07

2.6K 691 48
                                    

MEREKA seharusnya segera melakukan ritual, tapi Taeyong tak kunjung muncul.

"Dasar, apa yang dia lakukan di luar?"

Lisa juga kebingungan. Sudah setengah jam berlalu dan Taeyong belum muncul sama sekali.

Kondisi Sandara kini pun jauh dari kata sehat. Setelah beberapa menit tampak baik-baik saja, wanita itu terduduk sambil memuntahkan darah segar.

Suara langkah kaki dari dalam lorong membuat kedua perempuan tersebut menegang. Detak jantung semakin ribut kala suaranya terdengar kian dekat.

Jika itu bukan Taeyong, maka selesailah sudah.

Lisa dengan sigap berdiri di depan Sandara untuk melindungi penyihir tersebut. Walau sia-sia karena Sandara bangkit dan ganti menarik Lisa agar bersembunyi di belakangnya.

Kemudian jantung mereka serasa jatuh ke perut saat melihat tubuh Taehyung. Bahkan Sandara mengumpat lalu matanya melotot tajam.

Tubuh, tanpa kepala.

"Sudah?"

Taeyong menjatuhkan tubuh Taehyung lalu membersihkan kedua tangannya yang tidak kotor sedikit pun.

Sandara berdecak, kemudian menyuruh Lisa dan Taeyong mendekat ke arah cawan.

"Kau benar-benar Taeyong kan?" tanya Sandara, terdengar jelas ia tengah kesal setelah dikejutkan oleh tindakan vampir ini tadi.

Taeyong menatap Sandara dingin. "Kau pikir aku palsu?"

"Siapa tahu kau menyuruh seseorang untuk berubah menyerupaimu."

"Kata penyihir yang baru saja dikendalikan oleh vampir." Sarkas Taeyong lalu menghela napas.

"Cepat mulai ritual atau bau darahnya semakin menyebar dan mengundang makhluk-makhluk lain. Kau tau benar hal ini."

Sandara malah tertawa pelan. "Itu kalimat terpanjang yang pernah aku dengar, terima kasih."

Taeyong menggeram kesal sambil memutar bola mata dan tanpa sengaja bertemu pandang dengan Lisa.

Lisa baru menyadari, kalau penampilan Taeyong agak unik. Rambut dengan dua warna, merah dan perak menyala ini bukanlah warna rambut yang biasa dimiliki oleh vampir.

Juga kedua mata Taeyong berbeda, biru serta hitam legam. Jelas dia adalah vampir yang istimewa.

Tepat setelah memikirkan hal tersebut, mata biru milik Taeyong berubah menjadi hitam. Lisa tersentak, bagaimana caranya melakukan hal tersebut?

"Cepat lakukan." Perintah Taeyong datar setelah menolehkan kepala.

"Racunmu, Tuan."

Taeyong memberi Sandara botol kecil. Isinya berupa racun bisa dari klan vampir, tepatnya dari Taeyong sendiri, berwarna merah pekat.

Sandara meneteskan sedikit bisa milik Taeyong ke dalam cawan yang sebelumnya sudah diberi darah Lisa.

Tangannya bergetar memikirkan konsekuensi dari ritual ini, tapi mereka harus melakukannya.

"Tidak mau bercampur."

Ucapan Sandara benar. Di dalam cawan, darah mermaid Lisa menetralkan racun merah dari Taeyong. Sehingga cairan di dalamnya berubah menjadi warna biru lagi.

Suara lolongan serigala terdengar, tidak hanya satu tapi beberapa sekaligus. Raut wajah Taeyong juga berubah menggelap.

"Puluhan vampir kemari, cepatlah!"

Sandara menelan ludah dengan susah payah, lalu mulai memasukkan seluruh isi botol ke dalam cawan. Dapat ia lihat kedua jenis darah yang berbeda klan tersebut bergerak saling menjauhi.

Sandara berdecak pelan. Lisa dan Taeyong bukanlah sepasang soulmate, tidak seperti perkiraannya. Maka ritual forced soulmate yang sesungguhnya akan dimulai.

"Tahan dirimu, ini akan menyakitkan." Bisiknya.

Setelahnya bibir Sandara bergerak mengucapkan kalimat mantera. Beberapa detik kemudian tubuh Lisa terasa sangat nyeri, seolah ada sesuatu bergerak liar di pembuluh darahnya.

Lalu darah Lisa dan darah Taeyong menyatu dengan perlahan di dalam cawan. Bukannya menjadi ungu, mereka malah semakin menggelap hingga menjadi cairan berwarna kehitaman.

Hitam.

Tanda bahwa kedua darah itu tidak seharusnya bercampur.

Lisa jatuh terduduk dengan hidung yang kembali mimisan, sedangkan Sandara terbatuk dan memuntahkan lebih banyak darah. Namun ia tidak berhenti dan terus melanjutkan ritual.

Setelah berhasil menyelesaikan kalimat mantera, Sandara mencelupkan tangannya ke dalam cawan. Lewat lirikan, ia menyuruh Taeyong berjalan mendekati Lisa.

Sandara mengangkat tangan kiri mereka berdua dan menggenggamnya erat, mantera terlarang diucapkan lagi.

Secara ajaib, cairan hitam di tangan Sandara menjalar ke tangan Taeyong dan Lisa diikuti kemilau cahaya yang lemah.

Taeyong mengerutkan dahi saat cairan hitam itu mulai memaksa masuk lewat kulit, bahkan Lisa berteriak keras dan mulai menangis. Rasanya seperti ditusuk sampai menembus tulang.

Napas Sandara terdengar berat, ia melirik lagi ke arah Taeyong sebelum merebahkan diri di lantai yang penuh debu.

Seolah mengerti apa yang harus dilakukan, Taeyong mengeluarkan taringnya. Salah satu matanya juga berubah menjadi biru lagi.

Layaknya vampir lain, Taeyong juga tergoda dengan bau darah Lisa, tapi ia lebih mampu menahan nafsunya.

"Maaf."

Kemudian Taeyong menancapkan kedua taringnya dalam-dalam.

Tubuh Sandara melemas saat mendengar teriakan kesakitan Lisa. Ia ingin mengurangi penderitaan Lisa, tapi tugasnya telah selesai.

[tbc.]

05/23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05/23

nanaourbunny

[4] ForcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang