08

2.7K 661 32
                                    

TAEYONG memeluk tubuh Lisa yang kini pingsan.

Maniknya menatap dalam pada Sandara, sosok penyihir terakhir yang merupakan teman lamanya. Dalam sekali lihat Taeyong tahu bahwa Sandara telah tiada, menjemput soulmate-nya.

Ia menutup mata selama beberapa saat. Lagi dan lagi, orang terdekatnya pergi.

Suara langkah kaki banyak orang membuat matanya terbuka perlahan. Tak hanya vampir, tapi juga beberapa werewolf sekaligus. Taeyong mengamati setiap lekuk wajah Lisa lalu menghela napas.

"Yuta, bawa penyihir itu juga."

Sosok vampir yang baru tiba tersebut tersentak di tempat. Kemudian menuruti perintah Taeyong tanpa bertanya.

"Apa Lisa baik-baik saja?"

Taeyong hanya diam, ia sibuk memperhatikan gerak-gerik seorang manusia terpilih yang menjadi soulmate seorang Alpha.

Lewat lirikan mata Taeyong tahu ada delapan werewolf di sana, salah satunya adalah sang pemimpin. Juga merupakan soulmate dari perempuan di depannya yang tampak sangat mengenali Lisa.

Jadi inikah pack werewolf yang dikatakan Sandara?

"Dia hanya pingsan." Jawab Jaehyun sambil menyeka darah di pelipis. "Dasar rogue gila, mereka menyerang tanpa perhitungan."

Taeyong berdiri, menggendong Lisa di depan dada. "Di luar masih banyak?"

"Dalam lima menit akan ada gerombolan rogue liar kemari." Yuta memberitahu.

"Puluhan vampir akan datang dan memaksa masuk ke ruangan rahasia." Ucap Doyoung penuh perhitungan. "Karena sihirnya sudah hilang, mereka bisa menemukan tempat ini."

Taeyong mengangguk paham.

Di dalam kelompoknya, Yuta dan Doyoung memiliki insting yang sangat tajam. Namun posisi mereka berbeda, Yuta adalah vampir penyerang sementara Doyoung lebih mirip sebagai otak kelompok dan pembuat strategi.

Jinyoung maju dan menggenggam tangan Jisoo. "Kalian akan kembali melewati wilayah kami, biarkan aku menunjukkan jalan."

Belum sempat Taeyong menjawab, Doyoung lebih dahulu maju dan memandang Jisoo tak percaya. Kemudian Doyoung menatap Jinyoung penuh penghakiman.

"Bagaimana bisa kau membawa soulmate-mu yang sedang hamil?!"

***

Atap tenda yang gelap merupakan hal pertama ia lihat. Lisa mencoba membuka matanya lebih lebar, kemudian meneliti sekeliling sementara pikirannya perlahan menggali ingatan.

Yang ia ingat adalah Taeyong menggigit lehernya. Saat itu pula pandangannya mulai menggelap hingga berakhir pingsan.

Lisa mencoba mendudukkan diri, tapi sekujur tubuhnya sangat nyeri sehingga Lisa berdesis kesakitan. Sepertinya bekas gigitan Taeyong belum sembuh.

"Kau sudah bangun?!"

Jisoo membuka pintu tenda lalu berlari ke sisi Lisa. Ia memeriksa suhu tubuh gadis yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri. Tatapannya tampak cemas tapi lega di saat bersamaan.

Helaan napas keluar dari mulut Jisoo. "Untung saja Taeyong memberitahu kalau kau sudah bangun."

Lisa mengerutkan kening, "Tae-"

"Sshh, minum dulu. Kau mau duduk?"

Kepala Lisa mengangguk.

Ia meringis ketika berusaha duduk dibantu oleh Jisoo, badannya benar-benar terasa remuk. Mungkin inilah efek mengikuti ritual forced soulmate.

Tiba-tiba saja Lisa teringat sesuatu.

"Sandara mana?"

Jisoo memberikan segelas air, pandangannya turun ke bawah seakan tak mau menatap mata Lisa. Gestur itu membuatnya paham, bahwa Sandara mungkin telah tiada.

Lisa menggenggam erat gelas di tangan. "Aku mau sendiri."

Jisoo menarik napas dalam, kemudian keluar dari tenda seperti yang Lisa pinta. Gadis itu pasti membutuhkan waktu. Kehilangan Sandara layaknya kehilangan penopang hidup, karena selama ini Lisa hanya bergantung pada Sandara.

"Jangan terluka."

Lisa langsung menoleh, ia sangat terkejut melihat Taeyong berdiri di pojokan tenda. Padahal menurutnya tidak ada siapa pun sebelum Jisoo masuk.

"Tolong tinggalkan aku sendiri." Ucap Lisa mengalihkan topik.

Wajah Taeyong mendatar.

Saat pemuda vampir itu memutuskan berjalan mendekat, suhu udara seketika berubah drastis menjadi lebih rendah. Aura mengintimidasi yang Taeyong keluarkan membuat Lisa sedikit takut.

"Pikirkan dirimu sendiri dahulu, mermaid." Tukas Taeyong disertai tatapan tajam.

Bagai sadar apa yang dimaksudkan, Lisa membelalakkan mata. "M-Mermaid?"

Taeyong hanya diam, sehingga Lisa merasa geram.

"Bukankah seharusnya aku berubah menjadi vampir?! Jawab aku!"

Beberapa detik kemudian Taeyong mengangguk, masih dengan wajahnya yang datar.

"Karena itu, jangan sampai terluka. Werewolf dari pack ini belum tentu bisa menahan diri."

Lisa menatap kedua tangannya. Masih berwarna kemerahan, bukan pucat layaknya vampir lain. Dirinya masih seorang mermaid, entah mengapa perjuangannya dengan Sandara terasa sia-sia.

"Kenapa bisa begini?"

Taeyong menolehkan kepala. "Bersiaplah, kita akan segera pergi."

Ia segera mengalihkan pandangan dan menatap Taeyong lekat. Mengapa Taeyong tak mau menjawab pertanyaannya?

Tapi yang paling penting, mengapa ia tidak berubah menjadi vampir?

"Sekarang ... kita adalah soulmate kan?"

Pertanyaan tersebut meraih atensi Taeyong seluruhnya. Lisa hanya bisa berharap kalau Taeyong menjawab iya atau menganggukkan kepala walau pelan.

Apa pun, asalkan hidupnya aman.

[tbc.]

05/24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05/24

nanaourbunny

[4] ForcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang