Part 2 {Feel Burdened}

971 51 2
                                    

(Rekomendasi Musik : Yiruma - Room With a View)
.
.
.

Selama seminggu ini, Aku berusaha menyapa Lucas dengan sopan dan juga ramah. Namun aku selalu mendapatkan perlakuan yang buruk darinya. Dia selalu meneriaki diriku, mencaci maki dengan perkataan yang tidak seharusnya dia ucapkan dihadapan kami semua, dan tidak tanggung-tanggung, dia berani menamparku.

PLAK!!!

"HAISH, ITULAH KENAPA AKU TIDAK SETUJU JIKA KAU BERADA DISINI. SEMUA PAKAIANKU SELALU SAJA KAU PAKAI DAN SEKARANG, KAU MERUSAKNYA LAGI?" Teriak Lucas penuh emosi.

"Aku minta maaf." Ucapku menyesal, bahkan terkadang aku selalu menangis. Namun hal tersebut tidak membuatnya merasa kasian. Iya, inikah yang paman Luhan sebut dengan kebahagiaan baru?

Lucas pun tampak melempar pakaian miliknya kepadaku dan kemudian meninggalkan diriku seorang diri. Paman dan juga Bibi masih belum pulang, mereka memiliki jadwal undangan yang sangat padat. Namun saat dia kembali, dia terlihat menghampiriku yang sedang menangis sembari memegang baju Lucas.

"Sicheng sayang, apa yang terjadi?" Ucap Bibi Luxi menghampiriku dan juga Paman.

"Tidak apa-apa, jangan khawatirkan aku." Ucapku menghapus air mata seraya menutup pipiku dengan tangan agar mereka berdua tidak melihatnya. Aku takut jika Lucas akan dipukul oleh Bibi lagi. Karena pada akhirnya, akulah yang akan menjadi sasaran kemarahan Lucas dan dia sangat menakutkan sekali.

Namun percuma saja menyembunyikannya.

"Kenapa pipimu merah? Sini Paman ingin melihatnya." Ucap Paman Luhan tampak khawatir. Namun aku menolak hal tersebut. Akan tetapi Paman memaksa untuk menjauhkan tanganku dan alhasil, mereka melihat pipiku yang terlihat bengkak dan juga memar.

"Astaga sayang, apa Lucas menamparmu?" Ucap Bibi Luxi tampak khawatir. Paman Luhan hanya bisa mendengus kasar nafasnya.

"LUCAS, CEPAT KEMARI." Teriak Paman Luhan. Tidak lama kemudian, Lucas pun muncul dengan wajah kebencian, Dan kebencian itu ditunjukkan kepadaku.

"Kenapa kau berbuat sejahat ini dengan saudaramu, Apa kesalahannya?" Tanya Paman Luhan namun dengan suara yang normal. Lucas hanya terdiam sembari membuang wajahnya.

"Lucas, jawab pertanyaan Ayahmu."

"SUDAH AKU KATAKAN, DIA BUKAN AYAHKU DAN LAKI-LAKI ITU BUKAN SAUDARAKU." Teriak Lucas tidak terima.

"LUCAS, JANGAN SAMPAI AYAH MENGUSIRMU SEKARANG JUGA." Teriak paman Luhan kembali membentak sehingga membuatnya terdiam. Aku bisa melihat kedua mata Lucas tampak berkaca-kaca sekarang. Aku mulai merasa kasihan kepadanya. "KENAPA KAU MENAMPAR SAUDARAMU? CEPAT BERLUTUT DAN MINTA MAAFLAH." Teriak paman kembali.

"Paman, tolong jangan membentaknya." Ucapku memohon kepada Paman Luhan. Namun tampaknya Paman tidak terima jika Lucas menyakitiku. Hal tersebut sukses membuat air mata Lucas terjatuh, Dia pun berlutut dihadapan kami semua.

"Tolong maafkan aku, aku menyesal." Ucap Lucas. Aku dapat merasakan ucapannya sepenuh hati, tapi kenapa aku benar-benar tidak bisa melihatnya seperti itu. Setelahnya, dia pergi begitu saja dari hadapan kami dan kemudian masuk kedalam kamarnya.

Aku sungguh merasa tidak nyaman, aku menghampiri Lucas dan dengan memberanikan diri aku membuka pintu kamar tersebut.

Cklekk!!

"Lucas?" Panggilku. Saat ini dia sedang membereskan baju-baju miliknya yang dimasukkan kedalam koper. "Maafkan Paman dan Bibi, mereka tidak bermaksud seperti itu." Ucapku yang saat ini berada didepan pintu, namun Lucas tidak menjawabnya sama sekali. "Aku tidak akan merepotkanmu, setelah kembali dari Jepang aku akan pergi meninggalkan rumah ini." Ucapku sehingga Lucas tampak menatapku dengan datar. Hal tersebut sukses membuatku takut.

I MISS YUTA (Yuwin) {COMPLETTE}☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang