14

28 3 0
                                    


Second game, hunt the Leader's hint, 2nd floor of No More Tears
(permainan kedua, berburu petunjuk Si Pemimpin Game, lantai 2 No More Tears)

"Bang, lo dapet hint apa? Kata lo, di lantai ini gamenya nyari si Pemimpin, kan?" tanya Taehyun pada Yeonjun berjalan menuju kamar di ujung lorong. Mereka berhenti sejenak di tengah lorong karena Yeonjun sedang merogoh sakunya mengambil notes yang dimaksud. Dia menyerahkannya pada Taehyun untuk dibaca, lalu mereka melanjutkan jalannya. Taehyun dapat membaca notes itu dengan jelas karena lampu menyala di sepanjang lorong beberapa menit yang lalu.

"Menurut lo, dia antara Hueningkai sama kak Seokjin siapa orangnya?" tanya Taehyun setelah selesai membaca notes itu. Mereka masih berjalan hingga hampir mencapai ujung lorong.

Krieeet!

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian Yeonjun dan Taehyun. Pintu kamar di depan sebelah kiri mereka terbuka lebar, menampakkan dua orang yang mereka cari. Dengan wajah panik, keempat orang itu saling todong senjata. Hueningkai dengan senapan laras panjangnya, Seokjin dengan..., Yeonjun dengan tombak yang ia temukan dan sebuah pisau lipat kecil di tangan Taehyun.

"Well, kita berdua baru aja ngomongin kalian. Kebetulan banget malah ketemu di sini," kata Taehyun dengan datar. Yeonjun sendiri menahan kesal pada orang di sebelahnya itu yang malah sengaja memancing emosi Seokjin dan Hueningkai.

"Gue sama Kai juga baru mau nemuin lo berdua, tapi ternyata kalian malah datang sendiri ke kandang buaya hahaha."

Kai beringsut takut, ia tak yakin rencananya dan Seokjin akan berhasil. Namun kebenciannya yang meyakini Taehyun dan Yeonjun berkhianat telah membuat amarahnya membuncah. Ia mengeratkan pegangannya pada senjata AK47 itu, membuktikan dirinya tidak selemah yang orang-orang pikirkan.

"Please, kak Seokjin, Kai. Kita bicarain baik-baik, oke? Gue sempet marah waktu tau lo berdua nuduh gue dan Taehyun pelakunya tadi. Tapi kalo kalian mau bukti itu, kita cari petunjuknya sampai dengan gamblang bilang kalo salah satu dari kita si pemimpin Game asli, gimana?" usul Yeonjun berusaha agar suasana menjadi lebih kondusif.

"Gue setuju," sahut Seokjin menurunkan senjata apinya. Diikuti Yeonjun dan Taehyun, tapi tidak dengan Kai.

"Kak Jin percaya sama mereka? Tapi mereka kan pengkhianatnya kak?" ujar Kai denial.

"Kenapa lo ga percaya? Lo gamau kalo pemimpinnya segera ketemu dan gamenya berakhir? Ah, gue tahu. Lo pelakunya, kan Kai?" Taehyun memandang remeh pada Kai yang sedikit gemetar.

"K-kok lo jadi nuduh gue sih, Hyun? Oke deh, gue ikut cuman karena kak Seokjin ikut dan buktiin kalo gue bener dan lo yang salah!" sewot Kai beranjak masuk ke kamar yang belum diperiksa. Kamar paling ujung lainnya di lantai 2.

🏢

Taehyun menghela napas lelah, ia akhirnya menemukan sebuah catatan tempel di pintu kulkas. Ia lalu pergi menghampiri Seokjin dan Hueningkai di ruangan sebelah dapur.

"Ini gue cuman dapet ini," ucap Taehyun bernada datar. Laki-laki itu menyerahkan kertas tempel kecil berwarna kuning itu pada Seokjin.

"Semua ini hanya tentang dendam, selami masa lalu dengan dalam, dan sadari apa salah kalian jangan hanya diam"-kata itu tertulis dengan tinta merah darah.

"Apa maksudnya sih? Emang kita dulu salah apa?" gumam Kai mengernyit bingung.

"Kita harus bener-bener inget tentang kejadian yang pelaku maksud 'kan di sini? Kalo gue simpulin dari kertas yang bang Yeonjun dapet sebelumnya, kayaknya kita lakuin sesuatu yang bikin Orangtua si Pemimpin meninggal dan dia dendam karena itu. Dia orang yang selalu ada buat kita dan langsung dateng kalo kita minta," jelas Taehyun lumayan panjang.

"Gue udah kepikiran seseorang, dan itu lo, Taehyun. Gimana caranya lo bisa jelasin hal itu sedangkan lo bilang gatau apapun soal ini? Kecuali, kalo ternyata lo emang si Pemimpin asli permainan ini, harusnya gue percaya sama Jake," ujar Hueningkai menatap teman sebayanya itu dingin.

"Lo yakin ngajak ribut gue soal leader game ini, Kai? Seriously? Gue pikir lo lebih pinter buat nangkap apa gue maksud, daripada mikir gue tahu ginian darimana deh? Ah, gue paham kok kalo lo ga sepinter itu haha, buktinya lo bahkan salah target waktu lo bilang pelakunya Jungwon. Lo liat kan sekarang? Kita malah terperangkap gara-gara lo bilang dia pelakunya."

"Lo ngatain gue bego ha? Gue kan cuman bilang pendapat gue. Lagian gue juga gatau kalo Jungwon pelakunya apa bukan," ketus Kai yang tidak terima dengan ucapan Taehyun barusan.

"Ya itumah karna lu emang beg-"

"Udah! Gelud kek gini ga akan bikin boss game nunjukin muka aslinya, oke? Gue pikir penjelasan Taehyun ada benernya, Kai. Tapi kita gabisa berpatok sama satu petunjuk itu, makanya gue usul kita nyari hint lain lagi," kata Seokjin berusaha menenangkan cekcok kecil itu.

Pada akhirnya dua anak yang lebih muda dari Seokjin itu melengos pergi meninggalkan dirinya. Hal itu membuatnya menggeleng kepala karena tidak mengerti dengan jalan pikiran dua insan itu.

Di tempat yang sama namun berbeda ruangan, ada Yeonjun yang gemetar melihat isi kotak yang tersimpan di bawah dipan kasur miliknya.Benar, unit apartemen terakhir yang diperiksa petunjuknya tadi adalah unit milik Yeonjun. Tadinya di sana ia hanya ingin melihat kamarnya sekali lagi, kamar yang bahkan belum ia tata karena tak berniat untuk pindah.

Sekilas Yeonjun melihat bayangan ia dan teman-temannya berkumpul di kamarnya. Ada Beomgyu, Taehyun, Soobin, Kai, dan dirinya di sana. Beomgyu dan Taehyun rebahan di atas kasur, Soobin dan Kai yang menatap dirinya heboh karena sedang freestyle dance. Namun bayangan semu itu menghilang terbawa angin dari jendela kamarnya, menyisakan Yeonjun sendirian. Ia yang berdiri mulai merebahkan diri di atas karpet yang ia pijak, dan tanpa sadar air matanya jatuh mengalir ke pelipisnya. Akan tetapi raut wajahnya tetap datar.

"Gara-gara game bodoh ini, mereka semua menghilang. Pada akhirnya, summer yang gue pengen ngilang gitu aja," monolog Yeonjun terdengar lemah di kamar itu. Ia meringkuk memeluk lutut dan memiringkan tubuhnya ke kiri. Pandangan matanya bertemu dengan gelapnya kolong kasurnya. Namun ada yang mencolok di sana, yaitu sebuah kotak asing seterang kue di bawah sana.

Benda asing di bawah Kasur Yeonjun menarik perhatiannya, ia bangkit mengambil kotak ringan itu. Kotak terbungkus kado berwarna merah muda yang diambil Yeonjun bertuliskan "The Main Hint". Ia membuka kotak itu, disana ada banyak kertas putih semacam dokumen.

__________________________________
Rumah Sakit "Hybe"
Kwitansi Pembayaran Administrasi
______________________________

Pasien atas nama Kim Seok dan Han Mijin pasien dari bangsal

Biaya Administrasi sebesar : KRW. 1.000.00
telah dibayarkan tunai.

Yang bertanda tangan di bawah ini adalah wali dari pasien :

Ttd
Kim Seokjin
___________________________________

Yeonjun mengambil sebuah foto dari sana, sebuah foto keluarga. Di sana ada seorang pria yang memakai toga dan kedua orangtuanya. Pria muda di tengah itu tersenyum bahagia, Yeonjun jadi pikir ia mirip Seokjin. Ia membalik foto itu, di kanan bawah ada tulisan, "uri Seokjinnie yang paling ceria akhirnya lulus, eommonim dan abeoji akan selalu mendukungmu!"

Dahi Yeonjun mengernyit karena bingung, bagaimana benda milik Seokjin ada di kamarnya? Ia kembali melihat ada kertas hitam seukuran A4, dibaliknya terdapat catatan tinta pekat berwarna merah bertuliskan:

"Selamat! Jika kamu sudah menemukan kotak ini, maka kamu telah menemukan Si Boss Game! Sekarang berbaliklah dan hadapi kematianmu! :)"

Cklek! Tak!

"Jadi, Yeonjun. Gimana permainannya? Seru gak?"

The Neighbors [BTS,TXT,& Enhypen] || Revisi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang