02 Penghuni yang Galak

678 104 3
                                    

Di pagi hari, kamu terbangun dengan badan yang terasa lebih bugar, mungkin karena kamu tidur lebih panjang dari yang sebelumnya, berhubungan ini hari libur jadi kamu tidak pergi ke sekolah. Kamu keluar dari kamar sembari meluap dan berjalan ke kulkas untuk memeriksa persediaan makanan.

Kamu pergi ke luar untuk membeli beberapa daging ayam dan sayuran. Kebetulan sekali apartemen ini dekat dengan pasar dan toko perbelanjaan jadi kamu hanya berjalan kaki untuk sampai di sana tanpa mengeluarkan biaya tambahan.

Satu jam kemudian kamu kembali lagi dan langsung membuat sarapan. Yeon dan Yunjin rupanya telah bangun, mereka mendekatimu yang sedang sibuk memasak.

"Kakak, apa kita boleh membangunkan orang yang semalam ada di kamar itu?" tanya Yeon tiba-tiba.

"Tidak boleh, nanti dia marah. Kita tidak boleh mengganggu dia," ucapmu.

"Tapi sepertinya dia tidak bangun-bangun, apa dia sakit?" ucap Yunjin.

Kamu teringat dengan perkataan lelaki yang kamu temui kemarin, orang yang tinggal di sini katanya mengalami KLS, oh ya kamu belum mencari tahu KLS itu apa!

"Nanti kakak saja yang lihat, kalian cuci muka dulu sana."

Kamu kembali fokus memasak dan segera menyelesaikannya. Saat kamu baru saja memegang ponselmu untuk mencari tahu tetang KLS, tiba-tiba dari arah kamar suara pecahan kaca terdengar. Kamu menoleh ke arah pintu kamar dan berjalan ke dalam. Saat kamu masuk, seorang lelaki sudah terlungkup di lantai dengan pecahan gelas kaca dan air yang tumpah membasahi lantai.

Kamu membesarkan matamu lalu segera membantu laki-laki itu. Saat kamu ingin menolongnya, laki-laki itu menatapmu dengan tatapan bingung campur tidak suka. Dia menepis tanganmu lalu meringis memegang kepalanya.

Kamu tidak tahu harus bagaimana, lelaki ini terlihat tidak suka dengan kehadiranmu tapi ia juga terlihat memprihatinkan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" ucapnya dengan wajah sinis.

"Namaku Kang Yeona. Aku pembantu sekaligus yang akan merawatmu di sini," ucapmu memperkenalkan diri.

"Pembantu? Merawatku? Hah, lucu sekali," dia menyeringai sambil tertawa kecil. Kamu hanya mengerutkan alismu, merasa diremehkan olehnya. Bukankah kamu di sini untuk membantunya? Seharusnya dia senang bukan?

Laki-laki itu perlahan bangun dan saat ia hendak berjalan tiba-tiba dia tersungkur ke lantai. Kamu kaget lalu segera mengangkatnya dan menempatkannya ke atas kasur kembali. Tubuhnya terlihat lemas tidak bertenaga, wajahnya juga pucat. Pantas dia harus diurus, berdiri saja tidak becus.

Saat kamu ingin keluar untuk mengambil sapu dan pengki, tanganmu tiba-tiba ditarik. Meski sangat lemah tapi kamu berhasil berbalik padanya.

"Tolong jangan baringkan aku lagi," ucapnya masih dengan wajah lemas.

Kamu hanya menghela napas lalu memapahnya untuk berdiri. Badannya begitu berat, mungkin saking lemahnya bergerak semua beban jadi bertumpu padamu. Kamu membawanya ke ruang tengah dan mendudukkannya di sofa. Dia menyenderkan bahunya dan memejamkan mata lagi sambil menghela napas lelah.

Kamu memandangnya dengan begitu penasaran, apa yang sebenarnya terjadi dengan orang ini? kenapa tubuhnya begitu lemas tidak bertenaga? Apa dia mengidap penyakit yang serius?

"Ada yang bisa saya bantu lagi?" tawarmu. Inilah tugasmu di sini yaitu mengurusnya dengan baik.

"Siapkan seragamku, aku akan mandi beberapa menit lagi," perintahnya.

"Eee ... tapi, ini hari libur, apa sekolah Anda masih tetap turun di hari libur?" tanyamu bingung.

Lelaki itu membuka matanya kembali dan memandang langit-langit apartemen dengan wajah masam.

ENHYPEN AS YOUR BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang