18

22 3 0
                                    

Third Game, Hide and Seek, 1st Floor of No More Tears
(Permainan Ketiga, Petak Umpet, Lantai 1 No More Tears)

Sunghoon tak tahu bagaimana awal cerita ini dimulai, tapi mungkin ini berawal dari Sunoo, sepupu manisnya itu. Saat itu Ayah Sunoo ditemukan tewas setelah meminum kopi sianida, dan lagi mereka tak pernah menemukan kemana Ibu Sunoo pergi. Jadi mereka hanya beranggapan bahwa dia meninggal karena depresi ditinggal istrinya, padahal faktanya tidak demikian.

Sunoo pada malam itu semakin kesal pada tingkah Ayahnya yang selalu mabuk -mabukan, Ia selalu dipukul hingga seluruh tubuh ringkih berusia 8 tahunnya penuh lebam. Ia meluapkan rasa kesalnya dengan memberi Ayahnya kopi di pagi harinya, yang tak lupa ia campur sianida tentunya. Sebelum ia berangkat SD saat itu, dia menyuguhkan kopi sebelum berangkat sekolah dan tak lupa mengucapkan selamat tinggal. Ayahnya tanpa rasa curiga meminum kopi itu, dan hanya berpikir bahwa Sunoo sedang berubah menjadi 'anak baik'. Dan ia berakhir tewas di tangan anaknya sendiri, haha ironis. Bisa dibilang huruf 'S' pada nama Kim Sunoo berarti Sianida, anak itu benar-benar identik dengan racun.

Kematian ayahnya tak membuat hidup Sunoo tenang. Meskipun saat pemakaman ayahnya ia menangis, dalam hatinya ia tertawa terbahak-bahak. Dan saat itulah, tatapannya beradu dengan Sunghoon yang berusia 9 tahun. Dia tak tahu ekspresi apa yang dipasang Sunoo kecil, tapi ia tahu pasti bahwa itu bukan perasaan kehilangan, berkabung, dan depresi yang mendalam. Sunghoon yang saat itu digandeng ayah dan ibunya mendekat ke arah Sunoo yang menyambut mereka. Ayahnya mengucapkan belasungkawa, dan berjanji akan menjaga Sunoo dengan baik karena dia adalah keponakan satu-satunya. Tapi itu semua hanya rekayasa Ayah Sunghoon saja, dia hanya menginginkan harta warisan sang adik, yang tak lain adalah ibu Sunoo. Itulah bagaimana awalnya Sunoo sangat membenci Sunghoon.

Lalu, kenapa bisa Sunoo begitu membenci Sunghoon terlepas dari keluarganya? jawaban selain karena pembullyan Haruto adalah karena Sunghoon bermuka dua. Setahu apa kalian tentang Sunghoon di sini selain fakta bahwa dia cuek? Tidakkah kalian sadar sejak awal bahwa kepribadian Sunghoon itu sungguh palsu di awal? Oh ayolah, tak ada yang menyadarinya?

Sunghoon sebenarnya sangat muak pada sifat Sunoo, tapi sikapnya harus baik karena seluruh aset sepupunya akan menjadi miliknya. Setidaknya itulah yang orangtuanya janjikan jika ia menjaga baik-baik adik sepupunya itu. Lalu saat pembullyan itu berlangsung, kenapa Sunghoon tidak menolongnya? Karena dia benci memasang topeng di hadapan semua orang, seakan-akan dia benar-benar menyayangi anak itu. 'Sunoo inilah, Sunoo itulah' Dia kesal mendengarnya. Hingga suatu hari, Sunoo tanpa sengaja tahu semua itu, dan berakhir seperti sekarang ini. Sunghoon yang bersembunyi ketakutan oleh hal yang ia remehkan sebelumnya.

"Kak Sunghoon~ Keluar dong~ Jangan jadi pengecut! hahahaha," tawa Sunoo menggema di dalam ruangan gelap itu. Entah dimana ia sekarang, Sunghoon tak peduli. Ia hanya bisa mematung di bawah meja kayu, debaran jantungnya begitu cepat hingga bisa saja meloncat keluar tubuhnya.

"Setidaknya kalo lo keluar, gue ga bakal bunuh lo! Gue cuman pengen balikin lo ke Om dan Tante Park! dan bilang bahwa kalian bisa ambil aset setan yang kalian pengen itu dari gue!" Sunghoon tahu Sunoo hanya merayunya saja. Tidak mungkin dia akan dengan suka rela menukar nyawanya dengan harta itu. Lagipula, Sunoo sudah sangat membencinya, bagaimana mungkin seorang serigala melepaskan kelinci di depan mata?

"Setelah lo langkahin nyawa gue tentunya! Kalian cuman manusia menjijikan yang gila harta, kalian semua termasuk orang-orang No More Tears! Kalian semua cuman manusia otak selangkangan, serakah, egois, munafik dan ga berguna! Kalo gue bunuh lo semua, populasi manusia ga akan berubah! Karena gue udah ngebasmi sampah kayak lo-lo pada, " teriak Sunoo dengan suaranya semakin lantang mendekat ke Sunghoon.

Ngomong-ngomong, Sunghoon bersembunyi di kamar Sunoo. Dia ada di dalam lemari wardrobe, tertutupi mantel dan jaket tebal milik Sunoo tentunya. Ia meraba mencari tempat yang lebih tersembunyi di dalam sana hingga ia menyentuh benda dingin. Sunghoon berteriak kencang saat tahu benda apa itu, jasad Heeseung yang diawetkan.

"Aaaaaaaa!" teriak Sunghoon keluar dari persembunyiannya, menyebabkan ia ketahuan. Mau tak mau laki-laki itu harus melawan sepupunya sendiri, hanya bermodalkan Katana dan insting bertahan hidup. Suara desingan logam katana dan pisau berbunyi pada akhirnya.

"Lo mau duel sama gue? Oke, gue ga takut sama lo!" Sunoo mendorong Sunghoon hingga terjatuh, salah satu penjaga suruhannya itu entah dari mana muncul dan memberinya pedang. Sunoo yang menguasai anggar membuatnya dengan mudah menjatuhkan kakak sepupunya itu.

Sunoo menyeringai di hadapan Sunghoon yang tak berdaya, ia mengangkat pedangnya lebih tinggi untuk membunuhnya. Hingga sebuah tembakan revolver menggores tangannya dan menjatuhkan senjatanya.

"Well, penyelamat lo ada yang datang juga ternyata. Gimana kabar lo setelah di semak-semak, kak Yoongi?" Sunoo menginjakkan kakinya di atas perut Sunghoon, menandakan dia tak akan melepas mangsanya. Tak lupa seringai khasnya, dan matanya yang menyipit bulan sabit. Sementara Yoongi dengan mantap mengacungkan revolver itu ke arahnya.

"Lepasin dia psikopat gila! Lo ga ada apa-apanya kalo ngga karena semua bodyguard lo itu!" kecam Yoongi yang mengeratkan genggamannya pada senjata apinya itu.

"Asal lo tau ya kak, gue ga butuh bodyguard buat nangkep lo,"

"Karena ada gue," suara lirih itu berasal dari belakang Yoongi. Pemilik suara itu membabi buta dirinya, lalu mengunci pergerakannya. Ah sialan, ucap Yoongi dalam hati.

"Good job, kak Seokjin."

"Jadi sampe mana gue tadi sama lo," ucap Sunoo menyeret Sunghoon ke ruang tamu. Begitupun Seokjin yang membawa Yoongi ke sana. Di sana mereka bertemu dengan penjaga yang sedang mengunci tubuh seseorang. Itu Jung Hoseok.

"Kenapa dia ditahan?" tanya Sunoo.

"Dia mencoba kabur di basemen, Bos!"

"Oh astaga, setelah apa yang udah gue lakuin buat bantuin lo, sekarang lo berkhianat dari gue, kak? Gitu? Kalo iya, lo tahu kan apa konsekuensinya?"

"G-gue bisa jelasin kok," cicit Hoseok saat tahu sebuah Magnum mengarah padanya. Sunoo mengambil senjata itu dari saku celananya, membuat Seokjin terperangah sesaat.

"Lo ga bakal bunuh dia kan, Sunoo?"

"Kata siapa?"

Dor!

Sunoo menarik pelatuk senjatanya tanpa ragu, membuat Seokjin sangat syok hingga melepaskan Yoongi. Hoseok mati begitu mudahnya, di tangan remaja berusia 17 tahun. Yoongi merasa sangat nyeri di hatinya, tapi yang bisa ia lakukan hanya meremat tangan di atas pahanya. Dia bersimpuh menahan tangis saat itu.

"Andai gue bisa dengan mudah bunuh orang juga kayak lo."

Sunoo tertegun sesat, ia mendengar suara di belakang kepalanya. Ia yakin bahwa sebuah senjata tengah menunjuk ke belakang kepalanya. Namun sedetik kemudian dia hanya mengangkat sudut bibirnya lagi.

"Seharusnya sejak awal gue bunuh lo juga, kak Taehyun," kata Sunoo meletakkan kembali Magnum itu ke saku celananya. Ia mengangkat tangannya sebatas kepala, sang rubah memberi tanda menyerah pada mangsanya. Sejenak setelah itu, Kai datang membantu Yoongi dan Sunghoon, meninggalkan Seokjin yang syok berat.

Masih dengan tersenyum, Sunoo membiarkan Sunghoon, Yoongi, Kai dan Taehyun keluar dari unit apartemen itu. Setelah mereka keluar, Sunoo berniat mengikuti mereka tapi panggilan Seokjin membuatnya berhenti sejenak.

"Sunoo, bukannya lo bilang kalo lo ga bakal bunuh kita kalo nurut sama perintah lo? Tapi kenapa lo malah bunuh Hoseok?"

"Karena dia ga nurut sama gue, gue suruh dia bunuh Taehyun bukannya kabur kayak banci," jawab Sunoo tenang.
"Tapi lo udah janji ga bakal bunuh gue dan Hoseok, Sunoo!"

"Berisik! Lo juga ga nurut sama gue karena lo biarin Hueningkai hidup! Itu artinya lo juga mati!"

Dor! Dor!

"Nyusahin banget bangsat."

Seokjin terjatuh menghadap lantai, darah mengalir dari dadanya membuat genangan. Wajahnya terlumur darah dari tembakan kedua di keningnya, ia bahkan tak bisa menutup mulut dan matanya. Sunoo menyadari ada dua penjaga di ruangan itu, mereka yang tengah ditatap hanya sedikit bergetar dengan berkeringat dingin.

"Kalian berdua ikut gue, suruh temen kalian yang lain bawa jasad Jin. Gue bakal bawa balik kanvas-kanvas gue gimanapun caranya."

The Neighbors [BTS,TXT,& Enhypen] || Revisi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang