13

2.4K 639 27
                                    

LISA butuh waktu beberapa menit agar mengingat kembali apa yang telah terjadi. Ia mendudukkan diri dan perlahan memegang leher sebelah kanan, rasanya sedikit perih.

"Taeyong melakukannya untuk melindungimu."

Suara berat terdengar, Lisa langsung menoleh dan menemukan pria besar yang tampak asing. Baru setelah itu ia sadar bahwa dirinya sedang berada di kamar bernuansa abu-abu.

"Kau berada di kamar istriku," ucap pria itu memberitahu. "Oh, namaku Johnny."

"Elisabeth, atau Lisa saja." Lirihnya

Johnny menganggukkan kepala. Tangannya sibuk menaruh beberapa potongan baju di lemari, kemudian menutup pintu tanpa suara.

"Akan aku panggilkan Joy untuk membantumu."

"Tunggu!" Lisa diam sejenak, "apa maksudmu dengan yang tadi?"

"Taeyong?"

Lisa mengangguk cepat.

Johnny mengerutkan kening. "Kenapa kau tidak tanya pada Taeyong sendiri? Dia bukan tipe vampir yang mudah emosi, jadi jangan takut padanya."

"Tapi dia menggigit leherku." Lisa juga tak tahu mengapa ia memberitahukan alasan ketakutannya pada Johnny.

"Asal kau tahu, semalam Doyoung hampir lepas kendali karena pheromone milikmu."

Johnny tidak menyalahkan sosok Lisa atau garis keturunannya. Dia juga tidak menentang Taeyong yang menerima permintaan Sandara untuk melakukan forced soulmate kala itu.

Namun yang pasti, hubungan mereka berdua akan terus terkena masalah jika Lisa tak kunjung menjadi vampir.

Salah satunya adalah Doyoung yang hampir gila karena mencium pheromone milik Lisa. Beruntung Taeyong bergerak cepat sehingga semuanya kembali berjalan normal, walau Doyoung harus pergi untuk beberapa jam agar bisa menenangkan diri.

"Kau harus meminta penjelasan pada Taeyong sendiri, Lisa." Sahut Johnny tanpa membiarkan Lisa bertanya lebih banyak. "Aku panggilkan Joy, tetaplah di sini."

Lisa tak menjawab dan termenung di tempat. Sisi batinnya mulai bergejolak memikirkan banyak hal, terutama soulmate aslinya yang merupakan werewolf dan perilaku aneh Taeyong.

"Apakah kepalamu pusing? Mau minum air?"

Terdapat sosok perempuan tinggi nan ramping berjalan masuk. Dia berjalan dengan anggun disertai senyuman tipis, membuat suasana berubah seakan berada di istana yang megah. Auranya sungguh memikat.

"Aku Joy," dia memberikan segelas air pada Lisa. "Lehermu pasti masih sakit, tapi tenang karena bekas gigitan vampir akan hilang dalam beberapa jam."

Lisa mengulas senyum tipis dan meminum air. Joy terlihat ramah dan mudah untuk diajak bicara. "Elisabeth, kau bisa memanggilku Lisa. Apa kau istri Johnny?"

Joy mengangguk, dia mendudukkan diri di sisi ranjang dan menatap Lisa dengan penuh ketertarikan. Seumur hidup baru kali ini Joy melihat sosok asli mermaid yang dikatakan sudah punah, walau dalam wujud manusia.

"Bagaimana rasanya menjadi mermaid? Apa kau juga mempunyai ekor seperti yang dikatakan banyak orang?"

"Iya, tapi aku jarang mengeluarkan ekorku."

"Kenapa?" Joy tampak terkejut dan juga sedih, padahal ia ingin melihat ekor milik Lisa.

"Karena seseorang melarangku," ucapan itu merujuk pada Sandara. "Dia bilang itu berbahaya, para vampir dan werewolf akan berebut darahku."

Senyuman Joy hilang perlahan. Namun ia menggelengkan kepala pelan dan menatap Lisa lembut, seperti pandangan ibu pada anaknya.

"Apakah kau takut Taeyong hanya mengincar darahmu?"

Lisa membuka mulut ingin menyanggah, tapi tak ada satu pun kata yang keluar dari bibirnya. Sejujurnya ia masih bingung, apakah keputusan untuk melakukan forced soulmate ini benar? Apakah bersama Taeyong akan lebih aman?

"Lisa, jika aku boleh memberitahu, aku mungkin akan menceritakan segalanya untukmu."

Manik bulatnya menatap lekat pada Joy, sarat keingintahuan atas maksud perkataan wanita tersebut.

"Tapi ada satu hal utama jika kau ingin mendengarkan kebenaran, yaitu dengarkan penjelasan Taeyong. Pemuda itu tak pernah berbohong seumur hidupnya, aku bisa memastikan hal ini."

"Kenapa kau bisa sangat yakin?" tanya Lisa agak ragu.

Joy menghela napas. "Karena aku sudah bersama Taeyong sejak kecil, Lisa. Sudah seratus lima puluh empat tahun kami bersama, aku tahu apa saja yang terjadi padanya layaknya sepasang adik dan kakak."

Lisa terperangah, tak menyangka akan mendapatkan jawaban tersebut. Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul di otaknya.

"Jadi kau tahu siapa soulmate Taeyong sebelum aku?"

Senyuman Joy masih terukir, tapi pandangannya justru berubah sendu. Namun jika ia tetap menganggukkan kepala walau sedikit terpaksa.

"Siapa dia?"

"Itu adalah salah satu masalah yang harus kau tanyakan sendiri. Aku harap kau mendengarkan cerita Taeyong sampai habis, Lisa."

[tbc.]

ini alurnya slow banget, jadi kepikiran bikin cerita mirip forced tapi bukan short-story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini alurnya slow banget, jadi kepikiran bikin cerita mirip forced tapi bukan short-story

06/08

nanaourbunny

[4] ForcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang