(Rekomendasi musik : Yiruma - Room With a View)
Hong-Kong, 1997
.
.
.
.Ini kisahku, aku tidak mengerti mengapa hidupku seperti ini. Aku seperti berada disebuah perangkap dunia. Semuanya seolah memang diatur untuk kehidupanku saja.
Aku tidak menyalahkan Tuhan atas nasibku. Aku hanya ingin tau, kenapa aku diberikan cobaan berat seperti ini.
.
.
.Tepat pada malam itu, Ibuku dibawa kerumah sakit oleh Ayah. Ibu akan melahirkan anak keduanya. Akan tetapi, anak pertama yang merupakan seorang laki-laki tidak ikut menemani mereka. Dia bernama Dong Sichuan.
"Bertahanlah sayang, aku ada disini." Ucap Ayah sembari memegang tangan kanan Ibu yang terus merintih kesakitan. Sesaat Ibu dibawa ke ruang persalinan, keadaan semakin menegang. Ayah berusaha menghubungi Sichuan dengan mencari Telepon umum, Namun hasilnya nihil.
"Dimana dia, kenapa dia tidak bisa dihubungi?" Gumam Ayah tampak putus asa. Dia terus saja mencoba dan mencoba dengan harapan dapat tersambung, akan tetapi...
Tut! Tut! Tut!
Sambungan tetap terputus. Aku mengerti kenapa Ayah tampak khawatir dengan Sichuan. Karena Sichuan tidak kembali seharian, sebelum menghilang dia berpamitan kepada Ayah dan Ibu untuk mendaki sebuah gunung. Sichuan memang sangat menyukai alam. Tanpa menjelajah, dia benar-benar seperti tidak mempunyai tujuan hidup.
Hal itu terus terjadi berulang kali. Selama Ayah menunggu Ibu melahirkan, selama itu juga Ayah berusaha menghubungi Sichuan. Hingga pada akhirnya...
Ibu berhasil melahirkan anak kedua. Hanya saja dalam keadaan prematur sehingga bisa berakibat kematian kepada bayi itu. Bahkan kondisi Ibu juga tampak lemah sekali, wajahnya terlihat pucat. Bayi tersebut saat ini berada disebuah ruangan khusus dengan beberapa alat bantu oksigen yang terpasang di mulut dan juga hidungnya.
Ayah sangat senang mendengar kelahiran anak keduanya. Namun di sisi lain Ayah juga tampak sedih karena harus melihat kondisi Ibu dan juga bayi tersebut. Ayah terlihat menghampiri Ibu yang saat ini terbaring lemah sembari mengusap lembut rambutnya.
"Tidak apa-apa sayang, semua akan baik-baik saja." Ucap Ayah memberi semangat kepada Ibu. Ayah dapat melihat cairan bening menetes Dimata Ibu.
"Kau tau apa yang aku inginkan? Aku ingin bahagia. Hidup tua bersamamu dan juga anak-anak kita."
Ayah terlihat mengangguk mengerti, dia juga ingin merasakan hal yang sama seperti Ibu.
"Aku juga, oleh karena itu kau harus tetap semangat. Kau harus kuat, demi aku dan juga buah hati kita." Ucap Ayah dengan bibir bergetar. Ayah terlihat berpelukan bersama Ibu.
Namun setelah itu, Ayah keluar dari ruangan Dokter dengan wajah sedih. Dia terlihat duduk seorang diri sembari mengusap kasar wajahnya. Tidak lama kemudian, teman Ayah terlihat menghampirinya. Itu adalah Paman Xi-Luhan.
"Aku senang mendengar berita kelahiran anak keduamu, apakah mereka sehat-sehat saja?" Tanya Paman Luhan, Namun Ayah yang awalnya tersenyum seketika terdiam. Sepertinya Paman Luhan mengerti dari ekspresi yang Ayah tunjukkan. "Apa yang terjadi?"
"Susah untuk menjelaskannya, apakah aku masih sanggup untuk hidup jika waktunya sudah tiba." Ucap Ayah yang kemudian tidak kuasa mengeluarkan tangisannya. Paman Luhan terlihat menenangkan Ayah sembari menepuk pundaknya.
"Ceritakanlah apa yang terjadi."
"Istriku, setelah melahirkan. Dokter mengatakan bahwa dia mengalami pendarahan yang cukup banyak. Hidupnya tidak akan lama lagi, dan Anakku di-diagnosa mengalami Kardiomiopati (Lemah Jantung), dia akan bertahan hidup hanya 22 tahun saja." Ucap Ayah dengan kedua tangan yang bergetar dan juga tidak berhenti menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
I MISS YUTA (Yuwin) {COMPLETTE}☑️
Fanfiction"Dear Yuta, Aku ingin hidup seperti bunga yang bermekaran, namun pada kenyataannya, Tanpamu Aku hanyalah sebuah dedaunan kering yang tersapu oleh angin entah kemana" - Dong Sicheng as Winwin { 彼らが直面し続けるラブストーリーと複雑な旅 } Main cast : - Dong Sicheng as Wi...