21

2.5K 618 40
                                    

LISA memandang kepergian Sehun beserta kawan-kawannya dengan tatapan tak terbaca. Entahlah, melihat Sehun di tengah kebimbangan yang ia alami membuat perasaan Lisa semakin tak karuan.

Sementara itu Taeyong menghela napas pelan. Ia meraih tangan Lisa, kemudian bergerak cepat sebelum Lisa sempat bertanya.

Ketika sampai di kamar, mereka berdua tidak bersuara sedikit pun. Kehadiran Sehun tampaknya sedikit mengguncang kedamaian di mansion itu.

"Aku akan melihat Johnny," ucap Taeyong pelan. Ia pikir Lisa butuh waktu dan menghindari gadis tersebut adalah tindakan yang paling benar, menurutnya.

"Tunggu!"

Lisa menatap lekat pada si pemuda. Cengkeraman tangannya mengerat ketika Taeyong tak memberi tanggapan apa pun.

Namun Lisa tak mampu mengucapkan sepatah kata, padahal pertanyaan yang berlabuh di pikirannya memaksa sebuah jawaban. Semua hal yang terjadi membuat Lisa semakin ragu dengan dirinya sendiri—ia takut memutuskan hal yang salah.

"Keputusan ada di tanganmu, Lisa." Ucap Taeyong setelah menanti beberapa menit.

Lisa masih menundukkan kepala, tapi dia enggan melepaskan tangan Taeyong.

Taeyong menyentuh dagu Lisa pelan lalu mengangkat wajah manis gadisnya. Mereka belum menjadi sepasang soulmate yang utuh, tapi Taeyong sudah berpikir akan betah memandang wajah Lisa sepanjang hidupnya sampai napas terakhir.

Andai saja Lisa memang soulmate-nya.

"Untuk sekarang, kau memilih Sehun atau aku?"

"Aku tidak tahu," cicit Lisa.

"Ini semua sangat rumit. Memilih antara kau dan Sehun. Werewolf atau vampir. Hidup atau mati." Lisa mengeluarkan seluruh isi pikirannya sampai tarikan napasnya begitu cepat.

"Sesuatu terus mendorongku agar pergi menuju Sehun, tapi aku tak bisa meninggalkanmu. Bukan karena ritual itu atau aku kasihan denganmu. Aku juga tak mengerti, aku sungguh tak mengerti."

"Hei, tenanglah." Taeyong menangkup wajah Lisa. "Bernapas dengan pelan-pelan, Dear."

Ketika yakin bahwa Lisa mulai tenang, Taeyong mulai menarik kembali kekuatan yang sempat ia tanam pada pikiran gadisnya.

Lisa menatap penasaran. Perbedaan jelas terasa di kepalanya setelah iris mata biru tersebut meredup.

"Maafkan aku, aku beberapa kali mengontrol pikiranmu sejak pertama berjumpa." Taeyong mundur beberapa langkah.

"Apa?"

"Ketika badan mulai bergerak melawan keinginanmu, saat itulah aku yang mengendalikan. Salah satunya pada saat kamu pertama kali bertemu dengan Sehun."

"Lalu mengapa kau lepaskan? Dengan kekuatan itu kau bisa menyuruhku agar memilih dirimu."

Taeyong menggeleng. "Mengendalikan pikiran orang lain tak pernah berakhir baik, jadi aku jarang menggunakan kekuatan ini pada orang-orang tersayangku. Kupikir setelah menarik kekuatan mind controller, kau bisa berpikir dengan jernih lebih dari sebelumnya."

"Ada apa ini?" Lisa menekuk dahi dalam. "Kau menghindariku?"

"Tidak."

"Iya." Kukuh Lisa lalu menggenggam tangan Taeyong erat. "Sebelumnya kau seakan memaksa agar aku memilihmu. Tapi kenapa sekarang kau bertingkah seolah akan mundur dan pergi?"

Taeyong menutup mulut rapat. Ia tidak mungkin memberitahu Lisa jika dirinya juga mulai merasa ragu dengan semuanya. Lebih tepatnya, Taeyong tak yakin bisa kembali hidup-hidup setelah melawan Sehun.

Mind reader, mind controller, dan elemen es tentu menguntungkan di pertarungan tangan kosong dengan werewolf. Tapi Taeyong tahu banyak ramuan di luar sana yang mampu menghalangi kekuatan vampir, terutama manipulasi pikiran sederhana.

Taeyong memang masih memiliki elemen es. Namun werewolf termasuk klan yang cerdik. Ia yakin Sehun sedang mencari kelemahan beserta cara untuk mengalahkan elemen es.

Apalagi dendam yang Sehun rasakan besarnya tak sebanding dengan keinginan Taeyong untuk hidup.

"Apa yang kau pikirkan, Taeyong?"

Saat Lisa memandang mata biru tersebut, ia justru merasa tersesat. Pikiran Lisa seperti tak lagi berada di tempatnya padahal Taeyong sudah menarik kembali kekuatan apa pun itu.

"Lalu apa yang kau pikirkan, Lisa?" Taeyong membalikkan pertanyaan Lisa.

Lisa tak menjawab. Ia membiarkan dirinya tenggelam dalam iris biru bagai palung lautan terdalam dan tanpa dasar.

Pada suatu titik, Lisa mengingat iris abu-abu milik Sehun. Seolah itu terjadi dengan sengaja dan alam memang hendak memperingatkan Lisa agar tidak melanggar takdir yang telah ditetapkan.

Tetapi pikiran Lisa melayang jauh, melenceng dari yang seharusnya. Ia justru membandingkan iris abu tersebut dengan iris biru milik Taeyong.

Milik Sehun memang sangat indah, bahkan serasi dengan mata perak miliknya. Jika saja Lisa bertemu dengan Sehun lebih dahulu, ia yakin akan langsung jatuh cinta dengan pria werewolf dewasa tersebut dan tidak akan mau melepaskannya.

Namun, milik Taeyong lebih memikat.

Lisa senang berlama-lama menatap iris biru itu. Ketika Taeyong mengeluarkan kekuatan dan matanya mulai seterang langit, Lisa merasa terbang tanpa sayap. Sedangkan saat warna birunya meredup, lautan dalam menanti untuk diselami.

Dadanya sesak membayangkan tekanan di sana sementara tidak ada secercah cahaya sedikit pun di dasar palung. Sangat gelap, tapi Lisa menunggu Taeyong datang.

Lisa menarik Taeyong cepat dan menempelkan kedua bibir mereka. Ia menutup mata, entah mengapa merasa benci jika Taeyong benar-benar meninggalkannya sendirian.

"Kumohon jangan menjauh," suara Lisa terdengar lirih.

"Apakah dengan begitu kau akan memilihku?"

Keheningan datang. Taeyong yang tak tahu jawaban Lisa hanya bisa diam terpaku dengan perasaan campur aduk.

"Aku memilihmu."

Taeyong tak berpikir dua kali untuk mengecup bibir Lisa. Tangan kanannya menekan tengkuk Lisa sementara yang lain menarik pinggang gadisnya agar semakin dekat.

Ia melumat bibir manis itu ketika merasakan kedua tangan Lisa mulai terkalung di lehernya. Membiarkan suasana perlahan memanas di saat cahaya bulan mengintip lewat jendela.

Jawaban Lisa lebih dari cukup sebagai alasan agar Taeyong tetap hidup.

[tbc.]

cie nungguin ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cie nungguin ya?

MAMAAA AKU NULIS KISS SCENE AAAAAAAA (2)

oh iya jangan takut nulis di wall ku yaa, aku justru makin semangat nulis🏃🏻‍♀️

08/01

nanaourbunny

[4] ForcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang