Dalam hidup ini, kita punya beberapa masalah.
Tapi saat kau mengkhawatirkannya
kau justru menggandakan masalah tersebut.- Bobby McFerrin -
Dua orang gadis SMA sedang duduk santai dan berbincang di tengah kantin yang ramai. Ya wajar saja sih, pasalnya bel istirahat baru dibunyikan. Di saat sedang menunggu pesanan mereka, salah satu dari mereka sibuk menatap ke layar ponselnya yang mati. Dan itu menarik atensi satunya.
"Lo ngapain sih natap HP mulu?" tanya Ratna. Lebih tepatnya Adiratna Aeleasha, sang primadona sekolah. Bagaimana tidak? Dengan wajah cantik dan proporsi badan yang pas, tentu saja itu memikat hati para lelaki. Apalagi sikap Ratna yang selalu tersenyum dan baik hati, serta sering menyebarkan aura positif. Sangat pas dengan namanya.
Sang lawan bicara Ratna menoleh dari HP-nya, dan menatap Ratna dengan tatapan memelas. "Gue gendutan ngak sih?"
Ratna memutar matanya malas setelah mendengar pertanyaan yang sama keluar dari mulut lawan bicaranya yang notabennya adalah sahabatnya. Sudah seminggu ini sahabatnya itu terus bertanya tentang bentuk badannya.
Dirinya mengambil handphone Naya dari genggaman sahabatnya itu, dan menaruhnya di meja kantin dengan posisi case ungu pastel di atas. "Nggak, lo nggak gendutan. Lagian apa salahnya sih gendut?" sarkas Ratna.
Perlu di ingat, Ratna sangat tidak suka saat orang lain merendahkan penampilan mereka sendiri. Padahal mereka cantik apa adanya.
"Lo gampang ngomongnya, secara lo kan cantik!" sahut Naya. Atau lebih tepatnya Nayyira Ranya, satu-satunya sahabat Ratna dan teman pertama Ratna di SMA ini.
Mungkin kalian tidak akan percaya, tapi si cantik primadona sekolah adalah orang yang memiliki sedikit teman, karena kepribadiannya yang agak pemalu saat bertemu orang baru. Ratna sendiri bisa dekat dengan Naya karena kepribadian Naya yang ceria dan ramah. Ratna ingin tertawa saja ketika mengingat penilaian awalnya saat melihat wajah Naya.
Ratna kira, Naya adalah gadis dingin dan bicara dengan orang yang dekat dengannya saja. Ternyata Naya adalah gadis yang super duper cerewet. Tapi untungnya itu membantu pertemanannya dengan Ratna.
"Ya lo juga cantik, Nay! Sejak kapan ada cewek ganteng?"
Naya berdecak sebal ketika mendengar jawaban Ratna. "Bukan itu maksud gue!" serunya. Naya tidak mengerti kenapa Ratna bisa sesarkastik itu saat seseorang menghadapi insecure.
"Terus?"
"Maksud gue-" ucapan Naya terputus oleh ibu kantin yang datang membawa pesanan bakso mereka.
"Punten, Neng."
Naya sedikit memundurkan duduknya, agar badannya tidak terlalu mepet dengan meja. Sedangkan Ratna menerima mangkok bakso itu dengan kedua tangannya dan posisi kepala sedikit di tundukan. Jangan lupa wajah indahnya yang menampilkan senyum sopan dan rendah hati sembari mengucapkan "Nuhun, Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURITIES ✅
Teen FictionSemua orang pasti pernah insecure, bahkan hal itu bisa di anggap wajar kini. Namun beda halnya dengan insecure yang menjerumus ke perasaan takut dan terjebak dalam bayang-bayang menjadi sempurna, seperti Ratna. Sebuah kejadian membuat Ratna terjeba...