Pintu terbuka membuat tiga orang didalam ruangan menoleh serentak. Suasana tegang tergambar dengan cepat saat lima pasang mata itu bersitatap. Latar belakang langit malam yang terlihat dari jendela kaca besar disisi kanan ruangan membuat keadaan sedikit mencekam. Hawa dingin tercipta begitu saja.
Jaehyun yang tengah memapah Renjun keluar dari kamar mandi menatap orang tuanya dengan datar. Sementara Renjun memegang lengannya sedikit kuat. Raut wajahnya kentara dengan ketakutan yang perlahan menyerang. Dua orang yang tidak diharapkan kehadirannya itu kini telah menampakkan wajahnya.
"Mau apa kemari?" Tanya Jaehyun dingin pada kedua orang tuanya. Pria Jung itu membantu Renjun untuk kembali duduk diranjang yang tengah ditempati putra sulungnya. Dengan begitu, Jeno menubruk ayahnya dengan pelukan erat.
"Menjenguk kalian," balas Jessica dengan buat ditangannya.
"Istri dan anakku takut dengan kalian," ucap Jaehyun lagi. Ia menepuk pelan punggung kecil putranya.
Yunho menghela nafas berat. Bahkan ia masih berdiri didepan pintu dengan Jessica. "Ayah minta maaf," katanya.
"Untuk apa?" Sini Jaehyun. Ia menarik kursi untuk ia duduki. Mengusap punggung tangan Renjun yang terasa dingin. "Semuanya sudah selesai bukan? Permainan yang kalian buat sudah aku gagalkan. Aku tidak peduli jika kalian tidak menganggapku anak lagi."
"Jaehyun. Ayah dan Ibu meminta maaf dengan tulus padamu, nak. Ibu tahu kau marah dan kecewa." Jessica mendekat, namun isakan Jeno membuat langkahnya terhenti. "Maafkan kami," lirihnya.
Jaehyun mengangkat pandangannya pada sang ayah yang tak bergeming.
"Ayah minta maaf untuk semua. Sudah egois memaksamu menikah dengan orang lain disaat kau sudah punya tanggung jawab." Perkataan itu membuat Jaehyun mengangkat alisnya tanda ia masih perlu alasan lain. "Maaf sudah menyulitkanmu," tambah pria paruh baya itu.
"Renjun," panggil Jessica pada menantunya itu.
"Ya?"
"Boleh aku memelukmu?"
Renjun melirik Jaehyun meminta persetujuan. Tatapan lembut suaminya membuat ia mengangguk kontan. Menyambut pelukan hangat Jessica dengan sedikit canggung. Baru kali ini ia berinteraksi dengan ibu dari suaminya.
"Maaf sudah mencoba mengambil Jaehyun darimu. Kesalahan kami mungkin sangatlah besar, tapi jika kau berkenan, maafkan kami, hm?" Ucap Jessica disela peluk yang ia beri. Tangannya mengusap punggung Renjun dengan lembut.
"Aku memaafkan," ujar Renjun.
"Terimakasih." Jessica melepas pelukan itu. Lantas memandang putra tunggalnya yang sedang melempar pandangan datar padanya. "Jae," panggilnya.
"Jika Renjun bilang begitu, aku bisa apa?"
Jessica terkekeh mendengarnya. Dengan segera ia memutar langkah menghampiri anaknya. Memeluk tubuh tegap itu dengan segenap perasaan. Tangis Jeno pecah merasakan tangan lain yang juga ikut memeluknya.
"Daddy!!" Jeritnya tertahan pada ceruk leher ayahnya.
"Astaga. Dia benar-benar takut padaku?"
"Menurutmu?" Yunho berjalan menuju anaknya. Menepuk bahu lebar itu dengan tegas. "Ayah mengaku salah, kau memaafkanku juga?" Tanyanya.
"Ya." Singkat Jaehyun. Ia menenangkan anaknya yang masih menangis tidak karuan. Sedikit meringis mengingat ada makhluk mungil lain yang tengah terlelap diruangan itu.
"Berikan padaku," ucap Renjun merentangkan tangannya meminta Jeno.
"Biar aku saja," kekeh Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY | JaeRen
Fanfiction"Dia datang sebagai pelita. Yang aku sambut dengan duka, lalu berubah menjadi suka. Dia adalah bagian dari Takdir." BxB || YAOI || MPreg ©Jeojae 2021 Start : 21 Januari 2021 Finish : 6 Juni 2021 Deskripsi berubah : 24 Mei 2021