First game, truth or die, 3rd floor of No More Tears
(permainan pertama, truth or die, lantai 3 No More Tears)Penutup mata Taehyun akhirnya terbuka, ia menatap sekitar. Dia sadar sedang berada di lantai tiga, dia tidak bodoh untuk tahu dibawa kemanakah ia. Tapi ia hanya tidak tahu siapa pemimpin permainan ini dan juga si pemberi clue. Laki-laki itu hanya melihat beberapa penjaga jubah hitam membawa senjata laras panjang yang berguna untuk menggertaknya.
"Hai-hai yang ada di lantai 3, gue cuman mau bilang kalo setiap lantai ada satu kelompok terdiri dari 3 orang, yang mungkin salah satu dari mereka pemimpin permainan. Which mean, mereka adalah pelakunya haha."
"Bener kata—nya , pelakunya tiga orang," gumam Taehyun melangkahkan kakinya keluar dari kamar apartemen kosong itu menuju ke lorong. Yang ia yakini permainan lantai 3 akan dimulai di sana. Kegelapan lorong menelan tubuh Taehyun, tapi dengan tak gentar ia berjalan diterangi senter ponselnya.
"Kang Taehyun!"
Taehyun mendengar sebuah panggilan dari depannya, di sana ada Jungkook dan Hoseok. Sebuah lilin berada di antara mereka berdua, dan mereka duduk memeluk lutut mereka masing-masing. Taehyun akhirnya bergabung, ia hanya menatap api dari lilin itu. Ia juga sudah menyimpan ponsel tadi.
"Gue adalah si pemberi clue, lo bisa lihat di sini ada kertas yang bilang kalau kita akan main ToD," kata Jungkook mengawali permainan. Dia menyerahkannya pada Hoseok yang masih sedikit lemas dan Taehyun yang menatap datar pada benda itu.
"Truth or Die?"
"Cara memainkannya sama seperti Truth or Dare. Kecuali jika lo gamau jujur, lo mati," ucap Hoseok membaca dengan pupil mata yang sedikit melotot. Tak lama para ada dua penjaga yang mendekati mereka, satu membawa botol kosong dan satu lagi membawa beberapa surat berisi hal-hal yang harus diakui beserta nama Hoseok-Jungkook-Taehyun.
"Jadi, maksudnya kalo kita kepilih, kita buka setiap surat itu dan ngakuin kalo itu dosa kita. Kalo ngga kita bakal dibunuh?" tanya Taehyun. Hoseok mengangguk kaku, sementara Jungkook hanya menghela napas kasar sebagai respon.
"Tapi siapa yang bakal bunuh kita?"
"Yang pasti si pemimpin asli permainan ini," jawab Jungkook menimpali pertanyaan Hoseok.
"Oke, Taehyun mulai ya kak?" kata Taehyun memutar botol kaca itu. Arah mulut botol berhenti di Jung Hoseok. Hoseok dengan gemetar membuka surat itu.
"Lo ngakuin nggak kalo lo kakak yang buruk?"
"Iya karena gue ngebiarin mereka semua mati gitu aja," kata Hoseok disambut keheningan. Itu berarti dia aman, dia tidak akan terbunuh. Laki-laki itu lalu memutar botol kacanya lagi, hingga berhenti pada Taehyun. Surat Taehyun dibuka, si pemilik membulatkan mata setelah membacanya.
"Lo ngakuin gak kalo lo itu pembunuh?"
🏢Second game, hunt the Leader's hint, 2nd floor of No More Tears
(permainan kedua, berburu petunjuk Si Pemimpin Game, lantai 2 No More Tears)"Ternyata gue udah dikasih clue," gumam Seokjin menatap kertas yang baru diambilnya dari saku bajunya. Ia sudah tau berada di lantai dua, makanya dia keluar dari kamar apartemen yang sudah kosong itu, lalu beranjak ke lorong lantai 2.
"Hai-hai yang di lantai 2...khusus lo semua, gue nyebar beberapa senjata dan pesan yang merujuk ke Si Pemimpin Game. Yang artinya, lo bakal surviving di sini. Good die y'all! Hahah."
Seokjin langsung menyimpulkan bahwa dia tidak sendiri di sini, terlepas dari orang itu berkata 'lo semua' menunjukkan bahwa di lantai 2 dia tidak sendirian. Dia menemukan sebuah revolver di lantai lorong, dengan santai ia segera memasukkannya ke saku celana. Sebabnya ia telah menebak, pasti akan ada yang saling serang tuduhan. Saling menuduh bahwa mereka Si Pemimpin Game.
Sementara itu, Hueningkai berdiri gemetar di dalam kamar mandi di kamar apartemennya. Dia belum berniat pindah, oleh karena itu kamarnya belum benar-benar kosong. Dia menggenggam sebuah pisau dapur dengan senjata AK47 dia gendong di punggungnya. Selain itu di sakunya terdapat sebuah magnum yang ia temukan di kamar lain. Dia baru menyadari sebuah sticky note tertempel di pintu kamar mandinya.
Dia suka membuatmu tersenyum, tapi kamu malah mengecewakannya
Kai bergidik setelah membacanya, dia seperti tahu siapa yang dimaksud. Apa itu dirinya sendiri? batin Kai. Tapi ada beberapa orang di apartemen ini yang kepribadiannya mirip dengannya. Sosok yang ceria, penuh senyum, dan candaan, tapi juga telah dikecewakan. Ah, Kai harus bergegas untuk mencari tahu. Dia keluar kamar mandi dan menuju pintu di apartemennya, dia bergerak ke kamar seberang yang sebelumnya adalah kamar Taehyun. Tepat setelah Kai masuk, Seokjin melewatinya dan masuk ke kamarnya. Dia merasa ada seseorang yang baru saja masuk kamarnya, tapi Kai hanya mengangkat bahu bersikap acuh tak acuh.
Masih di lantai yang sama, Yeonjun tadi sudah melihat Seokjin di lorong. Ia bersembunyi di balik pot pohon palsu karena takut Jin adalah Si Pemimpin Game. Dia menghela napas setelah Seokjin sudah tak terlihat, ia keluar dari persembunyiannya. Ia memutuskan untuk memasuki kamar bekas Beomgyu, di sana benar-benar kosong. Hingga dia berani kembali membaca ulang hint yang ia temukan di nakas meja Soobin. Ia meletakkan sticky notes berisi petunjuk itu, lalu mengambil tombak yang ada di atas meja belajar Beomgyu.
Kalian adalah pembunuh yang sebenarnya, makanya Si Pemimpin ingin membunuhmu seperti kamu membunuh orang yang dia sayang
Yeonjun menghela napas, berusaha untuk mengerti arti catatan itu. Tak lama ia membuka satu catatan lagi, membacanya dengan seksama dengan diterangi kamera ponselnya sedari tadi.
Si Pemimpin selalu ada untukmu, tapi kebutuhan kamu yang selalu ada membuat si Pemimpin kehilangan orangtuanya
Oke, Yeonjun mengerti sekarang. Ia akan menemui Huening Kai sesegera mungkin saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Neighbors [BTS,TXT,& Enhypen] || Revisi|
De TodoRasa kelam di masa lalu menjadi satu saat seseorang mencoba membunuhmu, apakah itu dari apartemen di sebelahmu? Start : 20 Desember 2020 Ending : 29 November 2022 First Thriller story written by Lavender Purple©2022