Part 14 {He Will Find It}

763 35 13
                                    

.
.
.

Setelah itu, Ayah Hendery terkadang kerap melakukan kekerasan kepadanya. Bahkan anak seusia Hendery yang pada saat itu harus merasakan kebahagiaan dalam menikmati masa kecil, justru menjadi masa-masa yang menyakitkan untuk dia rasakan. Hendery masih mengingat semua itu, semuanya masih tergambar didalam otaknya.

"Tidak ayah, ampun. Jangan sakiti aku lagi huwaa..." Ucap Hendery sembari menangis dan terus saja memohon. Namun sang Ayah justru menatapnya dengan penuh kebencian.

"KATAKAN DIMANA IBUMU PERGI? AYAH HARUS MENJEMPUTNYA SEKARANG!!" Teriak ayahnya tanpa merasa bersalah sedikit pun. Hendery pada saat itu masih terlalu kecil untuk merasakan penderitaan orang dewasa, dia hanya menggeleng pelan kepalanya dengan Isak tangis yang tidak kunjung berhenti.

"Aku tidak tau ayah, hiks... Ibu hanya mengucapkan selamat tinggal saja."

Ayahnya pun tampak geram mendengar itu. Seketika dia pun langsung saja menjambak rambut Hendery.

Settt!!!

"AMPUN AYAH, SAKIT!!!"

"Apa yang harus kita lakukan? Siapa yang akan mengurus kita berdua nantinya?" Ucap Ayahnya dengan wajah memelas namun terlihat menakutkan. "Jadi katakan yang sebenarnya sayang, kemana ibumu pergi. Hah?"

Hendery pun terus menangis tiada henti, tanpa ayahnya sadari jika saat ini Hendery masih menggenggam erat surat pemberian ibunya tersebut. Dia tidak akan menyerahkan surat itu sampai kapanpun karena dia sadar, ayahnya pasti akan menyakiti ibunya lagi. Dan inilah yang dia rasakan sekarang, perlakuan ayahnya sama persis dengan apa yang dia lakukan kepada ibunya sejak saat itu.

"Aku sungguh tidak tau ayah." Ucap Hendery dengan tubuh gemetaran. Hal tersebut langsung saja membuat ayahnya tertawa.

"Hahahaha, baiklah. Kau masih terlalu kecil untuk merasakan ini, tapi tidak ada salahnya kan jika ayah mulai sekarang harus melampiaskan semua emosi ini kepadamu?"

Deg!!!

Hendery semakin ketakutan, dia berharap ada orang lain yang akan datang dan menolongnya. Tapi itu rasanya percuma saja, bahkan tetangga disekitar tempat ini juga tidak begitu perduli dengan orang-orang sekitar. Lantas apa yang harus dia lakukan sekarang?

"Tolong jangan sakiti aku ayah." Mohon Hendery dan...

PLAK!!!

"DASAR ANAK KURANG AJAR, BERANI SEKALI KAU MEMBANGKANG KEPADA AYAHMU SENDIRI." Teriak ayahnya yang baru saja menampar Hendery cukup keras.

"Hiks, hiks..."

"BERHENTILAH MENANGIS JIKA KAU TIDAK INGIN AYAH PUKUL LEBIH BANYAK LAGI!"

Anak kecil tetaplah anak kecil. Mereka tidak akan pernah bisa mengerti pemikiran orang dewasa. Namun bagi ayahnya, mereka semua tidak ada bedanya.

"DASAR ANAK BAJINGAN!!!"

PLAK!!!

"AMPUN AYAH!!"

PLAK!!!

"KAU FIKIR AYAH AKAN BERSIKAP BAIK SEPERTI DULU LAGI HAH? KALI INI TIDAK AKAN PERNAH."

PLAK!!!

"AYAH, TIDAK..."

PLAK!!!

"Sia-sia saja ayah memanjakan mu. Ternyata sifatmu sama persis dengan ibumu. LEBIH BAIK KAU MATI SAJA!!"

"Hiks, ayah jangan..."

I MISS YUTA (Yuwin) {COMPLETTE}☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang