5

33 4 0
                                    

»5 mati, 13 tersisa. Akan ada yang segera mati«

"Udah, Kook. Namjoon juga bakal sedih kalo lo gini, oke," suara Seokjin menenangkan Jungkook yang masih menangis di dalam mobil. Jasad Namjoon dibawa dengan ambulan di depan mobil pertama yang dikendarai Yoongi. Ya, Yoongi pindah ke  mobil satu karena mereka semua gabisa percaya sama Jungkook. Dia bener-bener berduka kehilangan sosok kakak yang paling deket sama dia, jadinya dia ga dibolehin mengendarai mobil itu.

"Kalian...ada yang curiga sama seseorang gak? Kalo boleh jujur, gue curiga sama Sunghoon sama Sunoo," kata Jay membuka topik baru. Posisinya yang duduk di kursi tengah bersama Jin dan Jungkook, membuatnya bisa didengar semua penumpang mobil satu.

"Maaf, tapi...Kai lagi curiga sama Jungwon. Kalian bilang Jungwon ada di toilet kan? Kai yakin dia ga kesana, karena Kai dan Taehyun-i udah ngecek cctv di sana terus liat Jungwon malah muter-muter di depan kamar lain terus malah nutupin kamera cctv-nya," jawab Kai memainkan jarinya gugup karena takut dibantah Jay, yang notabene paling deket sama Jungwon.

"Maaf Kai, gue gabisa sepenuhnya percaya sama lo. Karna...gue juga lagi curiga, tapi orangnya satu mobil sama kita," sahut Jake yang ada di kursi sebelah supir. Melirik ke kursi paling belakang, Jake menatap Taehyun yang duduk di samping Kai. Yang ditatap hanya cuek karena tahu dia sudah dituduh sejak awal, mau dibantah juga sama aja, pikir Taehyun.

"Awalnya gue curiga ke Soobin, tapi setelah kejadian tadi, gue sekarang udah gamau nebak-nebak lagi. Jadi, gue harap kalian berhenti tuduh-tuduhan dulu saat ini, oke?" ucap Jungkook yang sudah tenang.

"Kakak setuju sama Jungkook, kita jangan tuduh-tuduhan dulu saat ini. Kakak juga curiga, tapi kak Jin gabisa ngapa-ngapain saat ini karena takut."

Seluruh penumpang mobil satu hanya mematung setelahnya, beberapa hanya menatap kosong ambulan di depan mobil mereka. Tak ada yang tahu Yoongi menggenggam erat stir mobil, amarahnya tengah memuncak saat ini. Tapi seperti yang dikatakan Jin, dia gabisa nuduh siapapun atau ngelakuin apapun. Sial, siapapun lo bakal gue hancurin, batin Yoongi.

🏢

Setelah pemakaman Namjoon di Ilsan, mereka semua segera bergegas kembali ke Seoul. Kembali ke tempat dimana semuanya berasal, gedung No More Tears. Keluarga Namjoon juga tidak ada yang protes, karena sebagai anak pertama dalam keluarga membuat saudara-saudaranya justru senang. Dengan begitu, mereka tidak punya saingan lagi untuk menguasai harta orangtua mereka.

Tidak seperti keluarga Namjoon, keluarga Soobin benar-benar menyusahkan. Mereka menuntut agar pelaku segera dicari dan melakukan hal yang sama pada pelaku seperti yang ia lakukan pada anak mereka. Membunuhnya. Begitulah keluarga Choi Soobin, mereka lebih memilih kekerasan sebagai jalan keluar. Itu jugalah yang mendorong Soobin untuk pergi dari rumah dan membeli apartemen di gedung No More Tears. Sayangnya, ia malah menemui ajalnya karena tinggal di sana. Haha, terdengar ironis.

Ngomong-ngomong, ada hal yang mungkin seharusnya dipertanyakan ketika kematian Soobin selain racun itu. Saat pemakaman di Ansan, apa tidak ada yang menanyakan ketidakhadiran Beomgyu saat itu? Jawabannya, tidak ada anggota keluarga yang curiga dengan itu meskipun Beomgyu masih sepupu dengan Yeonjun dan Soobin. Jikapun ada yang bertanya, mereka akan bilang bahwa Beomgyu mengurung diri dan depresi atas meninggalnya Soobin.

Dan lagi, saat Soobin keracunan, ada yang sadar kalo racunnya ga dari minuman yang waktu itu aja? Minumannya memang mengandung polonium, tapi ayolah reaksi racun polonium memang cepat, tapi sedetik setelah diminum? Itu sedikit tidak masuk akal.

Ingat saat Soobin bercerita bahwa tangannya terluka sebelum ke kantin dan Jungwon memberinya plester? Disitulah racun itu diletakkan, namanya "sianida". Butuh timing yang tepat seolah-olah Soobin yang sengaja meminum racun itu, lagipula polonium itu tidak terminum sedikitpun bahkan oleh Yeonjun saat itu. Karena racun itu menempel di gelas bagian bawah, sehingga kalian hanya bisa meminumnya jika menggunakan sedotan. Haha, mengerti sekarang? Bahkan jika dia anak sekolah, pelakunya terlalu jenius dan cermat untuk melihat kebiasaan kecil teman-temannya. Ups?

Tapi hey, aku tegaskan. Bahwa Jungwon bukan pelaku.

Ting!

Kembali ke mobil satu yang berisi; Yoongi, Jake, Seokjin, Jungkook, Jay, Hueningkai, dan Taehyun. Suara dentingan sebuah handphone menguar di mobil satu, hp Jay ternyata. Ia buru-buru mengecek notifikasi ponselnya, isi pesan itu membuatnya dengan panik melihat seluruh penumpang mobilnya yang bermain ponsel. Hanya Kai.

Bagaimana jika pelakunya benar-benar Hueningkai dan dia hanya menuduh Jungwon sebagai alasan? Tapi bagaimana jika itu hanya kebetulan dan pelaku aslinya ada di mobil kedua?, dua pertanyaan itu terlintas begitu saja di benak Jay. Rahang tegas laki-laki itu mengeras, ia merasa dibodohi oleh si pelaku. Ia kembali menatap pop-up berisi pesan dari pelaku tadi.

+82-xxxx-xxxx
temui gue di rooftop setelah lo balik ke apart, jam 9 lo harus udah ada disana kalo lo mau selamat—j

Banyak pertanyaan dengan kata tanya "Bagaimana" bermunculan di otak Jay saat ini. Membuatnya overthingking  dengan pilihan yang harus diputuskan, sampai Jay tak sadar bahwa mobilnya telah sampai di apartemen No More Tears.

"Heh Jay! Kenapa bengong? Ayok," seru Seokjin membangunkan kesadaran Jay yang tadinya larut dalam pikiran kusutnya. Ia keluar mobil dengan mengusap wajah kasar, seenggaknya gue cuman mau selamat, batin Jay.

The Neighbors [BTS,TXT,& Enhypen] || Revisi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang