Selamat membaca♡
Semoga suka~
🔸
.Pagi-pagi buta, Arkhan dan kedua temannya sudah berada di sekolah untuk mengurus pengajuan proposal acara perkemahan bersama dihari Jumat, Sabtu dan Minggu, yang jatuh pada besok lusa. Mereka bertiga sudah beberapa hari mengurusi hal tersebut dan tentunya dibantu oleh Devira juga beberapa anggota OSIS yang lain. Tapi, rasa perfeksionis Arkhan membuat ia harus kembali menyempurnakan proposal itu supaya tidak ada satupun pihak yang merasa dirugikan.
Saat Arkhan tengah sibuk di depan komputer yang ada di ruang OSIS, Andra dan Leo justru sedang bermalas-malasan di sofa yang ada. Sebenarnya, Arkhan tidak ingin mengajak kedua orang itu. Namun, mereka berdua tetap bersikeras ingin ikut menemaninya.
Andra yang sedang memejamkan matanya merasa terganggu akibat aktivitas Leo yang entah sedang melakukan apa. Andra berdecak sebal ketika Leo dengan sengaja menepuk pipinya dengan tenaga dalam, hingga menimbulkan bunyi yang cukup kuat.
"Sakit, gila! Lo ngapain, sih, ganggu aja?" keluh Andra.
"Ada banyak nyamuk, oi, lo gak ngerasain kalau dia udah nyedot darah lo sampe kenyang?"
"Dari kemaren lo dikelilingin nyamuk mulu. Lo mandi gak sih?" sewot Andra.
"Kurang asem lo, Dra, gini-gini gue mandi tiga kali sehari, ye," ungkap Leo.
Arkhan yang sejak tadi menggerakkan jari-jarinya di atas papan tik, merasa sedikit terganggu akibat perdebatan sepele antara Andra dan juga Leo.
"Nyamuk aja diributin, gak ada kerjaan lo berdua?" sahut Arkhan yang ada di balik layar komputer.
Mendengar hal itu, Andra dan Leo hanya menampilkan cengiran khas masing-masing. Mereka tahu, jika Arkhan sudah berbicara seperti itu, artinya dia sedang merasa terganggu.
"Ampun, Boz, silakan dilanjut," balas keduanya kompak tanpa janjian.
♡
Dengan lengan baju seragam yang digulung juga rambut yang berantakan, Raffa berjalan menuju ke kelasnya. Perlakuannya pada Davina waktu itu, tidak membuat cowok itu dibenci terlalu lama oleh para netizen Tri Sakti. Hal itu, membuat Raffa berhasil untuk kembali menjadi diri sendiri seperti sekarang. Walaupun, ada beberapa sifatnya yang hilang sejak kepergian Davina.
Netra Raffa menangkap sosok yang sangat ia cintai, sebelum ia kembali merasakan kehilangan untuk kesekian kalinya. Devina. Raffa menatap Devina dengan raut wajah datar tanpa menyiratkan apapun, seolah-olah mereka tidak pernah saling mengenal satu sama lain. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan Devina. Devina sepertinya masih mempunyai sedikit rasa pada Raffa, itu terlihat jelas dari sorot matanya yang memandang Raffa dengan rasa sakit dan juga harap di dalamnya.
Devina mengulas sedikit senyum di wajahnya, untuk Raffa. Tapi, kedua sudut bibirnya segera turun karena Raffa malah melengos pergi masih dengan wajah yang sama, datar. Sebenarnya Raffa tidak tega untuk memperlakukan Devina seperti ini. Namun, bagaimanapun juga Raffa tidak boleh kembali menyakiti hati seorang wanita, baik itu karena dirinya sendiri ataupun oleh sisi gelapnya, Fasya.
♡
Sore ini Devira disibukkan dengan berbagai kegiatan OSIS, mulai dari pendaftaran perkemahan Jumat, Sabtu, Minggu, sampai dengan menyiapkan beberapa laporan yang berisi agenda-agenda yang akan dilakukan selama tiga hari dua malam itu.
"Vir, udah berapa yang daftar?" tanya Hellena yang baru saja tiba bersama Marsya sembari membawa sebotol air mineral untuk Devira.
"Yang daftar ada 15 orang kelas duabelas, 18 orang kelas sebelas, dan 21 orang kelas sepuluh, " jawab Devira sambil meneliti daftar yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devira [Selesai]
Teen FictionSequel of Davina. -Sangat disarankan untuk membaca cerita Davina lebih dahulu .... Davina. Satu nama yang tidak akan kulupa. Orang baik yang pernah kumiliki. Tanpa sadar aku merindukannya. Kuingin berjumpa dengannya. Walaupun harus mempertaruhkan ma...