02 Raga Baru

478 65 2
                                    

Hari ini kamu akan pergi ke universitas untuk mengurusi beberapa berkas dan juga persyaratan pendaftaran. Hari ini juga kamu kembali merasakan kesibukan berurusan dan harus pergi ke sana kemari mengurusi pendaftaranmu.

Sebenarnya kamu bisa minta supir pribadi untuk mengurusi semuanya, tapi karena perintah ibumu kamu terpaksa harus keluar sendiri untuk mengurusnya. Memang sangat mengesalkan, tapi mau bagaimana lagi, paman supir tidak bisa menolak perintah jika ibu sudah berkata.

Akhirnya, kamu terpaksa menghadapi berbagai orang dan mengenali alur rumit administratif di kampus barumu. Untuknya Paman Eden, selaku supir pribadi kalian ikut menemanimu mengurusi semuanya, jadi kamu tidak terlalu gugup saat berurusan dengan petugas administrasi.

Selesai semua urusan beres, kamu meminta Paman Eden untuk mampir sebentar di sebuah perpustakaan dan menghabiskan waktu lumayan lama di sana.

Sebelum pergi, kamu sudah mewanti-wanti kepadanya bahwa urusanmu di kampus masih lama sehingga bisa pulang kesorean, padahal sebenarnya kamu memanfaatkan waktu itu untuk menjelajahi koleksi baru dari beberapa toko buku yang letaknya kebetulan di samping perpustakaan.

Meskipun melelahkan, setidaknya kamu dapat menyegarkan pikiranmu kembali dengan melihat aneka sampul buku yang masih di segel rapi di setiap etalase toko.

Membeli beberapa komik sepertinya tidak apa-apa, kamu bisa menyembunyikannya dari ibumu.

"Paman, ayo pulang. Sudah selesai."

Kamu masuk ke mobil kembali sambil menenteng komik-komik yang kamu beli. Paman Eden hanya menghela napas melihatmu dan melajukan mobilnya.

"Tidak mau ke tempat lain lagi?" tanya Paman padamu.

"Tidak, langsung ke rumah saja. Jangan bilang hal ini ya Paman," pintamu.

"Siap Nona!" ucapnya seraya mengacungkan jempol ke atas.

Kamu tertawa puas kemudian menghela napas sambil memeluk komik-komik barumu. Sinar oranye senja yang tak terlalu menyala membuatmu tersadar hari sepertinya sudah mulai menggelap, kamu menghabiskan waktu terlalu lama rupanya. Ibumu pasti akan memeriksa isi tasmu lagi kali ini. Kamu harus menitipkannya pada Paman Eden sebelum masuk ke rumah.

Sambil menyender, kamu menatap ke luar jendela mobil dan melihat langit oranye yang begitu adiwarna. Pemandangan matahari terbenam ini disebut swastamita kan? kamu mendapatkan kata indah itu dari buku novel yang belakang ini kamu baca.

Setidaknya, melalui hobimu itu kamu dapat sedikit demi sedikit menambah diksimu meski tidak ada keinginan untuk mengambil jurusan bahasa dan kesusastraan.

***

"Annon! Annon! Bangun Nak! Kamu tidak boleh meninggalkan ibu seperti ini!"

Jeritan tangis ibu perlahan-lahan masuk ke pendengaranmu. Kesadaranmu pulih kembali tapi keberadaanmu jauh dari sesuatu yang seharusnya terjadi atau yang kamu harapkan.

Tempat di balik dinding kaca ruangan itu, sebuah tubuh perempuan terkulai lemas dengan alat-alat medis yang menempeli tubuhnya. Bekas merah darahnya tercetak di baju yang ia kenakan dan tangisan seorang wanita yang kamu kenal sebagai ibumu menjerit-jerit hebat di luar ruangan operasi sembari memukul-mukul dinding, histeris menatap anaknya.

Kamu tidak mengerti.

Jelas jelas perempuan itu adalah dirimu, tapi kenapa..

Kenapa kamu berdiri di sini?

Apa mereka tidak melihatmu?

"Ibu! Tenang! Annon akan baik-baik saja! dia pasti sadar! Percaya pada Ayah."

ENHYPEN AS YOUR BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang