17. Change

67 12 0
                                    

Sunghoon mengusap wajahnya lalu bersandar pada sofa menatap langit-langit, dia tidak percaya kalau ternyata Beomgyu adalah orang-orang dari Jimin juga. Aera dan Beomgyu juga tadi sempat bertengkar hebat dan hanya dirinya yang bisa menenangkan.

"we need to do something" ucap Jay yang ada di sebelah Jake itu.

Sunghoon menutup matanya, "ga akan bisa lakuin apa-apa, Jimin pasti bisa gagalin"

"dia bakal berangkat ke Busan 2 hari lagi, dia ga bakal tau" balas Jake

Sunghoon terdiam dan menatap kedua saudaranya.

"lo bilang lo mau bebasin Aera kan? lo inget waktu di rumah sakit? you said you want to date and have a new life with her. Sekarang, udah waktu nya buat ngelakuin itu" ucap Jake mencoba membuat Sunghoon percaya diri tentang rencananya.

Sunghoon memang bilang seperti itu pada Jake sebelum Aera masuk ke rumah sakit. Dia akui, Sunghoon memang menyimpan perasaan lebih terhadap Aera dan ingin sekali membangun hidup bersamanya, tanpa ada Jimin.

"Jimin bakal nikahin Aera setelah dia balik dari Busan, lo tau Jimin itu orangnya kaya apa, kalo dia udah bilang kaya gitu artinya dia ga main-main, dia bakal lakuin apa yang keluar dari mulut nya. We need to be fast atau Aera bakal makin di siksa kalo dia nikah sama Jimin" kata Jay.

Benar. Sunghoon harus membawa Aera pergi sebelum dia menikahi Jimin, gadis itu tidak boleh bersama laki-laki gila seperti Lee Jimin. 

Sunghoon mengangguk kecil, "let's take this girl to freedom"


~~~


Aera membuka mata dan melihat Jimin yang sedang menata rambut nya di depan cermin. Dia mencoba duduk dan bersandar pada punggung kasur.

"lo mau kemana?" tanya Aera.

Jimin menatap Aera dari pantulan cermin, "Busan, buruan mandi"

"hah?"

"gue ga ngulang kata-kata gue lagi, ra"

Aera berdiri lalu menghampiri laki-laki yang masih sibuk dengan dirinya itu, "gue ikut?"

"of course"

"gue ga mau"

"harus mau"

"ga"

"oh my f*cking god Jeon Aera" Jimin menatap gadis itu kesal.

Aera kembali menatap Jimin, dia tidak ingin kalah kali ini, "apa? lo mau mukul gue lagi? silahkan"

"jangan buat ribut pagi-pagi ra"

"tuh, ada vas, lo mau pukul gue pake itu? silahkan. I'm ready" ucap Aera menyerahkan dirinya. 

Jimin terkekeh, dia mendekati Aera lalu sedikit membungkuk supaya tinggi wajah mereka sama, "lo suka nantang gue ya sekarang? how about handcuff and bed?"

 Aera awalnya menolak tetapi dia merasa ada yang mendorong nya untuk menyetujui ajakan Jimin. Bilang dirinya gila sekarang, "can you just kill me?" tanya gadis itu.

"i can brought you to heaven if you want"

Aera tersenyum lalu menyentuh collarbone Jimin, laki-laki itu hanya memakai kaos yang juga sedikit tembus pandang, bahkan perut nya yang berbentuk itu juga bisa terlihat, "i think it's good" 

Jimin yang merasa di tantang langsung mencium bibir Aera, ciuman yang penuh nafsu dan tidak di berontak seperti biasanya.

Tangan laki-laki itu mulai memasuki ke dalam piama Aera, berkeliaran di dalam sana sesukanya, "kenapa ga berontak?"

This is JIMIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang