- 7 -

69 35 104
                                    

"Temukan keberanian untuk melepaskan
apa yang tidak pernah dapat Anda ubah"

- nobody -

Senin telah datang, dan semua orang kembali ke aktifitas sehari-hari. Termasuk Ratna. Gadis SMA itu sudah siap dengan tas sekolahnya, serta seragam yang melekat pada tubuhnya. Seragam Ratna ditutupi lagi oleh jaket berwarna kuning dengan model sederhana. Akhir-akhir ini lumayan dingin karena sedang berada di musim hujan. Sang mentari saja enggan menampakkan sinarnya pagi ini.

Sejujurnya Ratna begitu malas beranjak dari kasurnya saat hal pertama yang Ratna lihat adalah hujan. Hawa dingin membuatnya malas bergerak, tapi apa boleh buat. Ratna sudah libur beberapa hari lalu, kalau ia libur lagi, sudah pasti sahabatnya itu mengamuk dan membanjiri handphone Ratna dengan spam yang agak tidak berguna.

Sekarang Ratna tengah menikmati sarapan 'sehatnya' dengan segelas susu kedelai.


"Jangan lupa vitamin kamu, Teh."

Ratna yang sedang memakan sepotong pisang sebagai sarapannya itu, lantas mengangguk mendengar ucapan sang mama. Segera Ratna mengambil botol vitamin yang berada di depannya. Lalu menelan isi vitamin itu bersama dengan segelas air.

"Jangan banyak tingkah di sekolah ya. Kamu baru sembuh," nasihat sang mama.
Ratna kembali mengangguk, dan memajukan tangan kanannya untuk salim kepada mama. Harus berbakti guys, jangan lupa salam.

"Assalamu'alaikum, Ma."

Ratna langsung berjalan keluar rumah dan menuju motornya, yang untung saja sudah pulang dari bengkel. Nggak lagi deh Ratna maksain naik motor kalau ban motor itu udah kurang angin, jadinya rusakkan.

Kalau kalian penasaran, apakah Ratna itu udah punya SIM atau belum? Jawabannya belum. Lagiankan Ratna masih enam belas tahun, KTP aja nggak punya, gimana mau punya SIM. Kenapa nekat naik motor ke sekolah? Biarin ajalah, toh Ratna juga nggak pernah ngebut dan selalu pake helm. Salah sih, tapi Ratna yakin disini ada yang udah naik motor, padahal nggak punya SIM, iyakan? Ngaku deh kalian.

Sebelum naik ke motornya, Ratna menyempatkan melihat headphone-nya. Dan Ratna kembali menemukan pesan dari nomor tidak dikenal.
Sejujurnya, sekarang statusnya sudah berubah menjadi nomor yang tidak mau Ratna kenal.

Ingatkan Ratna untuk memukul Chandra karena sudah seenak jidatnya memberi nomor Ratna ke Rendi. Karena pengirimnya adalah Rendi, jadi Ratna memilih tak acuh, bahkan tidak membuka pesan dari nomor itu. Dia hanya melihat apa yang Rendi katakan dari poup-up dilayar handphone-nya.

INSECURITIES ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang