"Hey, Lee Taemin."
Taemin menoleh. Alisnya terangkat ke arah Minho yang sedang duduk di sofanya dan memandangnya lekat.
"Coba kosongkan isi kantongmu."
Kali ini Taemin membawa tubuhnya untuk mendekat ke arah Minho. Dua cangkir teh hangat ikut serta dalam genggamannya.
"Apa? Kau kehilangan sesuatu?"
"Tidak, aku pikir kau sudah mencuri hatiku."
Taemin mendesah. Diletakkannya cangkir teh hangat Minho dengan kasar di atas meja.
"3 bulan, Hyung. Dan kau memilih kalimat itu sebagai sapaanmu?"
Minho terkekeh. Sejujurnya Minho sudah sadar diri ia tidak akan diterima dengan baik oleh Taemin malam ini. Apalagi mengingat sedang terjadi pandemi dan anjuran isolasi diri yang sedang menggema di negaranya.
"Aku merindukanmu."
Kali ini Taemin membalik tubuhnya agar berhadapan dengan Minho. Pendar cokelatnya menatap iba Minho yang sudah memasang wajah anjing terbuang versinya sendiri. Terlihat imut? Tidak. Menyedihkan malah.
"Wajahmu memang selalu sejelek itu ya, Hyung?" celetuk Taemin dengan wajah yang kali ini menghina.
Minho mendengus. Tubuhnya ia tubrukan ke arah Taemin dan memeluk perutnya erat.
"Kau tau, jika bintang jatuh setiap kali aku memikirkanmu. Pasti langit malam ini sudah kosong tanpa bintang."
Taemin meringis. Menjambak surai Minho sekali lalu menepuknya dua kali.
"Aku merindukanmu sampai segitunya, tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
2MIN #FlirtFic
FanfictionApa itu permen kapas? Hanya sebuah gulungan permen ringan yang sangat manis. Eh, tapi tidak semanis Lee Taemin. Ketika prinsip Seorang Choi Minho tidak lagi hanya Taemin for life! Tapi juga keju for life! Tidak ada ranah dewasa. Hanya saja kamu pe...
