1 minggu sudah berlalu semenjak perkelahiannya dengan Jimin.
Aera menatap jalanan malam dari jendela itu, dia merindukan rasanya menghirup udara segar di luar sana. Hanya ada dirinya dan Sunghoon di kamar. Jake dan Jay ada urusan dengan keluarganya, sedangkan Jimin sibuk dengan urusannya sendiri.
Sunghoon menatap gadis itu yang sudah berdiri di sana sekitar 20 menit, "mau keluar?" tanya nya membuat Aera menoleh.
Dia mengangguk, Sunghoon perlahan turun dari bangsal nya dan mendorong tiang infus itu.
"lo mau ngapain?" ucap Aera sembari mendekati Sunghoon untuk membantunya berjalan.
"kan lo mau keluar"
"t- tapi kan lo juga sakit, gue keluar sama Jake aja besok"
Sunghoon menggeleng, "gue udah mendingan, cuma kepala doang yang sakit. Come on let's go" ucap nya lalu menggenggam tangan Aera lalu mengajak nya keluar dari kamar.
Kedua remaja yang memakai pakaian rumah sakit itu menatap bintang di atas langit. Banyak pasien yang lewat di taman rumah sakit itu juga.
Aera menghirup udara malam itu, "so this is what it feels like"
Sunghoon menoleh, "apa nya?"
Gadis itu melihat pasien-pasien yang lewat di depan mereka, "udara yang orang normal hirup, setenang ini kah mereka?"
Sunghoon menatap orang-orang yang lewat, mendengar Aera berkata seperti itu membuatnya sedih. Dia seolah-olah baru merasakan rasanya hidup, Sunghoon juga hampir lupa bagaimana rasanya hidup.
Bagaimana caranya mengubah Jimin agar bisa berhenti seperti ini? bagaimana caranya agar bisa melaporkan ini ke ibunya tanpa kakaknya itu di bunuh?
Di tengah-tengah lamunannya, tiba-tiba dia merasakan pundak nya sedikit berat. Sunghoon menoleh dan melihat Aera yang menyandarkan kepalanya di pundaknya.
"kapan ya.. kita bisa kabur dari Jimin?" tanya Aera tanpa menatap Sunghoon.
Sunghoon tidak menjawab, dia sudah sering mendengar Aera berbicara seperti itu dan jawaban Sunghoon pasti tidak akan ada guna nya. Karena dia selalu menjawab 'tidak bisa'.
"dua hari lagi ulang tahun mama" ucap Aera masih menatap bintang-bintang itu.
"mau gue anterin?"
Aera menggeleng, "Jimin pasti ga ngasih"
"he will, gue bakal ngomong sama dia"
Aera tiba-tiba mempunyai ide, dia menatap Sunghoon, "lo tau apa yang gue pikirin?"
"apa?"
Aera menatap orang-orang yang ada di taman itu, Sunghoon mengerutkan keningnya dan memikirkan apa yang barusan di katakan Aera. Sampai akhirnya dia mengerti.
"oh no-"
"yes!"
"no Aera, kita bisa di cari"
"ngga lah, kan kita ga pergi bareng Jimin, dia ga bakal tau kita kemana. Kita bakal pergi beli bunga trus ke pemakaman, trus pergi sejauh mungkin dari Ji-"
"Aera no!"
Bentakan Sunghoon membuat Aera terkejut, bahkan beberapa orang menatap mereka. Aera menatap laki-laki itu tidak suka.
"kita ga bakal bisa kabur dari dia, lo juga ga boleh pergi" ucap Sunghoon.
"why?"
"you can't! ada alasan yang ga bisa gue bilang"
KAMU SEDANG MEMBACA
This is JIMIN [✔]
Fanfiction"i'm your partner" - Jimin - Sistem asrama membuat Aera terperangkap bersama laki-laki yang ternyata adalah seorang psikopat. Ancaman dan menjadi mainan siksaan adalah makanan nya sehari-hari setelah bertemu dengan Lee Jimin. - Original story by @w...