Part 15 {Complicated Problem}

724 33 20
                                    

Rekomendasi music : IU - My Old Story

.
.
.

3 hari kemudian...

Ini adalah hari dimana Yuta akan melangsungkan pertandingannya bermain badminton. Akan tetapi sebelum itu, dia tengah sibuk mempelajari berbagai macam cara memukul bola dengan tepat menggunakan raketnya. Dan terlebih lagi, kondisi gedung olahraga juga tampak ramai dengan penonton yang tidak sabar untuk menyaksikannya. Jackson pun terlihat menghampiri Yuta sembari menepuk pundaknya.

Puk!!

"Yuta, ingat pesanku. Kau jangan grogi dalam bermain oke? Kita akan bermain dua lawan dua."

"Baiklah, kau jangan khawatir."

Jackson pun membalasnya dengan tersenyum dan kemudian pergi meninggalkan Yuta seorang diri entah kemana. Setelah itu Yuta terlihat melihat sekelilingnya seperti mencari seseorang.

"Winwin, apa kau belum hadir untuk menyemangatiku?" Gumam Yuta berharap dapat menemukanku diantara banyaknya orang-orang. Namun hal itu sepertinya sia-sia saja. Akhirnya dia pun menuju ke salah satu tas miliknya untuk mengambil ponsel dan menatap layar ponsel tersebut. Namun tidak ada juga balasan dariku, hal tersebut sukses membuatnya sulit untuk berkonsentrasi, dia pun terlihat sedang mengirimkan pesan singkat untukku.

"Winwin, apa kau akan datang terlambat hari ini? Jika itu benar, tidak masalah. Setidaknya kau harus datang untuk melihatku🙂." - Nakamoto Yuta.

Akan tetapi pesan tersebut tidak ada balasan sama sekali walau pun Yuta terus saja menatap layar ponsel miliknya itu.

"Yuta, bersiap-siaplah." Panggil Jackson.

"Ohh baik, tunggu aku." Balas Yuta yang kemudian segera meletakkan ponsel tersebut kedalam tas dan berlari menghampiri Jackson.

Tap! Tap! Tap!

Walau pun aku masih tidak kunjung hadir saat ini, Sepertinya Yuta akan tetap bersikap professional dalam melakukan pertandingan, dan aku sangat percaya jika dia bisa melakukannya dengan baik. Lalu kenapa dia harus menungguku?

.
.
.

Saat ini aku tengah terdiam diatas sofa seraya menatap kosong beberapa koper yang sudah dikeluarkan oleh Lucas. Hal tersebut membuatnya mendengus pelan dan kemudian segera menghampiriku.

"Dong Sicheng, aku benar-benar minta maaf untuk ini." Ucap Lucas yang kemudian menepuk pundakku dengan pelan. Aku pun mengangguk seolah mengerti akan hal itu.

"Tidak apa-apa, lagipula apa yang bisa aku lakukan? Bukankah ini kemauan paman Luhan. Tolong jangan merasa tidak nyaman kepadaku." Jawabku tersenyum. Seketika Lucas pun langsung berdiri dari posisinya.

"Ayo kita pergi dari sini." Ucap Lucas yang terlihat keluar dari apartemen lebih dulu. Aku pun langsung saja mendengus kasar nafasku dan menatap sekitar apartemen ini. Walau pun terasa singkat namun kenangan yang aku dapatkan cukup banyak, mungkin saja aku akan merindukan tempat ini jika aku masih memiliki kesempatan untuk tetap hidup. Tapi itu pastinya tidak akan pernah mungkin.

Aku pun berjalan dengan langkah pelan dan terus menatap ruangan itu beberapa kali. Rasanya sangat berat untuk ditinggalkan, terlebih lagi apartemen ini akan dijual dalam waktu dekat. Sepertinya dia sengaja menjual apartemen ini untuk menghilangkan semua kenangan-kenangan yang pernah kami lalui bersama-sama disini. Iya, itu hanya isi fikiranku saja. Dan aku tidak akan pernah tau isi fikiran Lucas yang sesungguhnya.

Setelah aku keluar. Lucas pun mengunci apartemen itu dan menempelkan sebuah catatan jika apartemen tersebut sudah tidak memiliki seorang pemiliknya lagi. Tidak apa-apa, dia melakukan ini agar tidak terus-terusan berlarut dalam kenangan menyedihkan ini, atau mungkin saja dia memang sudah lama menjualnya kepada orang lain.

I MISS YUTA (Yuwin) {COMPLETTE}☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang