"Terkadang obat dari trauma
adalah penyebab trauma itu sendiri"- Nobody -
Selepas kasus buku misterius tadi, Ratna memilih tidak ambil pusing. Daripada membenahi pikiran yang akan membuat Ratna lelah dan lapar, lebih baik ia meletakkan kepala di atas meja, dan tidur. Berhubung kelas juga sepi.Anak-anak lain pada ke kantin, termasuk Naya. Tadi Naya udah ngajak, tapi Ratna lebih memilih tidur di kelas. Awalnya sih Naya khawatir Ratna itu sakit lagi, tapi untungnya Ratna bisa ngeyakinin Naya, kalau dia nggak papa.
Jadi selepas Naya dan temen kelasnya pergi tadi, Ratna lebih memilih tidur dengan tenang. Namun sialnya, ketenangan Ratna diganggu oleh ketukan di atas meja. Dengan malas, Ratna mengangkat kepalanya, dan langsung menunduk kembali.
Sedangkan Rendi, si pelaku yang mengetuk-ngetuk meja Ratna, menatap Ratna heran. "Rat," Rendi memutuskan untuk memanggil Ratna kali ini.
Ratna tidak mengubrisnya. Ratna kira, Rendi akan langsung pergi begitu dirinya dikacangin oleh Ratna. Namun tidak, Rendi tidak tergerak.
"Kenapa?" Karena merasa tidurnya terganggu, Ratna memilih menanggapi Rendi.
Dahi Ratna reflek mengerut heran ketika Rendi tidak menjawab pertanyaannya, melainkan menyerahkan tupperware berwarna biru dengan tutup putih ke hadapannya.
"Buka, makan." titah Rendi singkat.
Ratna tergelak. Ini dia sedang disuruh-suruh? Lagi?! "Males. Pasti Kakak masukin yang aneh-aneh," curiga Ratna.
"Jangan sok tau dulu, ini aman dimakan kok," ujar Rendi sembari tangannya membuka tupperware itu. Dan tersajilah, empat potong sandwich sayur yang masih segar, membuat Ratna cukup tergoda.
Ratna memicingkan mata, "Cobain dulu sama Kakak, baru gue makan."
"Yakin?"
"Iya," final Ratna.
Tanpa berpikir dua kali, Rendi mengambil sepotong sandwich buatan mamanya, dan memasukkan itu ke dalam mulut.
"Udahkan?" tanya Rendi sehabis menelan segigit sandwich tadi.
Ratna menganggukkan kepala percaya. Dari cara Rendi yang makan begitu santai, ia percaya kalau makanan tadi masih bagus.
"Okay, now leave."
Mungkin makanan itu masih aman, tapi tetap Ratna tidak mau makan. Ratna sedang diet, ingat bukan?
"Makan dulu, Rat!" titah Rendi lebih tegas sekarang.
Ratna berdecak kesal karena orang di depannya ini agak memaksa. "Gue masih kenyang kak," alibi Ratna.
"Bohong," balas Rendi santai. Sungguh, Rendi tidak paham kenapa orang-orang percaya saat Ratna bilang dirinya sudah makan. Bibir gadis ini pucat, dan tubuhnya terlihat jelas tidak bertenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSECURITIES ✅
Teen FictionSemua orang pasti pernah insecure, bahkan hal itu bisa di anggap wajar kini. Namun beda halnya dengan insecure yang menjerumus ke perasaan takut dan terjebak dalam bayang-bayang menjadi sempurna, seperti Ratna. Sebuah kejadian membuat Ratna terjeba...