04

194 31 2
                                    

Niki kembali menatap dirinya di depan cermin, tangannya mengancingkan kancing bajunya satu persatu. Ia tidak ingat dengan kejadian kemarin, saat terbangun Niki sudah berada di dalam kamar dengan seragam kotor dan wajah penuh darah.

Ia tidak tahu apa yang terjadi, apakah ada seseorang yang mengangkutnya ke sini?

Niki benar-benar tidak mengerti. Bagaimana ia bisa selamat?

Ia membuka lemari pakaian dan tidak menemukan jasnya di mana-mana, Niki mencoba mengobrak-abrik isi lemarinya, tetapi jas itu tidak ia temukan juga. Apa ketika dihajar kemarin tidak sengaja terlepas dari tubuhnya?

Niki sedikit bergidik ngeri dan berusaha agar tidak memikirkan itu lagi, syukur dia masih bisa pulang kemaren.

Selesai berpakaian, ia keluar dari kamar dan membuat sarapan, seperti biasa rumah selalu sepi di pagi hari. Kedua orang lainnya selalu tidak dapat ia temukan di banyak waktu, entah apa yang mereka lakukan sebenarnya. Hubungan keluarga ini benar-benar tipis.

Ia berpikir demikian sembari meneguk pelan air minum. Saat Niki mulai menyuap makanan, sendok tiba-tiba jatuh dari tangannya bersama makanan dan mengotori meja.

Niki tertegun, berusaha memeriksa diri. Secara sekelebat dan cepat, sekumpulan ingatan yang entah datang dari mana muncul mengerumuni isi kepalanya. Ia mengerutkan kening, melihat kejadian-kejadian beruntun yang berputar cepat. Dia dan orang-orang kemarin berkelahi seperti ingin saling membunuh dan berakhir dengan dirinya yang menggantungkan Matt ke sebuah tiang.

Tunggu! Tunggu!

Niki meremas rambutnya, menunduk ke arah piring makan seraya merasa takut dan cemas.

Apa yang sebenarnya terjadi kemarin? Siapa itu? dan kenapa Niki bisa ada di sini pagi ini?!

Dia merasa sangat kacau, sesuatu yang tidak ia ketahui semakin membuatnya cemas. Ia benci ketidaktahuan ini. Ia ingin berhenti dihantui terus-menerus.

Tunggu! Jadi ....

Niki teringat dengan sebuah suara yang muncul di kepalanya kemarin, sebuah suara yang bersedia membantunya. Suara yang dengan yakin akan menggantikannya hari itu.

Niki yakin ia menyerahkan dirinya pada orang itu, tapi siapa? dia datang dari mana? Niki tidak dirasuki setan manapun kan?

Ia memandang ke arah pintu kamarnya kembali. Mencari sebuah alasan mengapa ia tidak menemukan jasnya hari ini, alasan kenapa dia selalu terbangun seperti orang linglung, alasan kenapa ia selalu merasa ada yang terlewatkan saat dia berinteraksi dengan orang lain.

"Aku punya kepribadian ganda?"

Niki bergumam pelan, menatap kosong ke sekeliling. Melihat tatanan ruang yang terkesan hampa dan tampak sepi dengan hanya dirinya seorang yang duduk di sana. Mengumpulkan dan menyimpulkan hal yang ia pikirkan dengan kata-kata itu.

Kepribadian ganda.

Niki tidak yakin dengan apa yang ia simpulkan. Ia rasa ia sudah gila. Ia tidak ingin mendiagnosa dirinya sendiri.

Dia mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana ini? apa dia dalam bahaya? Niki tidak memahami situasinya sendiri sekarang. Bagaimana dia bertingkah di sekolah nanti?

Ia terlalu pusing dan gelisah memikirkan itu.

Niki membuang makannya begitu saja ke bak sampah dan meninggalkan rumah dengan perut yang masih kosong.

Tiupan angin pelan di musim semi membuatnya merasa sedikit segar setelah pikiran menjadi kusut selama perjalannya menuju sekolah.

Niki mulai berpikir jernih setelah melangkah pelan memasuki area gedung sekolahan. Ia memang tidak tahu apa yang ia lakukan selama ini, tapi ia pasti akan menemukan jalan keluarnya selama ia berusaha membaca situasi. Ya, Niki harus yakin pada dirinya sendiri mulai dari sekarang.

ENHYPEN AS YOUR BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang