- 16 -

37 17 40
                                    

Sebentar lagi,
semua selesai.

Sebentar lagi, semua selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan. Mungkin kalian bosan mendengarnya, tapi hujan adalah salah satu hal yang sangat Ratna sukai. Melodi dari rintiknya memanjakan telinga, dan aroma yang ditinggalkan hujan selalu menjadi penenang hati.

Jika sudah seperti itu, pasti yang Ratna lakukan adalah diam di bawah hujan, dengan senyum terpasang di wajah ayunya. Sembari merasakan hadirnya rintik hujan di tangan. Seperti sekarang.

Ratna mengarahkan tangannya keluar dari lingkar payung agar bisa merasakan rintik hujan. Senyum indah terparti di wajah Ratna, sehingga mengundang atensi orang lain untuk melihat. Contohnya Rendi. Lelaki itu berada di sebelah Ratna sembari diam menatapi wajah ayu Ratna yang berseri karena hujan.

Kembali, Rendi merasa Ratna itu special. Di saat yang lain sibuk menggerutu karena hujan tiba-tiba turun ketika mereka sedang bersenang-senang, justru hujan menambah kesenangan gadis di sampingnya. Hujan turun tadi, dan itu pun tiba-tiba. Membuat Rendi langsung berlari mengambil payung di mobilnya, untuk mencegah air hujan membasahi tubuhnya dan Ratna.

Padahal, Ratna dan Rendi sedang hendak menuju wahana roller coaster setelah dari rumah kaca. Namun itu tertahan karena hujan yang tiba-tiba turun. Rendi awalnya takut Ratna kecewa, tapi ternyata tidak. Gadis itu justru senang dengan keberadaan hujan, melupakan mereka yang gagal menaiki roller coaster.

"Suka banget sama hujan ya?" tanya Rendi sembari melangkahkan kakinya beriringan dengan Ratna.

Ratna menoleh, sedikit mengangkat kepalanya karena perbedaan tinggi dengan Rendi. "Iya."

"Hujan itu suka nenangin gue di saat gue takut, atau mungkin di saat gue ngerasa gue cuman sendiri," lanjut Ratna.

"Kalau gue nggak suka," jujur Rendi membuat Ratna sedikit heran.

"Kenapa?"

"Karena hujan kita jadi nggak bisa main di luar."

Ratna tertawa karena ucapan Rendi yang seperti anak umur lima tahun. "Kan masih bisa main di dalem. Lagian kalau nggak ada hujan, bumi nggak akan lengkap. Pohon bakal mati, laut bakal kering. Gersang."

"Bukan cuman itu," gumam Rendi.

"Kenapa lagi?"

Rendi menatap Ratna, seketika memori menyakitkan kembali muncul ke permukaan. "Gue pernah ngedorong lo ke derasnya hujan dulu, dan itu cuman karena lo telat lima menit."

Kembali, Ratna tertawa. Jadi Rendi masih merasa bersalah, huh? "Udahlah, Kak, itu udah lewat. Itu tiga tahun lalu, dan gue juga udah lupa."

INSECURITIES ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang