13

21 3 0
                                    

Third Game, Hide and Seek, 1st Floor of No More Tears
(Permainan Ketiga, Petak Umpet, Lantai 1 No More Tears)

"Halo yang ada di lantai 1, gimana keadaannya? Lo beruntung karena lo bisa ketemu gue secara langsung di sini hahaha. Itulah sebabnya lo harus terus-terusan lari, sampe lo mati di tangan gue. Fyi, gaada pemberi clue atau apapun itu. Cuman ada gue dan lo 'berdua'. Selamat bertahan hidup, xixixi."

"Bangs*t!" umpat Jake dalam hati. Ia baru saja membuka penutup matanya, dan langsung mendengar pengumuman itu. Ia beranjak dari duduknya, tapi dia menyadari ada busur dan beberapa anak panah di punggungnya. Itu berarti, pelaku itu mau orang-orang yang di lantai satu saling membunuh.

Jake berlari keluar apartemen itu untuk ke lobi, tapi di sana ia malah menemukan Sunghoon dan Sunoo sedang berpelukan. Sepertinya Sunoo ketakutan, dia terlihat sangat rapuh di pelukan Sunghoon.

"Jadi, kita bertiga yang ada di lantai 1?" tanya Jake berjalan mendekati mereka. Sunghoon reflek menjauhkan Sunoo darinya, sementara Sunoo menghapus airmatanya.

"Iya, gitulah.... Btw, lo dapet panah, Jake?" tanya Sunghoon menatap panah di belakang punggung Jake.

"Iya, lo berdua dapet apa?"

"Gue dapet pisau, sedangkan Bang Sunghoon dapet katana," jawab Sunoo. Ia mengeluarkan pisaunya, sedangkan Sunghoon mengangkat katana miliknya.

"Kita disuruh ngapain sih?"

"Gatau, mungkin abis ini ada pengumuman kali," jawab Jake menanggapi pertanyaan Sunghoon.

"Dalam hitungan ke-sepuluh, siap atau tidak aku datang!"

"Entar, ini...kita disuruh sembunyi ga sih?" ucap Sunoo kebingungan.

"Iya, kayaknya! Yuk sembunyi!" seru Jake berlari ke arah yang berlawanan dengan Sunoo. Sunoo ke kamar nomer satu dan Jake ke kamar nomer dua yang berseberangan dengan Sunoo. Mereka membuat Sunghoon hanya berdiam diri kebingungan, alias dia nge-bug.

Sunghoon akhirnya bersembunyi di toilet kamar apartemen ketujuh, kamar yang berdekatan dengan tangga darurat dan tangga menuju basemen. Ia terengah-engah di dalam sana, dan tak lama mengeluarkan katana dari sarungnya. Berjaga jika si Pemimpin Game tahu tempatnya.

Sunoo hanya berjaga di balik pintu apartemen satu. Ia memegang pisaunya gemetar, lalu mengeratkan genggamannya. Jake sendiri memilih bersembunyi di lemari kamar, ia sedikit kepanasan di sana. Tapi ia tiba-tiba mendengar hitungan angka mundur bersamaan dengan langkah kaki seseorang.

"Hai Jake! Gue tau lo di sini! Dalam hitungan ke 5, gue bakal nemuin lo dan bunuh lo yaaa!"

Jantung Jake berdegup semakin keras, dadanya bergemuruh hebat mendengar angka 5 disebutkan.

"Lima!"

"Empat!"

"Tiga!"

Jake mendengar pintu kamar dibuka, dia mengintip lewat celah lemari. Dia bisa melihat sosok yang tak jauh darinya mulai mengelilingi kamar. Jake dengan hati-hati dan tanpa suara menyiapkan busurnya, hingga ia melihat Pemimpin Game menatap ke lemari. Ia bisa melihat seringaian dari dalam kegelapan, membuat Jake menahan napas.

"Dua!"

"Satu!"

Brak!

🏢

Second game, hunt the Leader's hint, 2nd floor of No More Tears
(permainan kedua, berburu petunjuk Si Pemimpin Game, lantai 2 No More Tears)

Taehyun mengendap-endap berusaha membuka pintu darurat lantai 2, tapi ternyata pintunya terkunci. Hal itu membuatnya amat kesal hingga menendang pintu besi itu dengan keras. Membuat suara nyaring yang terdengar di kamar sebelah tangga darurat itu.

"Ah sial!" kata Taehyun menendang pintu besi pintu tangga darurat. Suara berisik dari pintu itu membuat Hueningkai teralihkan dari sticky notes yang dipegangnya. Ia beranjak dari kamar mandi apartemen nomer satu yang tadi ia masuki itu. Di depan pintu apartemen, ia bertemu Seokjin yang berada di ambang pintu kamar seberang.

"Ah, kak Seokjin!" Kai berlari memeluk Seokjin karena ketakutan. Kai merasa sedikit lega bertemu kakak tertuanya itu. Sementara Jin sendiri merasa pelukan itu semakin mengerat, pelukan itu terasa amat aman pikirnya.

"Ada gue di sini, gausah khawatir.Sekarang, kita cari hint lain supaya kita bisa selesain game sialan ini, oke?" ucap Jin berusaha menenangkan Kai yang mengangguk kecil sebagai balasan. Mereka melangkah pergi ke kamar lainnya, menyusuri lorong lantai 2 bersama.

"Lo udah dapet hint apa aja, Kai?" tanya Seokjin. Sedangkan Kai sendiri yang ditanyai, merogoh sesuatu dari saku bajunya setelah mengingat sesuatu.

"Ah, Kai baru dapet 1 hint kak Seokjin," ucap Kai sembari menyerahkan sticky notes pada kakak tertuanya itu. Jin membacanya dengan seksama, lalu terpikir dua orang.

"Kalo kakak boleh berpendapat ya, kalo kertas ini ditujukan buat kamu, itu berarti orangnya bener-bener deket sama kamu. Dan kak Seokjin kepikiran antara Yeonjun atau Taehyun."

Bang!

🏢

Bang!

Suara pintu terbentur keras tedengar hingga di kamar Beomgyu, ada Yeonjun yang terkejut tengah bersembunyi di sana. Suara keras pintu tadi membuat pria jangkung itu bergegas untuk memeriksanya. Tapi sebelum ia sempurna keluar dari pintu kamar Beomgyu di tengah lorong itu, ia mendengar sayup-sayup suara orang yang mengobrol. Ia kembali bersembunyi di dalam pintu, lalu menguping dari balik pintu.

"Kenapa Kak Jin mikir bang Yeonjun dan Taehyun pelakunya?"

"Taehyun sama Yeonjun selalu ada buat kamu dan siap ngehibur kamu waktu sedih, kan? Jadi, mungkin aja itu mereka."

Itu suara kak Seokjin dan Kai, kan? Kenapa mereka jadi nuduh gue sih?, batin Yeonjun kesal.

Setelah suara mereka menghilang diikuti suara langkah kaki yang semakin mengecil. Yeonjun kembali keluar dari persembunyiannya, dia langsung bergegas pada tujuan awalnya. Ia berjalan cepat ke arah tangga darurat, sesekali ia mendesis kesal karena tertuduh. Entahlah bagaimana ia yakin bahwa asal suara itu dari tangga darurat.

Blang!

Suara itu kembali terdengar saat Yeonjun semakin terdengar jelas, hingga ia melihat Taehyun yang berada di depan pintu tangga darurat yang telah terbuka. Taehyun menyadari bahwa ada orang yang mendekat langsung sumringah bahwa ia tahu itu Yeonjun.

"Bang Njun! Lo gapapa, bang?"

"Jangan ngedeket! Gue ga yakin lo kawan atau musuh dalam selimut!" sentak Yeonjun pada adiknya itu. Di saat Taehyun senang bertemu Yeonjun, pemuda itu malah mengacungkan tombaknya ke wajah yang lebih muda.

"Apasih bang? Kok lo tiba-tiba nuduh gue?"

"Kalian berdua bukan pelakunya," sahut Hoseok dari arah belakang Taehyun. Ucapan Hoseok membuat Yeonjun dan Taehyun bertanya-tanya dalam hati.

"Gue gabisa ngasih tau, lo liat sendiri penjaga itu ngarahin sniper mereka ke gue. Ikutin aja permainan disini, seenggaknya itu mengulur waktu mati lo," jelas Hoseok.

"Jun, lo sama siapa aja di lantai ini?" Hoseok lanjut bertanya pada Yeonjun.

"Gue tadi liat kak Seokjin sama Huening Kai sih kak," jawab Yeonjun.

"Jadi, kalo bukan lo pemimpinnya, berarti—"

"Iya, pelakunya salah satu dari mereka. Kim Seokjin atau Huening Kai."

The Neighbors [BTS,TXT,& Enhypen] || Revisi|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang