[4] Forced

12

SEHUN mengambil ancang-ancang lalu berlari di belakang Lisa. Pheromone milik Lisa terasa menyengat di hidung, tapi baunya bagai candu seakan menyuruh Sehun untuk terus mengejar Lisa.

Ia harus bisa menggapainya, ia harus bisa menahan Lisa, ia harus bisa mencegah Lisa pergi ke Taeyong.

Tidak lagi.

Namun niat tersebut pupus saat dua vampir berdiri di depannya dengan sikap siaga.

"Sial!" rutuk Sehun sambil menghentikan langkah.

Yuta tersenyum miring. "Bagaimana kalau kau lebih baik cari kawananmu yang sedang sekarat? Mereka sahabatmu kan?"

Raut Sehun berubah semakin kelam. Ia tak mau mempercayai ucapan vampir itu, karena Sehun sudah membawa belasan werewolf kuat dari klannya. Ia dan kawanannya berencana menghabisi para vampir ketika mereka berpisah dan lari sendirian.

Tak mungkin satu vampir mampu mengalahkan beberapa werewolf sekaligus.

"Sebaiknya kau percaya dia, vampir paling muda di kelompok kami sangat kuat. Kau harus tahu fakta ini." Ejek Doyoung dengan wajah menyebalkan.

Seketika Sehun sadar, ada satu vampir yang tak terlihat di mana pun. Vampir asing yang menurutnya baru bergabung dengan kelompok Taeyong.

"Tiga menit lagi Jaehyun akan membunuh mereka semua, kau yakin masih mau diam di sini?"

"Sudah," Taeyong menghentikan Yuta untuk terus memprovokasi Sehun. Ia berjalan mendekat dengan Lisa di pelukan, membuat Sehun menggeram karena tersulut amarah.

"Kau harus mendengar Yuta dan Doyoung." Tatapan Taeyong berkilat sekilas. "Darah werewolf sangat bau di hidung kami, aku membencinya."

Sehun mengumpat dalam hati. Jika Taeyong yang berbicara, maka keadaan mungkin memang seburuk itu. Ia mulai mengkhawatirkan teman-temannya yang tak kunjung menjawab mindlink, terutama Kai.

"Beruntung aku tak terkena darah Kai, karena aku akan lebih membencinya."

Tanpa berpikir untuk kedua kali, Sehun langsung melakukan shift dan berlari ke arah Kai menghilang tadi.

Surai gelapnya bergerak mengikuti angin, ia mundur untuk sekali saja demi teman-teman yang lain.

***

Cahaya kemerahan mulai tampak di ufuk timur ketika Taeyong menurunkan Lisa dari gendongan. Tepat setelah Sehun berlari menyusul Kai, mereka berempat langsung melanjutkan perjalanan tanpa berhenti.

"Uh ... Jaehyun?" tanya Lisa ketika tak melihat pemuda tersebut.

"Jaehyun akan sampai sebentar lagi, jangan khawatir." Yuta menjawab dengan yakin, lalu berjalan masuk lebih dahulu.

Lisa mengedarkan pandangan. Di depannya kini berdiri mansion besar, tempat yang menjadi rumah bagi Taeyong beserta kelompok vampirnya. Tak ada yang istimewa, kecuali hampir seluruh gorden menutupi jendela.

Tiba-tiba Doyoung menggertakkan gigi dan langsung berlari masuk ke mansion. Meninggalkan Lisa berdua dengan Taeyong dengan tatapan penuh keheranan.

"Hei,"

Lisa membalikkan badan. "Ya?"

"Kenapa semalam kau takut?"

Ia baru akan membuka mulut saat Taeyong menyela. Membuat mata Lisa membelalak lebar seketika.

"Kau takut karena aku tak ada di sisimu?"

"B-Bagaimana kau tahu?" gagap Lisa tak percaya. Sungguh, itulah kalimat yang akan ia katakan tadi. Sama persis seperti yang diucapkan oleh Taeyong.

Taeyong mendengkus geli dan senyuman tipis terukir dengan perlahan.

Sementara itu Lisa justru terpukau dan tak mampu mengalihkan pandangan. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Taeyong dengan senyuman di wajahnya. Ketampanan pria itu bertambah berkali-kali lipat.

"Kemarilah," suruh Taeyong tiba-tiba.

Lisa kebingungan, tapi tetap mematuhi perintah Taeyong. Tubuhnya mematung ketika Taeyong memegang kedua pundaknya dan mulai mendekat.

"Maaf, kau terlalu harum."

Sebelum ia sempat menanggapi, Taeyong mengeluarkan taring dan menggigit di perpotongan lehernya. Lisa berteriak kesakitan, lalu mulai merasa bahwa kepalanya semakin berat.

"Bukankah tak adil jika segala tentang dirimu terasa manis? Bahkan termasuk darahmu."

Lisa mendengarnya samar-samar, kemudian kedua matanya tertutup sempurna dan membawa Lisa dalam kegelapan lagi.

[tbc.]

ngantuk banget tapi pengen update setelah ngilang beberapa hari:( semangat buat diriku sendiri!

06/06

nanaourbunny