15

25 3 0
                                    

Second game, hunt the Leader's hint, 2nd floor of No More Tears
(permainan kedua, berburu petunjuk Si Pemimpin Game, lantai 2 No More Tears)


"Jadi, Yeonjun. Gimana permainannya? Seru gak?"

Suara di belakangnya membuat dirinya terkejut, Yeonjun menjatuhkan kotak itu hingga isinya menghambur ke depan. Suara sebuah Sniper di balik kepala membuatnya ketakutan setengah mati, ia rasa wajahnya bisa membiru menahan napas.

"K-kak Seokjin?"

"Iya~ kenapa? Udah nyadar gue boss game ini, kan? Jadi, ini waktunya lo mati." kata Seokjin mendekatkan senjata laras panjangnya ke tengkuk Yeonjun. Ia menyeringai ketika  gemetar saat Sniper itu menyentuh rambut Yeonjun. Sementara Yeonjun sendiri menahan rasa takut sedari tadi, ia mengulum bibirnya dan memejamkan matanya.

Tak!

Dor!

"Argh!"


Suara tembakan senjata diikuti teriakan Yeonjun menggema di seluruh unit apartemen itu. Entah kenapa lampu yang tiba-tiba mati, sedikit menyelamatkan Yeonjun yang hanya tertembak di bahu. Namun Seokjin tidak menyadari bahwa korbannya itu masih hidup, ia menendang kaki Yeonjun.

"Beberapa anak lagi bakal gue bunuh, dengan begitu gue bisa bales dendam ke kalian semua."

"Gara-gara kalian, gue kehilangan orangtua gue. Orang-orang yang gue sayangi kalian renggut cuman gara-gara sifat manja kalian! Sifat kalian yang egois dan nakal di sekolah bikin orangtua gue meninggal!" ucap Seokjin berteriak di depan jendela kamar yang terbuka. Tanpa ia tahu, Yeonjun yang masih tergeletak lemah tengah menahan rasa sakit di bahu dan kakinya. Ia hanya diam menyimak ucapan Seokjin sedari tadi.

"Gue bener-bener inget, saat dimana anak nakal kayak lo dan temen-temen lo itu bikin masalah di sekolah. Gue udah nolak lo pada yang minta ke gue buat jadi wali pengganti. Yang alasannya gamau bikin malu orangtua lah, yang orangtuanya gamau hadir lah, dan yang orangtuanya sibuk lah."

"Gue dengan bodohnya ngalah dan tetep hadir sebagai wali kalian saat itu, cuman karena gue ngerasa kasian sama anak-anak kayak kalian. Tapi akhirnya itu bikin gue gatau kalo orangtua gue jadi korban tabrak lari, gue terlambat bayar administrasi gara-gara itu." Seokjin masih berbicara pada angin di depan jendela kamar itu. Ia mengalihkan pandangannya ke Yeonjun yang terlentang di tengah kamar.

"Dan—dan itu bikin orangtua gue meninggal! Kalo aja waktu itu kalian ga egois bikin gue nunggu dua jam buat jadi wali kalian lagi saat itu, gue masih bisa nyelamatin Papa dan Mama," ucap Seokjin mendekati Yeonjun.

Krak!

—Pria yang tergeletak  itu hampir memekik jika ia tak ingat tengah berpura-pura mati. Keadaan gelap saat itu kembali menyelamatkan Yeonjun. Ia mati-matian tidak mengeluarkan suara, tapi raut wajahnya yang tertutup ruangan gelap itu membuatnya berharap Seokjin tidak dapat melihat. Ayolah, siapa yang bisa menahan rasa sakit dari kaki yang sengaja dipatahkan selain Yeonjun sekarang?

"Kenapa waktu itu gue janji bikin kalian jadi anak baik dan lebih mengawasi kalian ke guru BK lo pada ya? Kalo pada akhirnya cuman jadi beban gue," kata Seokjin melenggang pergi dari kamar itu.
Seperti tak terjadi apapun.

The Neighbors [BTS,TXT,& Enhypen] || Revisi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang