Dvr|30

615 62 7
                                    

Selamat membaca♡
Semoga suka~
🔸
.

Ternyata semalam bersama anak-anak Tri Sakti, bukanlah hal yang buruk bagi Devira dan juga kedua temannya. Mereka semua sudah mengenal beberapa anggota perjusami dari SMA Tri Sakti, termasuk Kanaya, Zellyn, dan juga Adelia. Oh iya, jangan lupakan Raffa dan Axelio.

Pagi ini seusai senam, mereka (Devira, Marsya, Hellena, Arkhan, Andra, Leo, dan jangan lupakan Devina) berkumpul bersama Kanaya, Zellyn, Adelia, Raffa dan juga Axelio untuk sarapan bersama. Entah suatu kebetulan atau bagaimana, tenda mereka berada dalam satu barisan yang kompleks, di posisi pertama ada tenda Arkhan dan dua sahabat karibnya, disusul dengan tenda Kanaya, Zellyn, dan juga Adelia. Di urutan ketiga terdapat tenda milik rombongan Devira dan terakhir ada tenda milik Axelio, Raffa, dan juga Pangestu—salah satu anggota klub futsal.

"Neng cantik siapa sih namanya? Dari tadi jutek banget," ujar Leo pada Zellyn.

"Lo tanya gue? Bukannya tadi udah kenalan, ya?" balas Zellyn.

"Mampus lo, Le!" kekeh Andra pada saat mendengar jawaban Zellyn yang sangat ketus.

"Diem lo, kampret. Bukannya dukung gue buat deketin doi, malah ngetawain," dengus Leo sambil menyuapkan satu suap besar mi instan yang sudah disiapkan oleh kaum hawa yang tergabung dalam kelompoknya.

"Vir, maaf, ya. Kalau boleh tahu kaki lo kenapa?" tanya Adelia yang sudah sangat kepo tentang kaki Devira. Pasalnya, terakhir dia melihat Devira, gadis itu masih baik-baik saja. Kanaya yang mendengar itu menyenggol lengan Adelia mengisyaratkan 'jangan tanya itu, Adel!' Tapi, yang namanya Adelia, tetap akan bertanya sampai ia mendapatkan jawaban yang valid, no debat.

"Hm ... gue kecelakaan kemarin," terang Devira sembari melirik Devina yang tampak menunduk sambil mengaduk-aduk makanannya. Devira merasa tidak enak hati pada Devina setelah melepaskan kalimat itu dari bibirnya, takut menggores perasaan gadis itu.

Adelia mengangguk, tanda mengerti, "Get well soon, Vir." Adelia mengembangkan senyumnya untuk memberikan sedikit semangat pada Devira. Padahal gadis berkacamata itu sudah tampak sangat bersemangat dari tadi.

"Setelah ini, kita bakalan ngapain lagi, Kak?" tanya Kanaya pada Arkhan yang duduk di sampingnya membuat Axelio menatap Kanaya, untuk memastikan. Cemburu, Bang?

"Setelah ini, kita akan ada mini games yang dilaksanakan antar kelompoknya, ya, kan Xel?" jelas Arkhan sambil menaikkan sebelah alisnya dan menatap Kanaya dan Axelio bergantian.

"Iya, Bang, betul itu," balas Axelio.

"Itu minum gue, bambank! Kenapa lo embat juga?" keluh Leo pada Raffa.

"Ya maaf, Bang, seret banget nih. Lagian salah sendiri, kenapa dianggurin gitu aja," kekeh Raffa saat melihat sedikit kilatan amarah di mata sipit milik Leo.

"Ngeles mulu lo, kayak bajaj," cibir Leo yang masih tidak terima.

"Len, gue minta minum dong, buat dia nih," ujar Raffa pada Hellena yang duduk di dekat teko air seraya menunjuk Leo dengan menggunakan lirikan matanya.

"Nih, ambil punya gue aja, gue udah kenyang minum coklat panas." Hellena memberikan cangkirnya kepada Leo. Membuat pria bermata sipit itu langsung mengembangkan senyumnya dan menganggukan kepalanya.

"Makasih, Lena!" ucapnya dengan nada yang begitu manis membuat Zellyn mual sendiri saat mendengarnya.

"Cemburu bilang, sayang," goda Andra saat melihat ekspresi Zellyn.

"Sayang-sayang, pala lo peang? Makan tuh cemburu!" ketus Zellyn.

"Udah, Kak, lo kerjaannya godain anak orang aja. Entar lo sendiri yang baper, kan Zellyn juga yang repot," sahut Marsya.

Devira [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang