Taemin tidak menangis- seharusnya. Tapi bagaimana Key memeluk dan bernasihat ini itu di telinganya mau tak mau membuat air matanya jatuh juga.
"Kau pasti akan sangat kesepian.." Bisik Key di telinganya. "Kabari aku, jika kau kesepian, oke?"
Taemin mengangguk. Membiarkan Key memeluknya dengan erat sembari bergerak ke kanan dan ke kiri.
"Disana tidak akan ada Hyung yang sepertiku. Jadi kau boleh merindukanku banyak-banyak."
Taemin mengangguk lagi. Pendar cokelatnya melirik pria tinggi di seberang yang melipat tangannya di dada. Bersikap defensif.
"Ya, Minho-ya! Kau yakin tidak mau wajib militer lagi?" Key berbalik. Menembak asal Minho yang hanya diam. "Taemin butuh teman. Kau bisa menemaninya. Kau kan suka sekali wajib militer."
Minho terkekeh. Key memang asal bicara. Tapi temannya itu benar-benar peduli dengan Taeminnya, dan dia selalu bersyukur untuk itu.
"Ahh, ide bagus. Aku akan mendaftarkan diriku lagi."
Taemin terkekeh. Apalagi ketika Onew Hyungnya mendekat dan ikut memeluknya dari sisi berlawanan dengan Key. Kedua Hyungnya ini, kenapa tiba-tiba menjadi manja seperti ini..
"Maknae-ya..."
"Ya, Hyung! Kenapa kau juga?!"
Gema lonceng akhirnya pecah dari kedua belah bibir Taemin. Pendar cokelatnya menyipit seiring lengkungan di wajahnya yang melebar.
"Diamlah, Choi. Kau bisa memonopolinya malam ini. Jadi biarkan kami melakukan apapun sebelum kau menghabisinya nanti malam."
Minho merotasikan manik kelamnya. Mendengus dan kemudian mendekat untuk mendekap tiga orang kesayangannya yang sudah lebih dulu berpelukan.
"Aku tidak suka ditinggal."
Taemin terkekeh lagi. Tubuh besar Minho menenggelamkan mereka dalam pelukan besar.
Ia selalu suka ini. Ia pasti akan merindukan rasa hangat ini.
"Aku pasti akan merindukan Hyung semua."
Onew mengangguk, semakin menenggelamkan kepalanya di bahu Taemin. "Aku juga pasti akan merindukanmu, Maknae-ya.."
"Rindukan kami banyak-banyak, oke." Kali ini belah bibir Key ia dekatkan ke sebelah telinga Taemin. "Kalau perlu lebih banyak dari Kodokmu ini."
Taemin lagi-lagi terkekeh. Apalagi ketika melihat raut wajah Key yang dengki. Jelas sangat memicu Minho untuk protes.
"Tidak, tidak. Kau cukup rindukan aku saja. Kucing dengki ini tidak perlu kau rindukan." Satu toyoran kecil sengaja ia labuhkan pada dahi Key yang kini cemberut.
"Aku akan merindukan kalian semua." Taemin tersenyum menatapi Hyungnya satu persatu. "Semuanya.. Sama banyak."
***
Taemin melirik pria yang kini satu mobil bersamanya. Tepat duduk di sebelahnya.
"Seharusnya kau merindukanku lebih banyak."
Minho merajuk. Ternyata prianya masih membahas topik sebelumnya. Kekanakan sekali..
"Kau boleh merindukan Onew Hyung sama banyak dengan merindukanku. Tapi tidak dengan Key. Pria itu akan besar kepala nanti."
Kali ini Minho memusatkan manik kelamnya pada pendar cokelat Taemin yang seperti tak terusik ocehannya selama perjalanan di dalam mobil.
"Aku tau kau sudah dewasa. Manly, dan tangguh seperti pria pada umumnya." Rangkai tangan Minho meraih sebelah rangkai Taemin yang ia letakkan di atas pahanya. "Tapi.. Kau juga harus bertanggung jawab. Hatiku sudah ada padamu dari lama. Jangan sampai kau patahkan. Apalagi kau tinggalkan."
Pendar cokelat Taemin berkelip. Tidak tau harus membalas apa.
Di sisi lain Minho membiarkan rangkai tangannya dan rangkai tangan Taemin bertaut. Manik kelamnya memutus pusat atensinya pada pendar cokelat Taemin, memilih menikmati pandangan di luar mobil yang berkelebat sedang.
"Akan ada banyak pria yang akan kau temui nanti. Dia bisa saja lebih tinggi dariku. Lebih atletis dan mungkin lebih atraktif di matamu." Ada jeda sejenak sebelum Minho melanjutkan kalimatnya, "Atau.. bisa jadi dia secantik dirimu. Lebih mungil? Atau.. lebih baik dan perhatian padamu."
Pendar cokelat Taemin berkelip. Ia nyaris meledakkan tawa sebelum manik kelam Minho kembali berpusat pada pendarnya.
"Wae? Kalau mau tertawa, tertawa saja."
"Seorang Choi Minho insecure?"
Minho merengut. Kenapa susah sekali memberi pengertian pada Taeminnya sih? Apa Taemin tidak tau bahwa dirinya sangat menarik sehingga bisa menjadi medan magnet bagi siapapun?
"Bagaimana yah.. Di luar sana memang banyak sekali yang lebih baik darimu. Lebih tinggi, lebih atletis, lebih atraktif, lebih pengertian dan yang paling penting, lebih tampan."
"Yak!"
Taemin terkekeh setelah sukses menggoda prianya. Ia meraih rangkai Minho yang lain untuk ia satukan dengan tautan mereka sebelumnya.
"Tapi sayangnya.. hatiku sudah ada padamu tuh. Aku bisa apa?"
Kerlingan jail berkelip dari pendar cokelat Taemin, menghasilkan satu cengiran lebar dari wajah prianya. Tiba-tiba saja wajah prianya jadi secerah mentari pagi.
"Bagus. Teruslah memberiku seluruh hatimu karena aku jelas tidak tertarik untuk berbagi."
Taemin mengangguk. Membiarkan tubuhnya ditarik dan didekap erat prianya sembari bergoyang ke kanan dan ke kiri.
"Cha, sudah sampai. Berhenti berdrama kalian berdua. Aku mendengarnya jadi mual sendiri."
Minho mendengus mendengar manager-nim bersuara dari kursi depan. Meski enggan ia lepas dekapannya pada tubuh Taemin.
"Lihat, fansmu menunggumu."
Pendar cokelat Taemin beredar. Kagum sendiri melihat banyaknya fans yang berkerumun. Ia terharu sekaligus cemas. Semoga para fansnya sehat-sehat saja setelah ini.
"Taemin-ah.."
Taemin menoleh. Berhadapan langsung dengan ponsel Minho yang sudah diangkat prianya dengan tinggi.
"Hyung, aku belum bersiap."
Minho menempelkan hidungnya pada pucuk hidung Taemin, gemas.
"Kau tetap menawan, oke?"
Taemin bersemu. Ia berdehem sebelum akhirnya memerintah prianya untuk mengambil gambar. Kali ini dengan angle dan pose yang lebih baik.
"Serius? Kalian masih ingin melanjutkan dramanya?"
Di depan mereka, managernim sudah melepas sabuk pengamannya untuk bersiap turun. Ketara sekali jengah pada aksi keduanya.
"Makanya Hyung cari kekasih. Agar tau rasanya bagaimana akan ditinggal."
Taemin terkekeh, ber-high five ria dengan Minho yang sudah tertawa lebar.
"Ck. Pasangan ini. Bersembunyilah Choi, aku tidak mau fans kalian tau kau juga ada disini."
Setelah manager Hyung turun, rangkai tangan Minho kembali meraih rangkai tangan Taemin, "Jaga dirimu baik-baik." Sebelum mengecup punggung tangan Taemin sebuah bisikan lembut mengalun keluar dari belah bibirnya, "Aku mencintaimu, Lee."
Taemin bersemu. Rangkai tangannya segera ia tarik untuk memperbaiki letak masker pada wajahnya. Diikuti Minho yang juga memperbaiki letak masker dan topinya.
"Aku akan segera kembali. Tunggu aku."
Tepat sebelum pintu mobil terbuka. Taemin melepas kecupannya pada belah bibir Minho yang tertutup masker.
"Aku mencintaimu, Hyung."
***
Chap paling panjang sebagai pembuka gumpalan permen kapas LDR 2min bagian kedua.
Comeback safely, Maknae!
KAMU SEDANG MEMBACA
2MIN #FlirtFic
ФанфикApa itu permen kapas? Hanya sebuah gulungan permen ringan yang sangat manis. Eh, tapi tidak semanis Lee Taemin. Ketika prinsip Seorang Choi Minho tidak lagi hanya Taemin for life! Tapi juga keju for life! Tidak ada ranah dewasa. Hanya saja kamu pe...