua memang masih bernapas dan terlihat sehat walafiat.
"Tokoh utama memang datang paling akhir."
Kalimat sambutan yang dilontarkan oleh pria perpenampilan seperti lelaki mapan menarik senyuman di bibir Jay. Mereka berdiri dan berpelukan sambil menepukkan bahu masing-masing.
Sebenarnya yang melakukan itu hanyalah Sunghoon awalnya, tapi entah mengapa yang lain juga ikut-ikutan dan akhirnya mereka berpelukan bersama-sama.
"Padahal baru kemaren kita bertemu, tapi kenapa aku memelukmu seperti baru bertemu denganmu setelah berpisah bertahun-tahun?"
Jungwon terheran-heran dengan dirinya sendiri.
"Oh ya, aku sudah lama tidak dengar kabarmu. Kamu akan melanjutkan kuliah lagi kan?"
Jay bertanya pada temannya, Heeseung, yang terlihat pendiam di antara mereka sejak kedatangannya di ruangan itu.
"Hmm, iya. Aku sudah muak cuti kuliah," ucapnya hampir terdengar tanpa emosi.
Heeseung ternyata masih orang yang tetap sama meski dirinya terlihat lebih berwarna dari hari terakhir saat Jay tidak melihatnya lagi.
Jungwon menepuk pundak Heeseung dengan senyuman bangga.
"Kita harus mengucapkan selamat pada Kak Hee karena berhasil bertahan. Dia Kakak yang hebat," ucap Jungwon tersenyum kepada anak lelaki yang lebih tua darinya dengan panggilan Kak Hee itu.
"Ngomong-ngomong soal bertahan, apa kamu juga masih bertahan agar tidak menemuinya? Padahal kau bisa cari dia sekarang juga." ucap Sunghoon memancing.
"Tidak bisa, ayahku pasti akan menangkapku lagi jika aku pergi ke tempat itu. Padahal rasanya hampir gila karena tidak bertemu dengannya."
"Oh ya? ngomong-ngomong ayahmu masih memaksamu untuk jadi penerus hotelnya?" tanya Jay membuka topik yang beberapa hari lalu Jungwon bicarakan dengannya di hari sebelumnya.
"Tidak, dia tidak memaksa. Sebenarnya memang begitu awalnya. Cuman, aku tidak suka dia masih mengekangku terus."
Jungwon kembali membuka isi obrolannya dengan Jay di waktu lalu kepada yang lain agar mereka tahu dengan cara yang sangat natural. Memang begitulah cara mereka berdua untuk membawakan hal yang ingin mereka sampaikan pada yang lain meski keduanya telah membicarakan hal itu.
"Kalau kalian sendiri, bagaimana kabarnya?" Jay beralih ke teman-temannya yang lain.
Sunoo, Jungwon, Heeseung, Jake, Sunghoon, dan Riki, orang-orang yang ingin Jay tahu kabarnya dan juga yang menjadi alasan kenapa pertemuan itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENHYPEN AS YOUR BOYFRIEND
RandomKamu hanya bisa melihat mereka di dalam layar? Hmmmm ..., bagaimana kalau kamu masuk ke dalam dunia ini untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang dekat dengan member ENHYPEN??? Meskipun tidak benar-benar nyata tapi setidaknya kamu bisa be...