- 11 -

45 24 53
                                    

Hai ketemu lagii!
Semoga suka sama chapter ini.

Sider mari keluar!

Vote and comment sebanyak-banyaknya okee!

Happy Reading all

Ratna mengedarkan pandangannya menuju tubuh sang sahabat yang sudah berdiri tak sabar di depan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ratna mengedarkan pandangannya menuju tubuh sang sahabat yang sudah berdiri tak sabar di depan rumahnya. Sesegera mungkin Ratna turun dari mobil dan menghampiri Naya, setelah ia membayar gojek-nya.

Sepertinya Naya lebih bodoh hari ini, itu yang ada di pikiran Ratna.

"Nah dateng juga!" ujar Naya sedikit berteriak ketika melihat Ratna mendekat. "Lama ya."

Ratna berdecak sebal atas pernyataan Naya. "Ya lo kira mobil bisa terbang? Lagian kenapa nggak manggil Mama gue?"

"Emang gue apaan tiba-tiba dateng ke rumah orang. Nggak enak ke Mama lo nanti."

Ratna membelak mata tak percaya dengan ucapan Naya. Maksud Naya tiba-tiba menyuruh Ratna pulang cepat karena ia sudah berada di depan rumah Ratna, tidak termasuk ke kategori dateng ke rumah orang tiba-tiba, begitu? Ingatkan Ratna untuk memukul kepala Naya agar otaknya kembali ke posisi awal.

"Lah terus lo nggak ngerasa nggak enak ke gue gitu? Tiba-tiba nyuruh pulang," sebal Ratna

Naya tersenyum tiga jari, lalu merangkul pundak Ratna. "Nggak."

Dan tentu saja, jawaban itu yang akan Ratna dapatkan. Seharusnya Ratna tidak berharap. Memang sudah sikap alami Naya begitu.

"Lagian ke lo kan udah biasa, Rat," lanjut Naya yang mengundang desahan kasar dari Ratna.

"Terserah deh," Dan seperti biasa, Ratna pasrah. Daripada melanjutkan berdebat dengan tingkah ajaib Naya, lebih baik mereka masuk ke dalam rumah Ratna.

"Assalamualaikum, Ma!" sahut Ratna saat menginjakkan kakinya ke dalam rumah. Aroma manis dari kue memanjakan penciuman Ratna. Sepertinya sang mama tercinta sedang memanggang.

"Assalamualaikum, Tantee!" timpal Naya.

"Waalaikumsallam," balas mama Ratna dari arah dapur.

Ratna dan Naya berjalan beriringan ke dapur, dan benar saja. Mama Ratna sedang sibuk memasukkan kukis-kukis gandum ke dalam toples.

"Naya mau nginep disini?" tanya mama Ratna begitu melihat Naya. Biasanya, kalau Naya datang ke rumah saat fajar tenggelam begini, sudah dipastikan teman dekat sang anak akan menginap.

Naya cengengesan ketika niatnya sudah ditebak oleh mama Ratna. "Tante tau aja," Mata Naya menangkap setoples kukis lezat di hadapannya, serta kondisi dapur yang masih beraroma kue, "Tante bikin apa?"

"Kukis gandum. Biasanya Ratna ngemilin kukis gandum, jadi Tante sering bikin."

Naya mangut-mangut mendengar ucapan mama Ratna. Ia baru tahu kalau Ratna suka memakan kukis gandum. Naya sih, lebih sering makan kukis coklat. Sedangkan Ratna sudah tidak perlu bertanya lagi. Pasti mamanya itu membuat kukis dengan bahan dasar gandum, yang kalorinya lebih rendah dari kukis biasa.

INSECURITIES ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang