Hidup itu sangat sederhana
Tapi kita yang membuat hidup menjadi rumit- Confucius -
Jam lima subuh, setelah Ratna selesai melaksanakan ibadahnya, ia langsung mengganti piamanya dengan celana training dan kaos putih lengan pendek. Dirinya tentu tidak lupa dengan earphone dan handphone-nya. Lalu Ratna mengikat rambutnya ke belakang, dan melangkah ke dapur untuk meminum segelas susu.
Mama Ratna yang melihat anaknya sudah rapih di pagi buta ini menyerngit heran. "Kok udah rapih? Mau kemana, Teh?"
Ratna yang baru saja mengahabiskan segelas susu, menatap mamanya dengan cengiran. "Mau lari, nanti jam 7 Naya ngajak nge-mall. Jadi Teteh lari jam segini, biar waktu Naya nyampe Teteh udah wangi."
"Kenapa ngak di skip aja larinya hari ini?" usul mama yang membuat Ratna memprotes berat.
"BIG NO!" nyalang Ratna "Kalau teteh terus skip lari, kapan bisa kurus?" lanjutnya yang membuat sang mama menghela nafas.
Mau beribu kali di bilang Ratna sudah kurus pun, pasti anaknya tidak mau mendengar. Padahal 45 itu tergolong kurus untuk seseorang dengan tinggi 160.
"Ya, terserah kamu," pasrah sang mama, "Makan dulu sini."
"Teteh udah minum susu. Udah ya Ma, bye Mamaku tersayang. Muach!" ucap Ratna dengan sekali tarikan nafas, dan ciuman di pipi mamanya.
"Tapi Teh-"
"Assalamu'alaikum!"
Sebelum mamanya berhasil mengeluarkan protes yang panjang, Ratna sudah lebih dulu melesat keluar rumah.
Ratna langsung menghirup nafas panjang, menikmati udara yang masih bersih dan sejuk. Udara yang belum tercampur asap kendaraan, karena memang minim kendaraan di pagi buta seperti ini.
Sembari berlari blok demi blok, mulut Ratna mengeluarkan melodi, seirama dengan apa yang ia dengar. Jangan salah, suara Ratna juga lumayan. Tapi ia tidak pernah benyanyi di depan banyak orang selain orang tuannya dan Naya.
Bahkan sekeras apapun usaha Naya membujuk Ratna untuk tampil di depan banyak orang, Ratna tetaplah Ratna yang keras kepala. Tidak ada yang bisa membujuk Ratna ketika keputusannya sudah bulat. Mari berdo'a akan tetap seperti itu demi keuntungan Ratna.
✧»——•——«✧
Salah satu alasan Ratna menyukai hujan adalah suaranya.Suara rintik hujan terdengar seperti melodi pengantar tidur bagi Ratna. Beda halnya dengan Naya. Jika sahabatnya pencinta hujan, Naya adalah orang yang benci hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURITIES ✅
Teen FictionSemua orang pasti pernah insecure, bahkan hal itu bisa di anggap wajar kini. Namun beda halnya dengan insecure yang menjerumus ke perasaan takut dan terjebak dalam bayang-bayang menjadi sempurna, seperti Ratna. Sebuah kejadian membuat Ratna terjeba...