18. Exchange

67 12 0
                                    

Jimin memasukan ponselnya ke dalam saku celana lalu keluar dari mobil.

"jas anda, tuan" Heeseung memakaikan jas nya setelah tuan mudanya itu menutup pintu.

"apa Jungwon sudah di dalam?"

"sudah, mereka juga sudah menunggu dan membawa sekitar 10 wanita"

Jimin mendengus, "itu hanya sebuah umpan saja, jangan berbicara banyak tentang Aera di depan mereka"

Heeseung mengangguk lalu menuntun tuan muda nya masuk ke gedung itu. Jimin sudah ada janji di Busan dengan saingan-saingan nya, termasuk Jungwon. Pertemuan ini di laksanakan sangat tertutup, bahkan tidak ada yang mengetahui kalau ada sekelompok pembunuh berkumpul di satu gedung kecuali orang-orang yang bersangkutan.

Mereka berjalan melewati setiap ruangan yang terdengar teriakan wanita di dalam sana. Jimin sudah biasa, ini memang biasa terjadi setiap dia ada meeting dengan saingannya di Busan. 

Teriakan wanita-wanita itu karena mereka di siksa dan di latih untuk menjadi 'partner' yang baik bagi para pemilik nya nanti. Tidak hanya itu, bahkan sampai ada yang bunuh diri karena tidak kuat. Tentu saja mereka di culik, mana ada orang yang mau menjadi partner seorang pembunuh.

Heeseung membukakan pintu untuk Jimin setelah mereka sampai di ruang pertemuan, orang-orang yang ada di ruangan itu menoleh melihat kedatangan Jimin, "maaf aku telat"

"tidak apa, kita juga belum mulai" ucap Yoongi.

"senang bisa kembali berkumpul dengan kalian. Hari ini aku tidak ingin banyak berbasa-basi" ucap pira bernama Yeonjun itu. Dia adalah pemimpin dari pertemuan kali ini.

 Yeonjun membalikkan kertas yang dia pegang, membaca nya dan melihat satu nama yang langsung menarik perhatian nya, " jadi punya mu itu Jeon Aera?" dia menatap Jimin.

Jimin menjawab, "apa itu sebuah pertanyaan penting?"

Yeonjun mengangguk, "mari bertukar"

"tidak terima kasih"

"Aera lumayan untuk di jual, kan?" Jungwon bersuara membuat Jimin semakin terpancing.

"aku tidak menjadikan tunangan ku barang untuk di jual, Do Jungwon" ucap Jimin sembari menatap Jungwon tajam.

"aku tidak setuju dengan apa yang kau katakan, Aera harus di ju-"


Dor!


Jimin menembak pria yang baru saja ingin mengomentarinya itu, "bahkan mulutnya terlalu kotor untuk mengucapkan nama tunangan ku" 

Orang-orang yang di ruangan itu diam saja karena ini sudah menjadi hal biasa. Jadi tidak ada yang terkejut sama sekali kalau ada yang tiba-tiba mati saat meeting.

"kalau begitu, failed" Yeonjun mencoret nama Aera di kertas itu. Membuat Jimin tersenyum kemenangan.



Dukh!



Jungwon tiba-tiba memukul meja dan menatap Yeonjun tajam, "kita belum selesai berdiskusi, Yeonjun"

"apa kamu berhak berkuasa di pertemuan ini?" balas Yeonjun.

"tentu saja, itu Jeon Aera dan aku akan mengambilnya dari Jimin"

Jimin yang mendengar itu  terkekeh lalu menyentuh pundak Jungwon, "jangan meminta seolah-olah kamu orang miskin. Kita bicarakan ini berdua nanti, lalu kau bisa mendapatkan Aera"

This is JIMIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang