19

2.5K 634 40
                                    

KEDUA kakinya bergerak berirama, duduk diam layaknya anak kecil yang patuh.

Namun sesungguhnya Lisa sangat bosan berada di kamar Taeyong. Ia ingin keluar dan jalan-jalan tapi sayang Joy pergi sejak pagi. Karena jika tak ada Joy, maka Taeyong tidak mengizinkan Lisa untuk keluar kamar.

Beberapa pria vampir lainnya masih memiliki peluang untuk menjadi buas bahkan saat Taeyong sudah menggigit lehernya.

Mengenai hal itu, Lisa perlahan mengelus perpotongan leher dan mendapati dua luka kecil di sana. Tadi pagi Taeyong melakukannya lagi, tapi Lisa pikir gigitan vampir kini tak sesakit sebelumnya.

Tiba-tiba ada pheromone masuk ke dalam indra penciumannya. Aroma ini tidak asing, seolah Lisa pernah menghirup wangi yang sama persis.

Tapi milik siapa?

Tanpa sadar Lisa bangkit dari duduk dan berjalan mendekati pintu. Begitu pintu terbuka, aroma yang sama tercium semakin pekat dan mengundang Lisa untuk mendatangi sumbernya.

"Lisa!"

Ia tersentak ketika Jaehyun menahan tangannya agar tidak berjalan semakin jauh. Manik bulat Lisa mengedar, menyadarkan bahwa dirinya kini berada di lantai satu mansion dan tidak sendirian.

Ada Taeyong memasang wajah dingin yang lama tak ia lihat, salah satu mata pemuda tersebut berwarna biru. Di dekat Taeyong berdirilah Ten, menatap Lisa dengan pandangan terkejut.

Sedangkan Yuta dan Doyoung sudah memunculkan dua taringnya untuk mengancam lawan bicara mereka.

Yang tak lain adalah Sehun beserta anggotanya.

"Mate," panggil Sehun dengan mata membola.

Taeyong menggeram memberi peringatan. "Ketahui batasanmu, Sehun."

Sehun menoleh kemudian tertawa keras. Tawa yang sama dengan tawa beberapa tahun lalu, terdengar mengejek dan penuh kegelapan hati.

"Apa kau lupa bahwa Lisa adalah soulmate milikku? Harusnya yang tahu batasan adalah dirimu sendiri!" bentak Sehun penuh emosi.

Kemudian beberapa werewolf yang lain memasang posisi siaga, diikuti oleh Yuta yang sudah menahan diri sejak awal. Suasananya terasa seolah akan ada peperangan yang hampir meletus di sana.

"Kenapa kau bisa turun?" tanya Jaehyun berbisik, tapi penuh dengan penekanan.

Seharusnya kamar Taeyong sudah dikunci, atau memang belum terkunci sejak tadi?

"A-Aku mengikuti aroma seseorang," Lisa melirik Taeyong yang tak menatapnya. "Apa yang sedang terjadi?"

"Tidak ada. Ayo, kau harus berada di kamar."

Sebelum Jaehyun bergerak membawa Lisa, ada dua werewolf asing menghadang dan memukul wajah Jaehyun sekeras mungkin.

Lisa yang tidak menduga hal tersebut terjadi pun memekik, terutama saat salah satu werewolf menendang perut Jaehyun.

"Jangan berani membawa milikku pergi, vampir sialan." Ujar Sehun dengan suara berat.

Kini Sehun berjalan ke arah Lisa, seluruh urat di wajahnya menonjol karena amarah. Ia bertekad membawa Lisa pergi, ia harus berhasil merebut kembali apa yang telah Taeyong rebut.

"Berhenti."

Taeyong kini berdiri di depan Lisa dan berpadu pandangan dengan Sehun.

Dilihat dari tatapan kedua pria tersebut, orang asing pun tahu bahwa Taeyong dan Sehun tidak akan mau mengalah. Karena kehilangan Lisa juga berarti kematian bagi mereka berdua.

Seiring tatapan mata Taeyong yang semakin dingin dan datar, suhu udara ikut menurun.

"Tak ada yang boleh merebut Lisa dariku."

Sehun menggeram, memberikan titah pada werewolf lain untuk menyerang Taeyong.

Keadaan berubah kacau ketika para werewolf melakukan shift lalu melolong keras. Yuta dan Jaehyun bersiap di tempat, berjaga-jaga jika semua werewolf itu menyerang Taeyong maupun Lisa.

Namun sebelum pertarungan pecah, es muncul dari kehampaan dan membekukan kaki para werewolf. Mereka menggeram kebingungan sambil berusaha melepaskan diri dari es.

Jaehyun dan Doyoung langsung menoleh, menatap Taeyong dengan pandangan terkejut.

Selama ini Taeyong selalu menyembunyikan elemen es karena kekuatan itu kurang mampu ia kuasai. Terutama saat emosi, Taeyong tak akan bisa mengendalikan sihir tersebut.

Di sisi lainnya Sehun terpaku melihat hal mustahil yang justru terjadi tepat di depan matanya.

Ketika ia mengerjap, kini Taeyong sudah berdiri sambil mengucapkan sesuatu dengan nada rendah.

"Malam purnama, tempat di mana semuanya berasal. Hanya kita berdua, mari bertaruh nyawa untuk Lisa."

[tbc.]

siapkan diri untuk chapter mendatang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

siapkan diri untuk chapter mendatang

07/03

nanaourbunny

[4] ForcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang