Part 8 {When the Problem Occurs}

813 41 2
                                    

.
.
.

Sebelum kembali kerumah. Lucas dan Jackson tampak pergi ke sebuah mall. Mereka berdua tidak terlihat malu walaupun hanya mengenakan pakaian olahraga. Hal tersebut lah yang memperlihatkan daya tarik mereka seperti seorang atlet.

"Kenapa tiba-tiba kau ingin pergi kemari, Bukankah kau tidak menyukai tempat seperti ini?" Tanya Jackson.

"Aku harus membelikan sesuatu untuk Dong Sicheng."

"Sesuatu, seperti apa?"

"Ponsel."

Jackson pun terlihat kaget saat mendengarnya. Tidak biasanya Lucas seperti ini.

"Sungguh, kenapa kau baik hati sekali kepadanya. Apakah setelah dia mati kau akan mengambil kembali ponsel itu darinya?"

"Jaga ucapanmu."

Jackson hanya bisa mengangguk seolah mengerti.

"Lihatlah, sebelumnya kau mengharapkan dia untuk mati secepatnya. Dan saat giliranku, kau justru meminta aku untuk menjaga ucapanku. Kau sungguh aneh sekali."

Lucas tidak menggubris perkataan tersebut. Baginya, semakin berdebat dengan Jackson maka pembicaraan mereka berdua sudah pasti melebar kemana-mana.

Mereka pun menghampiri toko ponsel tersebut sembari sibuk memilih ponsel yang dapat aku gunakan nantinya. Entah berapa lama mereka berada disana, tapi Lucas sepertinya tetap akan memilih ponsel-ponsel Disana dengan kualitas terbaik.

.
.
.

Saat hari sudah malam, aku tampak bingung seorang diri sembari memegang sebuah pensil dan juga 1 buku kosong. Aku tidak tau apa yang ingin aku tulis, karena aku tidak bisa menulis huruf alphabet. Sepertinya aku membutuhkan seseorang untuk mengajariku, tapi Lucas masih belum kembali ke apartemen. Haruskah aku menunggunya hingga dia kembali?

Flashback...

Saat aku dan Yuta akan turun dari bukit tersebut. Dia menyerahkan sebuah pena dan juga 1 buku kosong kepadaku. Hal tersebut membuat diriku tampak bingung, namun aku menerimanya begitu saja.

"Ini untuk apa?" Tanyaku kepadanya.

"Tulislah sesuatu yang menarik tentang dirimu dibuku itu."

"Sesuatu tentang diriku?"

Yuta mengangguk membenarkan. "Iya, tidak perlu banyak. Hanya sesuatu yang menurutmu penting saja. Seperti, Hobi, aktivitas yang biasa kau lakukan, dan sebagainya."

Aku ingin menulisnya, tapi masalah utamanya adalah, aku tidak bisa menulis huruf alphabet.

"Tapi, aku tidak bisa menulis."

Hal tersebut sontak membuat Yuta kaget, namun pada akhirnya dia hanya tersenyum sembari mengusap lembut pucuk kepalaku.

"Tidak apa-apa, kalau begitu kau hanya perlu menyimpannya saja. Mungkin di lain waktu, aku bersedia untuk mengajarkanmu." Ucap Yuta sehingga membuatku merasa senang. Hanya dengan percakapan singkat itu sukses membuat kami saling tertawa satu sama lain.

Flashback End...

Cklekk!!!

Baru saja aku berfikir untuk menunggunya. Akhirnya Lucas sudah terlihat menunjukkan batang hidung seraya membawa suatu barang ditangannya. Lucas segera menghampiriku yang saat ini duduk disofa.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Lucas sembari melihatku tampak sibuk dengan kertas dan pensilku. Tidak ada sesuatu yang dia lihat, semuanya tampak kosong.

I MISS YUTA (Yuwin) {COMPLETTE}☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang