Jimin menatap dingin wanita yang berlumuran darah di hadapannya itu, ini sekitar jam 5 pagi dan dia sedang menyiksa wanita-wanita yang dia simpan di satu ruangan kosong setelah dia menyiksa Aera di kamar.
Mereka berhubungan badan, Jimin telah mengambil keperawanan Aera. Gadis itu bahkan menangis sangat kencang karena Jimin berkali-kali menampar dan mencambuk nya.
"clean her" ucap Jimin pada Heeseung, setelah Heeseung menjentikan jari, ada beberapa pria yang mengangkat mayat itu.
"next one, this girl is 17 years old" ucap Heeseung lalu perempuan yang menunduk itu datang di hadapan Jimin. Berlutut di hadapannya.
"17 tahun? kenapa kamu baru membawa yang umur segini?" tanya Jimin sembari menatap Heeseung di sebelahnya.
"Jake sempat membunuh seseorang dan tidak sengaja gadis ini melihatnya, jadi Jake menculiknya dan memberikannya pada ku, tuan" jelas Heeseung.
Jimin berdiri lalu memutari gadis itu untuk melihat nya dari kepala hingga kaki. Kurus, mungil, lebih pendek dari nya -Jimin- , dan masih memakai pakaian sekolah. Sepertinya saat itu dia baru akan pulang ke rumah nya setelah dari sekolah.
"apa jake sudah tidur?" tanya Jimin tanpa menatap Heeseung.
"belum, apa kau ingin aku memanggil nya?"
"tentu, cepatlah"
"baik, sebentar tuan" Heeseung segera keluar dari ruangan untuk memanggil adik dari tuan muda nya itu. Kebetulan Jake juga tinggal bersama Jimin setelah kejadian saat dia menculik Aera bersama Jay dan Sunghoon, Jay juga jadi tinggal di sana. Namun memang Jake dan Jay lebih sering keluar rumah beraktivitas, dan Sunghoon saja yang memilih untuk menjaga Aera.
Itu semua kemauan Jimin.
"kamu melihat nya?" tanya Jimin sembari berlutut untuk melihat wajah gadis itu.
Dia mengangguk, mulut nya di tutup kain jadi tidak bisa berbicara dan bisa di lihat dia sedang takut.
"maaf kan aku, tetapi sepertinya hidup mu akan selesai di sini, putri kecil" Jimin menaruh beberapa helai rambut gadis itu ke belakang telinga nya, ternyata dia berkeringat saking takutnya.
Tidak lama pintu ruangan itu terbuka memperlihatkan Heeseung dan Jake yang memakai piama berwarna hitam polos dengan rambut yang sedikit berantakan.
"kenapa?" tanya Jake saat sudah berhenti di sebelah Jimin.
Jimin berdiri lalu mengulurkan pistol pada adiknya itu, "she's yours, right?"
Jake menatap gadis yang pernah memergokinya membunuh seorang wanita beberapa hari lalu, "yea, trus? gue harus bunuh dia juga?"
"lo mau nanti ketauan polisi kalo dia bebas?"
Jake menatap pistol dan gadis itu secara bergantian, "y- ya gue ga mau tapi dia 17 tahun, masa depannya masih panjang"
"then you'll die on mom's hand i guess" ucap Jimin memancing adiknya itu.
Jake menatap pistol itu dan berpikir berkali-kali. Hanya ada dua opsi pilihan, membunuh gadis ini atau dia yang di bunuh oleh ibunya sendiri.
Jake menghela nafas lalu perlahan mengambil pistol yang Jimin pegang, dia mengarahkannya ke kepala gadis itu.
Jimin menarik kain di mulutnya, "any last word or wishes?" tanya nya.
Gadis yang sudah menangis dan masih menunduk itu bersuara, "please.. tell my mom and dad i'm sorry.. for killing my brother.." ucapnya di tengah-tengah isakan.
Jimin mengangguk, "mengejutkan, enjoy your rest in hell, princess" ucap Jimin lalu mengusap rambut gadis itu.
Jake menelan ludah nya dan menghela nafas, dia antara ingin membunuh nya tetapi juga tidak ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is JIMIN [✔]
Fanfiction"i'm your partner" - Jimin - Sistem asrama membuat Aera terperangkap bersama laki-laki yang ternyata adalah seorang psikopat. Ancaman dan menjadi mainan siksaan adalah makanan nya sehari-hari setelah bertemu dengan Lee Jimin. - Original story by @w...