05

418 31 10
                                    

"Bejat, dengan modus bimbingan konseling, guru SMA ini berhubungan intim dengan banyak siswi-siswinya,"

Headline berita tersiar di televisi saat Niki dengan santai meneguk susunya sembari mengunyah sepotong roti lapis.

"Baru-baru ini dilaporkan bahwa seorang guru di sebuah Sekolah Menengah Tinggi telah melakukan hal tidak senonoh kepada siswi-siswinya. Kejahatan tersebut dimulai dengan modus bimbingan konseling dan bujuk rayu manis untuk memikat remaja yang masih polos."

"Pelaku (W) telah diketahui sering melecehkan siswi-siswinya dengan memotret secara diam-diam dan mengoleksi foto-foto cabul untuk kesenangan pribadi. Para korban sebelumnya tidak berani melapor karena telah diancam oleh W. Sejauh ini korban yang diketahui sebanyak 25 siswi dan sisanya masih dalam tahap penyelidikan."

"Untuk vonis hukuman, pelaku terancam dipenjara selama ...."

Niki menelan habis roti lapisnya dan menekan remot TV, mematikan layar lebar persegi panjang itu dan siaran berita pun berhenti. Ia meletakan remotenya ke atas meja kembali lalu berjalan ke kamarnya.

Tangannya membuka laci di meja belajar dan mengambil sebuah map dengan beberapa berkas dokumen di dalamnya.

Berkas pertama adalah sebuah rekam medis yang ia dapatkan setelah menemui psikiater baru-baru ini. Di sana diungkapkan bahwa Niki mempunyai kurang lebih tiga Alter yang memiliki nama dan kepribadian masing-masing.

Alter pertama adalah seorang perempuan seumuran Niki yang bernama Mori. Mori punya sifat yang dingin dan acuh tak acuh, tapi sesekali ia dapat menunjukan sisi yang kuat dan percaya diri. Alter kedua bernama Sunny, seorang remaja laki-laki yang 4 tahun lebih muda darinya, anak yang mempunyai sifat periang dan ceria. Lalu, Alter terakhir bernama Frans, seorang pemuda berusia sekitar 25 tahun yang punya sikap cukup dewasa. Dialah yang mencegah Mori berbuat semaunya saat Niki diambil alih oleh Mori.

Sebelumnya Niki hanya mengetahui satu orang yang sering mengambil alih tubuhnya dan membuat sedikit masalah. Ia baru tahu kedua lainnya setelah sering kali berobat ke psikiater.

Ia bisa berkomunikasi dengan meraka melalui catatan kip di ponselnya yang ia tinggalkan untuk alternya baca. Metode itu ternyata bisa dipakai dengan baik, Frans dan Sunny mengisi beberapa pertanyaan yang Niki tulis. Namun Mori tidak pernah menulis jawaban untuk pertanyaannya.

Perempuan itu meninggalkan catatan kaki di buku kecil sampul kuning Niki. Itu berisi rencana masa depan yang Niki akan jalani. Rencana itu ternyata telah dibuat oleh Frans dan Mori saat Niki baru masuk SMA.

Kamu menatap Sophia yang saat itu berdiri di hadapanmu. Di samping pembatas jembatan dan sapuan hangat sinar matahari sore, perempuan itu tersenyum kecil dengan wajahnya yang tampak kurang sehat.

Tangannya mengelus perut kecil yang tampak membesar itu. Matamu turun ke sana, mengamatinya dengan seksama.

Menyadari kondisi hidup dan mental Niki yang semakin memburuk, rupanya kedua Alter itu berencana untuk saling menyelamatkan, karena tidak ingin ikut mati bersama Niki. Alasan yang terdengar lucu karena mereka tidak bisa keluar darinya dan hanya bisa menetap di satu tubuh.

"Aku telah mengatakan semuanya, meski ayahku kecewa tapi syukurnya dia tidak marah besar. Ibuku sangat sedih, aku tidak pernah melihatnya menangis seperti itu."

Wajah Sophia tampak getir.

"Lalu bagaimana dengan orang itu?" tanyamu.

Sophia menggeleng lemah dengan senyuman pahit. "Aku keguguran, malam sebelum dia ditangkap, dia datang kepadaku dan mendorongku dari tangga,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ENHYPEN AS YOUR BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang